Informasi Kartu Prakerja Gelombang 2021 Lengkap Ada di Sini
Informasi Prakerja 2021 lebih lanjut dan mendalam tentang program Prakerja di masa pandemi Covid-19 dapat Anda baca secara lengkap dan detail di sini.
Program Kartu Prakerja adalah program pelatihan online yang bertujuan meningkatkan daya saing dan kompetensi pesertanya. Program Kartu Prakerja diluncurkan secara resmi pada tanggal 11 April 2020.
Seiring dengan perkembangan pandemi Covid-19, tujuan program Prakerja ditambah sebagai program bantuan sosial. Tujuan penambahan program adalah untuk menghindari terjadinya penurunan kemampuan konsumsi masyarakat.
Sasaran utama Kartu Prakerja adalah masyarakat yang mengalami efek langsung pandemi Covid-19 dan tidak mendapat bansos reguler. Dengan 2 tujuan utama itu tadi, maka Kartu Prakerja diharapkan mampu menjangkau kurang lebih 5,6 juta masyarakat Indonesia.
Program Kartu Prakerja sendiri disiapkan oleh pemerintah sejak tahun 2019. Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat program ini harus mengalami beberapa perubahan program. Sehingga hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan persiapan, program Prakerja diluncurkan di bulan April 2020.
Dengan berbagai kondisi tersebut, maka tidak heran ada beberapa masalah yang terjadi selama proses gelombang demi gelombang Prakerja berlangsung. Hal ini direspon pemerintah dengan melakukan beberapa penyesuaian sebagai bagian dari evaluasi Prakerja.
Salah satu masalah Prakerja adalah program ini dilakukan secara online dan dalam kondisi pandemi Covid-19. Artinya, pendaftaran Prakerja online, aktivitas pelatihan Prakerja online, dan aktivitas administrasi Prakerja juga dilakukan online. Dari daftar online Prakerja hingga ke pelatihan online membuat banyak pihak khawatir dengan pencapaian atas tujuan peningkatan kompetensi peserta Prakerja. Lebih jauh lagi, ada yang mengkhawatirkan insentif Prakerja digunakan belanja online produk-produk non-esensial.
Masalah kedua adalah soal penyaluran bansos yang juga dilakukan secara online. Caranya dengan transfer ke rekening bank peserta Prakerja atau ke dompet digital peserta. Sayangnya, ada celah di metode transfer bansos.
Celah itu berupa sasaran bansos yang merupakan warga miskin dan masyarakat berpendidikan rendah memiliki masalah kompetensi digital. Sehingga mengalami kesulitan untuk mengakses berbagai fasilitas Prakerja yang dilakukan secara online.
Untuk itu, pembahasan lebih lanjut dan mendalam tentang program Prakerja di masa pandemi Covid-19 dapat Anda baca secara lengkap dan detail di sini.
Covid-19 dan Latar Belakang Program Kartu Prakerja Hadir di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami efek negatif pandemi Covid-19.
Kondisi Indonesia di masa pandemi Covid-19 sangat terasa di bidang ekonomi. Berbagai himpitan ekonomi yang dirasakan masyarakat sangat menekan.
Sejumlah kondisi ekonomi yang dirasakan masyarakat tidak bisa lepas dari aktivitas pemerintah menghentikan penyebaran Covid-19.
Berbagai pembatasan operasional membuat banyak perusahaan dan pelaku usaha Indonesia.
Pembatasan operasional dalam rangka social distancing, yang diresmikan dengan nama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat banyak pihak dalam berbagai sektor mengalami efek negatifnya.
PSBB tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2020. Peraturan ini bertujuan untuk mempercepat dan mengkonsolidasikan pemulihan situasi dan kondisi Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.
Kerugian ekonomi Indonesia akibat PSBB dapat dilihat secara kasat mata. Terbatasnya mobilitas masyarakat dan menurunnya daya beli. Penurunan operasional bisnis bisa dilihat di sektor transportasi, kuliner, pariwisata, dan lain sebagainya.
Kondisi ekonomi yang kacau karena pandemi Covid-19 ini jadi salah satu latar belakang utama adanya program Prakerja.
