Ruwet, Warga Joho Condongcatur Tolak Pemasangan Tiang Jaringan Internet

SLEMAN, BERNAS.ID – Warga Padukuhan Joho, Condongcatur, Sleman menolak pemasangan tiang jaringan internet di wilayahnya. Penolakan ini terjadi karena sudah banyaknya tiang jaringan internet berbagai provider di wilayahnya.
Dalam pantauan Bernas.id, misalnya di Jalan Getsemani, Padukuhan Joho, beberapa tiang jaringan internet ditanam seperti berkelompok, bahkan bisa sampai 4-5 tiang dalam satu titik. Kelompok-kelompok tiang dalam satu titik ini akan terlihat di sepanjang Jalan Getsemani.
Hal yang sama juga terlihat di Jalan Sengkan Raya dan Jalan Kaliurang, wilayah Padukuhan Joho. Bahkan, karena saking banyaknya kabel fiber optik yang dipasang, malah terlihat tampak ruwet dan tidak rapi dipandang mata. Dikatakan Ketua RT 5 Sengkan, Masahat, beberapa tiang ditanam ke jalan kampung yang sempit dan masuk ke halaman rumah warga.
Dukuh Joho, Retnaningsih mengatakan faktor-faktor ketidaknyamanan yang membuat warga Padukuhan Joho, Condongcatur, Sleman membuat kesepakatan untuk menolak adanya pemasangan tiang jaringan internet lagi. Bahkan, provider yang terakhir masuk ke wilayahnya memasang tiang pada pukul dua malam dini hari di sekitaran Pasar Kolombo, Condongcatur. “Inilah juga yang dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat Padukuhan Joho,” jelasnya, Jumat (12/3/2021).
Di Jalan Getsemani, Retnaningsih menyebut bahkan ada tiang jaringan yang akan ambruk, tapi bukannya diperbaiki malah diberi tiang jaringan yang lain ditanam miring untuk menyangganya. “Hal-hal seperti itulah juga membuat masyarakat Joho menjadi heran sehingga menolak adanya penambahan tiang jaringan internet dari provider lain. Seperti tidak ada rasa peduli ke masyarakat,” tuturnya.
Retnaningsih juga menduga tidak adanya rencana tata ruang yang baik saat akan menanam tiang jaringan internet. Ia merasakan adanya tindakan seenaknya sendiri di wilayahnya. “Kami itu ada rencana perbaikan jalan untuk dibuat lebih bagus dan dibuat drainase, tapi tidak bisa karena ada tiang-tiang di pinggir jalan tersebut,” ujarnya.
Ia mengakui dari pihak provider yang paling akhir ingin memasang tiang jaringan internet sudah melakukan sosialisasi dengan warga, tapi warga kompak sepakat menolak. Tanggal 22 Februari lalu, pihak provider kembali ingin memasang tiang, tapi lagi-lagi diminta pergi oleh warga sehingga batal kembali.
Bahkan, tanggal 1 Maret, pihak provider datang kembali dengan pengawalan aparat. Pekerja sudah menggali lubang, lalu sempat terjadi ketegangan karena warga dan RT menghadang sehingga akhirnya tidak jadi kembali.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Sleman, Taufiq Wahyudi akan membicarakan persoalan tiang internet di Padukuhan Joho dengan Kapanewon Depok. ?Masih kami pertimbangkan, itu sama seperti reklame, rumija (ruang milik jalan-red) yang sebenarnya bisa digunakan untuk itu (menanam tiang jaringan internet-ref),? katanya.
Taufiq menyadari pemasangan yang sembarangan khususnya di depan rumah akan mengganggu warga. Ia pun berpendapat sebaiknya pemasangan tiang jaringan internet difasilitasi Pemda DIY, misal disediakan satu titik untuk digunakan berbagai provider.
Untuk persoalan di Padukuhan Joho, Taufiq menyebut pihaknya akan mengecek perizinan tiang jaringan internet karena baginya mesti ada yang berizin dan ada yang tidak. Lalu, pihaknya akan melakukan diskusi di tingkat kapenewon. ?Kalau memang tidak ada solusi mau tidak mau izinnya kami cabut,? tuturnya. (jat)