YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Sebanyak 5 juta nasabah dan pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 kini masih menunggu kepastian nasib mereka.
Bahkan sampai Jumat (4/6/2021), sejumlah nasabah mendatangi kantor cabang AJB Bumiputera untuk menagih kepastian. Di Probolinggo, Jawa Timur, puluhan nasabah melakukan aksi protes dengan membawa spanduk.
Sebagai perusahaan asuransi tertua di Indonesia, AJB Bumiputera sejatinya didirikan oleh para guru dengan cita-cita luhur membangun usaha bersama.
Baca Juga: Sejarah AJB Bumiputera 1912, Berawal dari Cita-cita Guru dan Nasibnya Kini
Tapi, sebenarnya kapan dunia mulai mengenal konsep asuransi?
Mengutip Investopedia, asuransi dipakai sebagai lindung nilai terhadap risiko kerugian finansial yang mungkin timbul dari kerusakan harta benda dan bahkan kematian seseorang.
Ada banyak jenis polis asuransi, seperti mobil, kesehatan, rumah, dan jiwa. Asuransi jiwa banyak berkembang di negara-negara maju, bahkan menjadi sarana utama untuk tabungan dan investasi.
Hukum Hammurabi (Abad ke-18 SM)
Raja Babilonia Lama, Hammurabi, membuat undang-undang yang tertulis dalam prasasti kuno berukuran 2,25 meter. Ada 282 peraturan di situ, salah satunya mengatur tentang hal yang sekarang kita kenal sebagai asuransi.
Meski dikenal sebagai hukum yang kejam, dalam prasati itu tertulis tentang manajemen risiko, seperti insinyur sipil yang membangun rumah untuk seseorang dan tidak membangunnya dengan benar sehingga menyebabkan rumah itu ambruk dan membunuh pemiliknya, maka sang insinyur itu harus dihukum mati.
Jika rumah tersebut hanya merusak barang pemilik rumah, maka insinyur harus menggantinya, dan membangun kembali rumah dengan biaya sendiri.
Terkait asuransi dasar, Hukum Hammurabi menyebutkan debitur tidak perlu membayar pinjaman apabila terjadi bencana yang merugikan dirinya, seperti kecelakaan yang menyebabkan cacat, kematian, bencana banjir, dan sebagainya.
Baca juga: 3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah
Era Romawi (100 SM)
Dilansir dari ThinkAdvisor, konsep awal asuransi jiwa bisa ditelusuri dari era Romawi kuno. Seorang militer Romawi bernama Caius Marius menciptakan perkumpulan yang menangani pemakaman.
Para pasukan yang berada di perkumpulan itu akan membayar biaya pemakaman bagi rekan mereka. Orang Romawi meyakini siapa pun yang telah meninggal dunia harus dimakamkan dengan baik.
Baca Juga: AJB Bumiputera 1912: Aksi Tuntutan Nasabah, hingga Penetapan Tersangka oleh OJK
Terlepas dari status sosialnya, para pasukan yang gugur layak untuk dimakamkan dengan cara yang semestinya. Perkumpulan itu kemudian juga memberikan tunjangan kepada keluarga anggota.
Konsep ini menghilang untuk waktu yang lama setelah Kekaisaran Romawi jatuh sekitar 450 Masehi.
Konsep modern asuransi (1688)
Sebuah kedai kopi kecil di Tower Street, London, Inggris, menjadi populer di kalangan pelaut, pemilik kapal, dan pedagang. Namanya toko itu Edward Lloyd's Coffee House.
Sebagai lokasi berkumpul, kedai itu juga melayani berita pengiriman yang andal hingga akhirnya muncul asuransi kelautan. Lloyd mendapat reputasi sebagai tempat baik untuk membeli asuransi laut.
Dari situlah lahir konsep modern dari sebuah perusahaan asuransi.
Kemudian, sekelompok penjamin emisi profesional memutuskan untuk mendirikan New Lloyd's Coffee House, yang pada akhirnya berkembang menjadi Lloyd's of London.
Kelompok penjamin itu juga membentuk perusahaan untuk menawarkan asuransi kebakaran, yang sebelumnya terjadi di London, Inggris.
Mengutip Investopedia, suatu hari pada tahun 1666 terjadi Kebakaran Besar London. Api menghancurkan lebih dari 13.000 bangunan, padahal kota itu masih belum pulih dari wabah yang melanda satu tahun sebelumnya.
Baca juga: 6 Langkah Belajar Investasi dan Trading Saham dari Nol
Asuransi di AS (1752)
Perusahaan asuransi pertama di Amerika Serikat diorganisir oleh Benjamin Franklin pada 1752, dengan sebutan Philadelphia Contributionship.
Menurut Encyclopædia Britannica, perusahan asuransi jiwa pertama di koloni Amerika ketika itu adalah Presbyterian Ministers' Fund pada 1752. Pada 1820, tercatat ada 17 perusahaan jiwa di negara bagian New York.
Awal-awal, banyak perusahaan properti mengalamai kegagalan karena manajemen yang buruk, investasi spekulatif, dan distribusi yang memadai.
Baca Juga: Apakah Saya Membutuhkan Asuransi? Cek dengan Ini
Sejumlah perusahaan asuransi juga tidak berhasil setelah Kebakaran Besar Chicago pada 1871, serta kebakaran dan gempa di San Francisco pada 1906.
Setelah melewati tahun 1910, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang stabil di AS.
Asuransi terus mengalami perkembangan di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Bahkan asuransi tertua di Tanah Air dibentuk pada 1912, ketika Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda (PGHB) membentuk usaha bersama.
Ide itu berasal dari kegundahan atas keterbatasan modal ekonomi bagi PGHB. Sebagai usaha bersama, pemegang polis adalah pemegang saham perusahaan.
Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal