Berita Nasional Terpercaya

Sultan Minta Pasien Isoman Bergejala Diangkut ke Rumah Sakit

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Pemantau Pasien Isoman untuk mengakut pasien yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) dalam kondisi bergejala atau rumahnya tidak memenuhi untuk isoman ke shelter atau rumah sakit. Pernyataan tersebut dilontarkan menanggapi tingginya angka kematian pasien isoman.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, total jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan selama 1-25 Juli lalu sekitar 2.000-an jenazah. Dari jumlah tersebut yang meninggal saat isoman ada 639 jenazah.

Sultan mengungkapkan kesedihannya karena banyak pasien meninggal saat isoman. Padahal ia sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur yang didalamnya mengatur bagi pasien yang positif untuk menjalani isolasi di rumah sakit atau shelter terutama bagi rumahnya yang tidak memenuhi syarat untuk isoman, milsanya dalam satu rumah hanya ada kamar mandi satu sehingga digunakan oleh yang positif maupun keluarga yang negatif sehingga rentan menular.

“Kalau tidak punya dua kamar mandi mestinya harus isolasi (di shelter) yang kita sediakan. Kedua untuk obat, vitamin, makan dan sebagainya di tempat isolasi yang kita sediakan ditanggung Pemda, tapi maunya di rumah sendiri, sedangkan di rumah sendiri tak ada pengawasan. Fakta yang terjadi dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan lebih parah. Akhirnya korban itu jadi besar,” kata Sultan, Rabu (28/7/2021).

Dirinya berharap Satgasus Pemantauan Pasien Isoman untuk segera beroperasi mengawasi pasien-pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Satgasus nanti bertugas memetakan pasien isoman dan kondisi pasien.

“Kalau diteliti positif (COVID-19 dan bergejala) dalam pertimbangan dokter (harus dibawa ke rumah sakit), angkut bawa ke rumah sakit. Kalau yang menengah (gejala sedang) angkut ke shelter yang disediakan, jangan tinggal di rumah,” tegasnya.

Baca juga: Sultan Minta Vaksinasi di DIY Dikebut

Sultan mengaku sudah membentuk Satgasus Pemantauan Isoman yang bekerjasama dengan fakultas kedokteran di perguruan tinggi. Saat ini sudah ada sekitar 100 relawan yang akan bertugas untuk memantau kondisi pasien isoman. Masing-masing tim nanti beranggotakan 25 orang untuk memantau dan memverifikasi kondisi kesehatan pasien apakah masuk kategori gejala ringan, sedang, atau berat.

“Sedang atau berat pokoknya harus diangkut, tidak boleh di rumah daripada tidak ada pengawasan. Itu yang akan kita lakukan,” tegas Sultan.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan Satgasus Pemantauan Pasien Isoman hampir sebagian besar adalah tenaga medis, mulai dari dokter sampai perawat yang fungsinya membantu puskesmas melakukan pengawasan pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri. Tim tersebut di bawah komando Komandan Korem 072/Pamungkas.

“Tugas pokok dan fungsinya mendampingi puskesmas dalam rangka merawat pasien isoman,” kata Aji.

Lebih lanjut ia mengatakan tidak semua pasien yang menjalani isoman nanti yang diminta untuk pindah ke rumah sakit atau shelter yang disediakan karena memang kapasitas shelter juga terbatas. Sementara total pasien yang menjalani isoman saat ini jumlahnya sekitar 26.000-an.

Menurut dia, pasien yang diminta untuk pindah ke shelter dan rumah sakit adalah pasien yang bergejala sedang dan berat dan pasien yang rumahnya tidak memungkinkan sebagai tempat isolasi.

“Kita akan saring nanti, kalau rumah tak memenuhi syarat (sebagai tempat isolasi) dan pasien punya gejala (diminta pindah ke shelter atau rumah sakit),” tandasnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.