Berita Nasional Terpercaya

Setiap Warga Jogja Jadi Subjek Pencegah Covid-19

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk menjadi subjek yang meminimalisir penyebaran Covid-19 DIY. Adanya kerjasama dari masyarakat, akan membantu kinerja Pemerintah meminimalisir penularan Covid-19.

“Semua tergantung dari kita sendiri-sendiri. Kita bisanya hanya mengambil kebijakan, berbuat sesuatu mengkonsolidasikan kesehatan masyarakat. Kalau masyarakat menganggap enteng, ya kita juga kesulitan menindaklanjuti penularan,” ujar Sultan di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga : Muncul Dua Kluster Padukuhan, Sultan Menegur Pemkab Sleman

Dalam rapat terbatas (ratas) penanganan Covid-19 secara daring, Sri Sultan juga menyampaikan kasus positif di Yogyakarta mencapai puncaknya dengan angka 638 kasus pada hari Sabtu (19/06/2021). Menurutnya, angka tersebut menjadi paling tertinggi selama pandemi Covid-19 di Yogyakarta.

Sri Sultan juga menyebut penambahan kasus positif berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) baik isolasi maupun ICU di RS Rujukan Covid-19. “Disampaikan Menteri Kesehatan, updatenya BOR itu 75%. Tapi dari kondisi tadi pagi, berubah. Setelah perkembangan kita ada di angka 65,44%. Kenapa turun? Karena dari kondisi jumlah bed, yang tadinya 941, dengan kenaikan yang ada, sekarang bed yang ada menjadi 1.224, sudah tambah 30% bed yang ada khusus untuk Covid,” jelasnya.

Ia menyampaikan penambahan bed itu dilakukan di RSUP Sardjito dan RSPAU Hardjolukito. “Kami berharap masyarakat sadar untuk menjaga dirinya sendiri dan itu otomatis akan bermanfaat bagi orang lain. Tanpa kesadaran seperti itu, kita tidak akan bisa menurunkan, ya fluktuatif terus,” ujarnya.

Terkait kebutuhan tenaga kesehatan yang merawat, Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji seusai agenda Ratas menuturkan bahwa tenaga kesehatan (nakes) tetap berasal dari rumah sakit yang bersangkutan. “Nakes yang tadinya merawat pasien regular, menjadi merawat pasien Covid-19. Masing-masing rumah sakit punya angka masing-masing,” katanya. 

Nakes yang merawat pasien regular itu, lanjut Aji, sebelumnya juga merawat pasien Covid-19. “Sekarang kasus naik lagi, maka dipindahkan lagi untuk merawat pasien Covid-19,” tuturnya. (jat

Leave A Reply

Your email address will not be published.