Berita Nasional Terpercaya

Ada Gelombang Kedua Covid-19, Bagaimana Nasib Wisata Vaksin?

0

BERNAS.ID – Melesatnya kasus Covid-19 di Indonesia mengundang banyak orang untuk mulai daftar vaksin. Meski begitu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya masih kewalahan menangani pasien yang membludak.

Rekor demi rekor kasus terkonfirmasi virus corona pun kerap memenuhi berita utama. Varian baru Covid-19 menyebabkan laju penularan lebih cepat dan mudah.

Kini, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut Indonesia telah memasuki second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus.

Dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021), lonjakan puncak kedua ini lebih tinggi dari yang pertama. Tercatat, puncak pertama kasus Covid-19 sebanyak 89.902, sementara pada puncak kedua jumlahnya mencapai 125.396 secara mingguan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Masih Melonjak, Pemerintah Siapkan PPKM Darurat

“Ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Secara rinci, pada fase pertama diperlukan waktu 13 minggu dari kasus terendah hingga mencapai puncak, dengan besaran peningkatan 283%.

Sementara pada fase puncak kedua ini, kenaikan kasus Covid-19 mengalami kenaikan 381% dalam enam minggu. Padahal, sebelumnya kasus Corona di Indonesia menurun hingga 244% dari puncak pertama selama 15 pekan.

Selain itu, pemerintah telah mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat di Jawa dan Bali yang berlaku di 121 kabupaten/kota mulai 3-20 Juli 2021. Keputusan ini diambil untuk menanggapi lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Beberapa pengetatan aktivitas dalam PPKM Darurat ini mencakup kegiatan perkantoran hingga 100% work from home (WFH) untuk sektor non-esensial, dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.

Baca Juga: Mengenal Wisata Medis dan Potensinya di Indonesia

Di sisi lain, beberapa waktu lalu pemerintah telah mencanangkan wisata vaksin ke Bali. Wisatawan domestik menjadi target utama pada program ini.

Secara umum, wisata vaksin adalah perjalanan ke destinasi wisata untuk berlibur, sekaligus mendapatkan vaksin Covid-19.  Bekerja sama dengan biro perjalanan wisata TX Travel, pemerintah berharap bisa menggerakan pariwisata Bali yang tertekan akibat pandemi.

Paket wisata itu menawarkan liburan selama 14 hari di Bali. Para pelancong itu akan menginap di hotel bersertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability).

TX Travel menawarkan beragam pilihan paket wisata vaksin di Bali mulai harga Rp4,6 juta hingga Rp6,9 juta, sudah termasuk transportasi dari bandara-hotel-bandara, vaksin, sarapan, dan menginap di hotel.

Namun, dengan adanya lonjakan kasus Covid-19, bagaimana nasib wisata vaksin ini?

Kepada Bernas.id, Pemilik TX Travel Anton Thedy mengaku situasi saat ini berbeda dengan waktu ketika program ini dicanangkan. Belum lagi, banyak dari travel agent yang akhirnya mundur karena keadaan sekarang yang tidak memungkinkan.

“Bisa dibayangkan ya, pada waktu 10 hari yang lalu, ketika dicanangkannya wisata vaksin ini, semua pihak dalam keadaan bersemangat. Kenapa? karena penularan virusnya tidak setinggi sekarang,” ujarnya, Rabu (30/6/2021).

“Tapi dalam minggu ini rekor-rekor baru (Covid-19) tercapai dan confirm sekarang gelombang kedua melanda Indonesia. Ini kan menjadikan situasi yang berbeda,” lanjutnya.

Selain situasi yang penuh ketidakpastian, wajib tes PCR ke Bali mulai diterapkan mulai Rabu (30/6/2021). Artinya, penumpang pesawat dengan tujuan Bali tidak bisa lagi menggunakan tes Covid-19 berbasis GeNose maupun rapid antigen.

Baca Juga: ADWI, Momen Kebangkitan Pariwisata dari Desa di Masa Pandemi

Hal itu membuat perjalanan ke Bali semakin mahal. Ada juga PPKM Darurat di Jawa-Bali mulai 3-20 Juli 2021, yang tentu menjadi hambatan bagi pariwisata Bali.

“PPKM akan di Jawa-Bali berarti yang tidak punya keperluan, tidak usah terbang, tidak usah keluar rumah. Ini akan memberikan hambatan untuk datang ke Bali, apalagi vaksin. Jadi mungkin mereka menunda,” katanya.

Meski begitu, dia mengajak agen perjalanan lain untuk tetap berdiri teguh membantu wisata karena apabila wisata vaksin terus berjalan, akan terjadi kebangkitan pariwisata Bali.

“Bali ini kehidupannya adalah pariwisata. Semua orang kehidupannya tersangkut dengan pariwisata sehingga penduduknya sangat welcome,” imbuhnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.