Selain faktor tersebut, masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kehadiran program Prakerja di tahun 2020. Beberapa situasi dan kondisi yang jadi latar belakang itu adalah:
a. Indonesia berada dalam posisi menikmati bonus demografi hingga tahun 2030. Sayangnya, bonus demografi itu harus berhadapan dengan kondisi produktivitas usia tenaga kerja yang rendah. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) di tahun 2019, sekitar 90% angkatan kerja di Indonesia belum pernah mendapatkan pelatihan bersertifikat. Sebagai tambahan informasi, bonus demografi adalah kondisi saat penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
b. Dari segi permintaan, tenaga penjualan, administrasi, general affair, dan tenaga keuangan adalah posisi yang paling banyak dicari. Sayangnya, apa pun jenis profesi dan sektornya, para angkatan kerja Indonesia dituntut untuk memiliki penguasaan soft skills, hard skills dan berpikir logis di luar kemampuan utamanya.
c. Dibutuhkan program pemerintah untuk mengurangi skill gap di seluruh level angkatan kerja di Indonesia. Program pemerintah ini harus bersifat melengkapi program pelatihan pemerintah lain yang sudah eksis. Juga bersifat memberi bantuan pendanaan pelatihan secara langsung untuk menyelesaikan pelatihan yang dijalani.
d. Program pemerintah tersebut dipayungi oleh Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 yang kemudian diturunkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25 Tahun 2020. Berdasarkan peraturan tersebut, program Kartu Prakerja dimulai pendaftarannya pada 11 April 2020. Selanjutnya, Presiden Jokowi melakukan penyesuaian Prakerja dengan payung hukum Peraturan Presiden Nomor 76 tahun 2020.
e. Seiring dengan berjalannya masa pandemi COvid-19, besaran pendanaan pasca-pelatihan dinaikkan jumlahnya untuk membantu kemampuan konsumsi masyarakat. Secara langsung, program Prakerja bermetamorfosis jadi bagian penting program perlindungan sosial pemerintah. Dengan begitu, ada 2 tujuan utama Prakerja, yaitu peningkatan kompetensi peserta dan perlindungan sosial. Akhirnya, Prakerja bersifat semi-bantuan pemerintah di bidang sosial.
f. Program Prakerja dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang berusia minimal 18 tahun dan tidak sedang berstatus menjalani proses pendidikan formal. Secara prinsip, peserta Prakerja adalah kelompok buruh, wiraswasta, pencari kerja, korban PHK, lulusan SMA/sederajat, dan semacamnya.
g. Ekosistem kerja sama dibangun oleh pihak manajemen program Prakerja. Caranya dengan menyatukan sejumlah lembaga negara, kementerian, dan pelaku usaha.
h. Terdapat 1.701 pelatihan yang dihadirkan 150 lembaga pelatihan. Semua jenis pelatihan tersebut dapat diakses di 7 platform digital. Ditambah juga dengan 5 perusahaan keuangan yang jadi fasilitator rekening bank/dompet digital bagi peserta.
i. Setiap pelatihan Kartu Prakerja melewati asesmen berlapis dari pihak ketiga yang bersifat independen. Lebih jauh lagi, kualitas dan penyelenggaraan tiap pelatihan dievaluasi oleh para ahli yang bersifat independen.
j. Program Prakerja memberikan independensi pada peserta untuk memilih jenis pelatihan, lembaga penyedia pelatihan, e-commerce/platform digital, dan akun bank/dompet digital. Selain itu, peserta juga berhak untuk memberikan ulasan dan rating pada tiap pelatihan yang sudah diambil.
k. Sepanjang tahun 2020 (April-Desember), sudah ada 43,8 juta orang yang mendaftarkan diri sebagai peserta pelatihan. Dari jumlah sebanyak itu, sudah ada 5,5 juta orang jadi peserta program Kartu Prakerja.
l. Program Prakerja adalah program inklusif. Artinya setiap orang Indonesia berhak mengakses program ini. Prakerja terbukti bisa dijangkau perempuan, lulusan SD, penyandang disabilitas, calon/mantan pekerja migran, masyarakat dari daerah tertinggal, dan berbagai jenis kategori lain yang terpinggirkan.
