Berita Nasional Terpercaya

Ramai soal Situs Pemkab Magelang Muat Data Pribadi Warga, Bagaimana Keamanan Digital Kita?

BERNAS.ID – Masih ingatkah Anda dengan isu dugaan kebocoran data pribadi 279 juta penduduk Indonesia di internet beberapa waktu lalu?

Data itu dijual secara online di forum hacker Raid Forums dan bahkan tersedia 1 juta data yang diberikan oleh pelaku secara cuma-cuma. 

Pekan lalu, Polri menyatakan data tersebut diduga keras berasal dari bocornya data kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Disebutkan data yang bocor mencakup nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, email, alamat, hingga gaji.

Belum tuntas pengusutan tentang kasus tersebut, Twitter diramaikan dengan open data Pemerintah Kabupaten Magelang, yang memuat data pribadi warganya.

Seorang netizen dengan akun @Vidyanbanizian mengunggah foto data penduduk beserta nomor Kartu Keluarga dan NIK, yang berasal dari situs magelangkab.go.id. Kicauannya mendapat lebih dari 2.000 suka dan re-Tweet sekitar 1.100 kali.

“Magelang keren banget melaksanakan open data. Salah satu fitur unggulan open data adalah bisa digunakan untuk melakukan pinjaman online ilegal,” cuitnya pada Minggu (6/6/2021).

Baca Juga: Deputi KSP Minta Dugaan Data 279 Juta Penduduk Indonesia yang Bocor Diusut Tuntas

Pantauan Bernas.id pada Senin (7/6/2021) pukul 06.33 WIB, data pribadi penduduk tersebut sudah tidak bisa diakses lagi.

Masalah open data ini juga diunggah oleh akun @txtdrMagelang, yang kemudian mendapat tanggapan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Magelang melalui cuitan di Twitter.

“Kami mohon maaf atas kesalahan data yang terunggah. Permasalahan ini sudah dalam proses tindak lanjut,” tweet @kominfomagelang.

“Website open data merupakan sinergi dari berbagai pihak, kami akan terus berkoordinasi untuk segera mengusut dan menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Diskominfo Kabupaten Magelang mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati apabila menemukan penyalahgunaan data.

“Segera laporkan kepada pihak berwenang. Kami berharap tidak akan ada kesalahan seperti ini lagi,” kicau Diskominfo Magelang di Twitter.

Keamanan digital

Terkait kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia, Cyber Security Researcher & Consultant Teguh Apriyanto mengajak warga untuk memeriksa data diri pada halaman periksadata.com/bpjs.

“Saya dan tim @periksadata sedang menyiapkan gugatan terkait bocornya 279 juta data BPJS Kesehatan dan ingin mengajak teman-teman untuk ikut ambil sikap,” kicaunya.

Dalam situs tersebut, masayarakat dapat memeriksa apakah data pribadinya masuk dalam 1 juta data yang jadi sampel gratis.

Saat tim Bernas.id mencoba memasukkan nomor BPJS Kesehatan melalui halaman periksadata.com/bpjs, ternyata data pribadi tidak termasuk dalam 1 juta data itu.

“Data kamu tidak termasuk di dalam sampel yang diberikan oleh pelaku sebanyak 1 juta data,” tulis situs tersebut.

“Tapi kemungkinan data kamu ikut bocor bersamaan dengan 279 juta data anggota BPJS lainnya,” lanjutnya.

Namun apabila termasuk pada 1 juta data sampel, masyarakat diminta untuk mengisi data lebih lanjut.

“Data yang kamu kirimkan di halaman tersebut hanya digunakan untuk keperluan gugatan dan juga pemberian kuasa kepada kami, tim @periksadata,” kicau Teguh dalam akun Twitter-nya @secgron.

Pakar Ilmu Komunikasi Digital dari FISIPOL UGM sekaligus Koordinator Nasional Jaringan Pegiat Literasi Digital (Jepelidi) Nobi Kurnia mengatakan perlunya untuk menciptakan keamanan digital yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dari semua pihak.

“Kita nggak mungkin sendirian melakukan aman di media digital,” ucapnya, seperti dikutip dari website resmi UGM.

Menurutnya, ada tiga agenda dalam menciptakan keamanan digital, antara lain melaksanakan literasi aman digital, melakukan pendampingan aman digital, serta melaksanakan dan memperkuat penegakan hukum untuk aktivitas di dunia digital .

Ketiga agenda tersebut membutuhkan kolaborasi dari pemerintah/lembaga hukum, media/paltform digital, industri/pengelola data pribadi, perguruan tinggi, komunitas, lembaga bantuan hukum, dan pengguna media digital.

“Kebocoran data itu bisa dilindungi kalau seluruh kolaborasi tadi, aktornya, itu sadar bahwa data penting itu harus dijaga dan dilindungi,” imbuhnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.