Hari Lahir Pancasila, PKS Tidak Ingin Pancasila Hanya Jadi Jargon

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Silaturahmi kebangsaan yang telah digagas oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sejak bulan Ramadhan lalu, kemudian diikuti oleh semua DPW PKS se-Indonesia, membawa pesan penting. Semangat persatuan harus dikedepankan dalam menghadapi semua persoalan bangsa.
Perbedaan suku, bahasa, agama dan pilihan politik adalah sebuah keniscayaan. Semua perbedaan itu dirajut dengan semangat saling menghormati dan saling menghargai yang dilandasi oleh semangat Persatuan, dan Persatuan adalah ruh dari Pancasila.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka Silaturahmi Kebangsaan kepada para tokoh masyarakat, ormas keagamaan dan tokoh lembaga perempuan se DIY. Pada tanggal 1 Juni 2021 mengadakan acara Syawalan yang diadakan secara terbatas dihadiri 50 peserta yang terdiri dari Pengurus DPP BPW Jatijaya, DPTW PKS DIY, pengurus harian DPW dan Ketua DPD PKS se DIY.
Acara ini disiarkan langsung melalui kanal Youtube PKSTV Jogja sehingga bisa disimak oleh semua anggota PKS DIY dan masyarakat secara luas. Hikmah Syawalan disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Dr.H.M. Hidayat Nur Wahid.
Bersamaan dengan peringatan lahirnya Pancasila 1 Juni ini PKS DIY yang diwakili oleh Ketua DPW PKS DIY H.M. Agus Mas'udi, ST menyatakan 3 poin, yang pertama berharap menjadi momentum bersatunya seluruh komponen bangsa untuk betul-betul mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca Juga : Mardani Ali Sera: Usut Tuntas Penyebar Data Masyarakat
“PKS tidak ingin Pancasila hanya menjadi jargon semata, bahkan menjadi alat untuk memukul komponen bangsa yang berbeda pendapat,” ujarnya, Selasa (1/6/2021).
Yang kedua, meminta Pemerintah Pusat dan daerah untuk kembali fokus dan lebih serius mengurai keruwetan persoalan bangsa ini mulai dari penanganan wabah covid-19 yang belum mereda hingga persoalan ekonomi dan dampak sosialnya. “Upaya memutus mata rantai penularan covid-19 belum berhasil. Angka positif covid-19 pada tanggal 30 Mei 2021 masih ada penambahan 6.115 kasus positif, di DIY saja ada 211 kasus baru. Sedangkan indikator ekonomi nasional dengan pertumbuhan ekonomi minus 0,74% dan inflasi 0,13% di akhir April 2021. Di DIY pertumbuhan ekonomi sebesar 6,14% dan inflasi 0,01% (terendah se Indonesia) di akhir April 2021,” tambahnya.
Yang ketiga, mendukung sikap yang telah disampaikan DPP PKS untuk menyelamatkan upaya pemberantasan korupsi dengan menolak tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK yang telah menimbulkan kegaduhan pro dan kontra di masyarakat.
“Tidak hanya menghambat upaya pemberantasan korupsi, TWK ini bermasalah dalam konten dan metodologinya karena ada materi yang ingin membenturkan Pancasila dan ajaran agama. Padahal Pancasila dan Konstitusi kita menjamin setiap warga negara untuk menjalankan ajaran agama yang dianutnya,” pungkasnya. (cdr)