m. Berdasarkan data BPS tahun 2020, program Prakerja dianggap berhasil menjalankan 2 misi utamanya. Hal ini dapat dilihat dari 88,9% respons peserta yang menyatakan bahwa keterampilan kerja mereka meningkat. Sedangkan 81,2% menyatakan insentif yang diberikan digunakan untuk konsumsi kebutuhan harian.
n. Kartu Prakerja berperan dalam akselerasi misi inklusi keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan 25% peserta Prakerja berhasil memiliki rekening bank atau dompet digital untuk pertama kalinya.
o. Program Prakerja mendorong aktivitas wirausaha bagi pesertanya. Insentif yang didapatkan peserta juga digunakan untuk modal usaha. Soft skills yang didapatkan dari pelatihan Prakerja juga digunakan sebagai modal memulai usaha.
p. Prakerja merupakan dorongan bagi kebiasaan baru di era pandemi. Kebiasaan baru tersebut adalah kemampuan belajar secara daring dan mandiri. Dengan begitu, proses transformasi digital masyarakat Indonesia jadi lebih mudah dijalani.
Pekerja dan Pengangguran Indonesia: Jumlah & Pencapaian
Berdasarkan data BPS pada tahun 2019, ada 135 juta orang yang masuk usia produktif dan masuk dalam kategori angkatan kerja Indonesia. Dari 135 juta angkatan kerja tersebut, 90% sama sekali tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikat apa pun.
Dari 135 juta angkatan kerja Indonesia tersebut, 16% di antaranya berusia 25 tahun ke bawah. 44% di antara 135 juta angkatan kerja Indonesia adalah lulusan SMA ke atas. Sebanyak 55% dari 135 juta angkatan kerja Indonesia tinggal di area perkotaan.
Bagian yang menarik adalah dari 135 juta angkatan kerja Indonesia itu, ada sekitar 7 juta angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan. Lebih mudahnya, ada 7 pengangguran di Indonesia.
56% dari 7 juta pengangguran Indonesia berusia 25 tahun ke bawah. 66% dari 7 juta pengangguran Indonesia adalah pernah lulus dari bangku SMA dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kebanyakan pengangguran Indonesia, sekitar 66%, tinggal di perkotaan. Dan hampir sebagian besar pengangguran Indonesia, sebanyak 91%, belum pernah mendapatkan pelatihan bersertifikat.
Menurut data BPS, hampir setiap tahunnya ada penambahan 2,5 juta jiwa angkatan kerja baru. Kabar buruknya, data BPS ini dibuat sebelum pandemi Covid-19. Artinya, dengan asumsi penurunan operasional dan berbagai aspek di Indonesia selama pandemi COvid-19, berarti ada peningkatan penambahan angkatan kerja baru dan peningkatan pengangguran.
Data tersebut masih ditambah lagi dengan kondisi produktivitas angkatan kerja yang masih rendah. Penyebab utamanya adalah skill gap. Permasalahan skill gap ini sebenarnya bisa diatasi dengan pelatihan, workshop, dan aktivitas semacam yang berorientasi meningkatkan kompetensi pekerja.
Sayangnya, pelatihan dan orientasi menghilangkan skill gap bukan priortitas utama di mata pekerja dan perusahaan. Menurut rilis yang dikeluarkan Bank Dunia pada tahun 2018, pekerja meletakkan pendidikan atau pelatihan di prioritas terakhir.
Berbanding lurus dengan mindset pekerja, perusahaan juga tidak menjadikan pelatihan sebagai prioritas utama. Efek jangka panjangnya, sejumlah perusahaan sulit mendapatkan karyawan di level manajer.
Data dari APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) tahun 2019 menyatakan hanya sedikit perusahaan, sekitar 7,7%, yang menyisihkan budget untuk digunakan sebagai pendanaan bagi pelatihan atau pendidikan karyawannya.
Berbagai permasalahan ini membuat Indonesia memiliki produktivitas tenaga kerja per orang per tahun hanya sebatas 25 ribu US$. Jumlah ini membuat Indonesia berada di peringkat kelima di antara negara-negara Asia Tenggara. Jumlah tersebut juga terpaut cukup jauh dari Thailand yang ada di posisi keempat dengan kemampuan 31 ribu US$.
