Kasus Makin Merebak, Indonesia Mendekati Puncak Gelombang Kedua Covid-19?
BERNAS.ID – Kasus Covid-19 semakin menggila di sejumlah kota di Tanah Air, bahkan pembatasan mobilitas di 10 titik di Jakarta mulai terapkan pada Senin (21/6/2021) malam.
Di sisi lain, pemerintah juga diharapkan mulai memperketat protokol kesehatan di transportasi umum dan fasilitas publik lainnya untuk mencegah penularan virus.
Kembali meningkatnya jumlah penderita Covid-19 kemudian memunculkan pertanyaan, apakah mungkin Indonesia sedang mendekati puncak dari gelombang kedua Covid-19?
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr. Sally Aman Nasution, SpPD mengatakan jika melihat grafik data, apa yang terjadi saat ini mirip dengan gelombang kedua Covid-19.
Baca Juga: Indonesia Punya 104 Juta Vaksin Covid-19, Perhimpunan Dokter Desak Percepatan Vaksinasi
“Kalau lihat grafiknya, mirip second wave. Walaupun yang kemarin turun, tapi ini naiknya cepat sekali. Namun, ada pengaruh varian baru yang juga besar,” katanya kepada Bernas.id.
Seperti diketahui, varian virus corona Delta telah membuat penyebaran penyakit semakin cepat. Varian delta B.1.617.2 itu pertama kali ditemukan di Maharashtra, India, pada Oktober 2020.
Sejak itu, varian tersebut menyebar ke seluruh dunia. Mengutip dari Deutsche Welle, para ahli belum mengetahui fungsi sebenarnya kenapa virus ini melakukan banyak mutasi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia, varian delta telah terdeteksi di lebih dari 80 negara. Di Indonesia, varian Delta telah mendominasi penularan kasus Covid-19 di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta.
“Kalau kita lihat data, di daerah yang angkanya melonjak tinggi, itu ternyata ada varian delta yang terdeteksi. Jadi memang sudah ada di tengah-tengah kita,” tutur dr. Sally.
Varian delta akan membuat penderita memiliki gejala yang berbeda dengan gejala Covid-19 yang selama ini kita ketahui. Banyak dari pasien mengeluhkan sakit pencernaan dan hanya sedikit orang yang mengalami demam.
Lebih jauh lagi, virus dengan varian delta ini tidak hanya menyerang pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid, melainkan juga menyerang anak muda.
“Orang muda ada yang terkena juga. Masalahnya angka penularannya jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Makanya kemarin kami minta pembatasan mobilitas,” ucapnya.
Sally mengatakan, pemerintah harus segera menerapkan pembatasan pergerakan masyarakat, baik berupa lockdown, karantina wilayah, dan sebagainya, mengingat varian delta memiliki kemampuan penularan yang jauh lebih tinggi.
Pembatasan Mobilitas
Di Jakarta, Polda Metro Jaya bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan pembatasan mobilitas yang terkonsentrasi di 10 titik, yang berlaku setiap hari mulai pukul 21.00-04.00 WIB.
10 titik tersebut adalah Bulungan, Kemang, Gunawarman dan Senopati, Sabang, Cikini Raya, Jalan Asia Afrika, BKT, Kawasan Kota Tua Boulevard Kelapa Gading, dan PIK.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membuka opsi pemberlakukan lockdown, apabila angka positif Covid-19 tidak bisa dikendalikan.
“Karena kita kan sudah bicara mengontrol di RT/RW, kalau gagal ya mau apa lagi. Kita belum bisa cari jalan keluar, satu-satunya cara ya lockdown,” kata Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Secara nasional, pemerintah telah mengeluarkan aturan baru untuk memperketat operasional pusat perbelanjaan, seperti mall, pasar tradisional, dan lainnya, yang hanya diperbolehkan buka hingga pukul 20.00.
Baca Juga: Lockdown di DIY Akan Dilakukan Jika Angka Positif Tak Terkendali Lagi
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro ini mulai berlaku pada Selasa (22/6/2021) hingga 5 Juli. Selain itu, pengunjung dibatasi paling banyak 25% dari kapasitas.
Sebagai informasi, jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi pada Senin (21/6/2021) mengalami penambahan sebanyak 14.536 kasus, atau yang tertinggi sejak awal virus ini merebak.
Secara rinci, laporan dari Kementerian Kesehatan menyebutkan total konfirmasi positif sejak awal pandemi di Indonesia tembus 2.004.445 kasus, pasien sembuh bertambah 9.233 menjadi 1.081.761, dan pasien meninggal dunia bertambah 294 menjadi 54.956.