Prakerja: Akselerasi Ekonomi dan Teknologi di Masa Krisis Kesehatan
Kebijakan pemerintah menjalankan program Kartu Prakerja jadi langkah penting dan cepat menghadapi badai pandemi Covid-19. Selain untuk menghadapi kemelut kesehatan, pemerintah juga harus dihadapkan dengan ketegangan di bidang ekonomi dan tenaga kerja.
Kartu Prakerja adalah program yang dikawal langsung oleh Presiden Jokowi. Dalam satu kesempatan, ia menyampaikan bahwa, “Kartu Prakerja akan kami luncurkan untuk memberikan layanan pelatihan vokasi, meningkatkan atau memberikan pelatihan bagi yang belum bekerja, bagi yang sudah bekerja, dan akan berganti pekerjaan.”
Ambisi pemerintah dan Presiden Jokowi untuk menjalankan program Prakerja sangat terlihat di awal. Bagi pemerintah, Prakerja adalah cara meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia. Ada kolaborasi pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan super tax deduction yang diselenggarakan berbagai lembaga, kementerian, dan institusi.
Struktur Organisasi Kartu Prakerja
Bagaimana pemerintah menjalankan program Kartu Prakerja dapat dilihat dari struktur organisasi dan manajemen yang dimiliki. Program Kartu Prakerja berada di bawah sebuah lembaga bernama Komite Cipta Kerja (KCK) dengan 3 manajemen di bawahnya.
Komite Cipta Kerja adalah lembaga yang dibentuk Jokowi untuk memuluskan langkah Kartu Prakerja. Komite Cipta Kerja dipimpin oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto. Wakil ketuanya adalah Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Para anggota Komite Cipta Kerja adalah Mensesneg, Mendagri, Menkeu, Mendikbud, Menaker, Menperin, Menteri PPN/Bappenas, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung, Kapolri, Kepala BPKP, dan Kepala LKPP.
Tepat di bawah Komite Cipta Kerja, ada 3 manajemen lain yang bertanggung jawab atas program Prakerja, yaitu, Tim Pelaksana, Sekretariat Komite, dan Manajemen Pelaksana.
Baca juga: Menko Airlangga Luruskan Hoaks Terkait UU Cipta Kerja, Begini Penjelasannya
Tim Pelaksana terdiri dari pejabat eselon 1 kementerian/lembaga yang berada di struktur KCK. Tugas Tim Pelaksana adalah membantu KCK menyusun strategi kebijakan umum dan menetapkan arah kebijakan. Ada juga Sekretariat Komite yang bertugas memberikan dukungan administrasi dan tenis pelaksanaan tugas KCK.
Terakhir adalah Manajemen Pelaksana yang bertugas menjalankan program berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh KCK. Manajemen Pelaksana ini berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan bertanggung jawab penuh pada ketua KCK. Susunan direksi Manajemen Pelaksana terdiri dari:
a. Direktur Eksekutif: Denni Puspa Purbasari
b. Direktur Operasi: Hengki Mardongan Sihombing
c. Direktur Kemitraan, Komunikasi, dan Pengembangan Ekosistem: Sumarna Fathulbari Abdurahman
d. Direktur Pemantauan dan Evaluasi: Bastary Pandji Indra
e. Direktur Hukum, Umum, dan Keuangan: Sidiq Juniarso
Prinsip Utama Kartu Prakerja
Ada 2 prinsip yang penting dalam proses mendapatkan Prakerja. Beberapa prinsip ini bertujuan agar program Prakerja bisa sesuai dengan sasaran dan target awalnya. Prinsip pertama terkait dengan syarat penerima kartu Prakerja. Syarat-syarat utama penerima kartu Prakerja adalah:
a. WNI.
b. Berusia minimal 18 tahun.
c. Tidak sedang mengikuti pendidikan formal.
d. Pencari Kerja, Pekerja/Buruh terkena PHK.
e. Pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja (termasuk pekerja/buruh yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah, termasuk pelaku usaha mikro kecil).
f. Diprioritaskan yang terdampak COVID-19 dan belum menerima bantuan sosial selama pandemi COVID-19.
Sebaliknya, terdapat beberapa kategori masyarakat yang dilarang menerima Kartu Prakerja, yaitu:
a. Pejabat Negara
b. Pimpinan dan Anggota DPRD
c. ASN, TNI, POLRI
d. Kepala Desa dan perangkat desa
e. Direksi, Komisaris & Dewan Pengawas BUMN atau BUMD
f. Di masa pandemi: penerima bansos Kemensos atau penerima BSU Kemnaker/BP Jamsostek
Baca juga: Sesuai Instruksi Jokowi, Bansos Covid-19 Siap Ditransfer
Prinsip kedua mengenai alur mendapatkan atau jadi peserta Prakerja. Secara umum, langkah-langkah yang perlu ditempuh masyarakat Indonesia untuk jadi peserta Prakerja adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pendaftaran di website Prakerja yang berlamat di www.prakerja.go.id. Hati-hati dengan alamat tersebut. Karena ada sejumlah orang yang salah memasukkan alamat ke www.prakerja.co.id.
b. Melakukan verifikasi email, HP, NIK, dan KK.
c. Menjalani tes kemampuan dasar dan motivasi.
d. Menunggu hasil seleksi.
e. Penetapan penerima melalui pengumuman di website.
f. Pembukaan virtual account peserta Prakerja
g. ransfer dana ke virtual account peserta sejumlah RP3.550.000
h. Peserta memilih dan kemudian membayar pelatihan di platform digital yang digunakan. Saldo untuk berbelanja pelatihan tersebut sejumlah 1 juta.
i. Peserta Prakerja menyelesaikan pelatihan. Pada tahap ini, peserta berhak untuk memberikan usulan dan rating.
j. Peserta mendapat insentif di rekening bank atau e-wallet. Jumlahnya 600 ribu per bulan. Insentif diberikan selama 4 bulan.
k. Peserta mengisi 3 survei evaluasi. Untuk peserta berhak mendapat insentif tambahan sejumlah 150 ribu.
Inovasi Pelayanan Publik ala Prakerja
Sebagai sebuah program yang menggabungkan konsep bantuan sosial dan konsep pelatihan kerja secara daring, Prakerja memberikan banyak inovasi.
Berikut ini daftar inovasi Prakerja dalam konteks pelayanan publik yang dilakukan pemerintah:
1. Inovasi Teknologi
Prakerja berhasil memanfaatkan teknologi terkini secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran. Sejumlah inovasi teknologi yang dilakukan di program Prakerja adalah:
a. Cloud Technology. Penggunaan cloud technology berhasil menghasilkan alur kerja yang efisien, cepat, dan efektf memberikan data secara reliable dan real time. Teknologi ini sangat bermanfaat saat menghadapi pendaftar dan peserta Prakerja yang berjumlah jutaan.
b. End-to-end digital. Prinisip end-to-end digital membuat semua alur Prakerja bisa langsung diakses tanpa hambatan berarti oleh peserta. Hal ini menghapus stigma birokrasi yang melalu beberapa jalur, lelet, dan ribet. Beberapa contoh alur Prakerja yang memakai prinsip en-to-end adalah pendaftaran, kartu virtual, pelatihan daring, dan insentif.
2. Kolaboratif
Program Kartu Prakerja berhasil menunjukkan kerja sama antara pihak pemerintah dengan swasta. Prakerja adalah kolaborasi pemerintah dan swasta dengan tidak memakai skema pengadaan barang dan jasa.
Prakerja juga berhasil mengajak pihak swasta pemilik platform digital untuk berbagi peran melayani masyarakat. Lebih jauh lagi, karena adanya ulasan dan rating maka mitra platform digital, mitra pembayaran digital, dan lembaga pelatihan berusaha memberikan pelayanan terbaiknya.
Selain itu, Prakerja juga berhasil melakukan kolaborasi dengan pihak swasta pemilik fintech dan bank. Kolaborasi yang dilakukan menghasilkan sistem Government to Person (G2P) Program.
3. Orientasi Konsumen
Program Prakerja berhasil menunjukkan kemampuan pemerintah memberikan layanan prima berorientasi konsumen. Prakerja memberi kebebasan peserta untuk memilih platform digital, rekening bank/e-wallet, lembaga pelatihan, dan jenis pelatihan yang ingin diambil.
Dengan begitu, kartu Prakerja merupakan produk yang menjawab kebutuhan peserta dan menepis rumor sebagai program pemerintah yang hanya menghabiskan anggaran saja. Hal ini dibuktikkan dengan apa yang terjadi setelah peserta menyelesaikan pelatihan Prakerja.
Peserta bisa memanfaatkan berbagai jalur evaluasi Prakerja, seperti ulasan, rating, survei evaluasi, kanal media sosial, email, atau di dashboard Prakerja. Dengan begitu, peserta bisa memberi kritik dan respon untuk perbaikan Prakerja di masa depan.
4. Contact Center Responsif
Prakerja menghadirkan berbagai saluran untuk berbagai jenis pertanyaan dan keluhan peserta/calon peserta. Salah satu jalurnya adalah jalur telpon hotline.
Jalur telpon hotline Prakerja bisa diakses setiap hari dari pukul 08.00-20.00 WIB. Data hingga akhir tahun 2020, contact center PRakerja sudah merespon 1.100 telepon per harinya.
Selain itu, masih adalah jalur web form yang juga bisa diakses peserta Prakerja. Setiap harinya, selama tahun 2020, contact center Prakerja bisa melayani web form sebanyak 2.200 setiap harinya. Ada juga jalur live chat di di web Prakerja. Setiap harinya adanya 24.000 live chat yang harus dilayani oleh contact center Prakerja.
Prakerja memiliki beberapa akun media sosial yang juga bisa jadi salah satu saluran peserta untuk berkomunikasi dengan tim Prakerja. Instagram Prakerja memiliki 2,47 juta follower. Facebook Prakerja memiliki 137 ribu followers. Sedangkan Youtube Kartu Prakerja memiliki 2.660 followers.
Dengan akses yang luas inilah, peserta Prakerja dapat langsung mendapatkan solusi atau jawaban dari tim Prakerja.
Daftar Mitra Prakerja
Manajemen pelaksana Prakerja berusaha membangun sebuah ekosistem yang kolaboratif dengan berbagai institusi, seperti kementerian, lembaga pemerintah, dan pihak swasta untuk memberikan hasil dan manfaat maksimal bagi peserta.
Sebelum bergabung, para mitra, lembaga pelatihan, serta jenis pelatihan Prakerja diseleksi ketat. Caranya dengan menerjunkan tim ahli yang independen.
Saat sudah tergabung dalam ekosistem Prakerja, evaluasi juga dilakukan lewat pemantauan tim ahli yang berbeda tapi tetap independen. Tujuannya untuk memastikan output, kualitas, dan kesesuaian pelatihan sejalan dengan regulasi.
Berikut ini adalah daftar Mitra Prakerja yang memberikan berbagai layanan langsung pada peserta:
1. Mitra Pembayaran
a. BNI
b. Gopay
c. Dana
d. Link Aja
e. OVO
2. Platform Digital
a. KEMENAKER
b. Pijar Mahir
c. Tokopedia
d. MauBelajarApa
e. Pintaria
f. Sekolahmu
g. Bukalapak
3. Institusi Pendidikan
a. Universitas Indonesia
b. Universitas Atma Jaya
c. IPB University
d. Indonesia Mengajar
4. Portal Bursa Kerja
a. Jobs.id
b. JobStreet.com
c. Karir.com
5. Lembaga Pelatihan
Baca juga: Peduli Covid-19, Ruangguru Akan Sumbangkan Seluruh Pemasukan Program Kartu Prakerja
Kinerja Kartu Prakerja 2020
Sejak Prakerja hadir di tanggal 11 April 2020, ada banyak hal pencapaian yang sudah dihasilkan. Walaupun begitu, ada juga sejumlah penyesuaian untuk menyempurnakan sistem Prakerja.
Sebagian besar peserta Kartu Prakerja mendapatkan peningkatan kemampuan, kompetensi, dan bantuan finansial selama pandemi Covid-19 2020. Hal positif lainnya adalah makin banyak pelaku UMKM baru lahir setelah mengikuti program Prakerja.
Hasil dari sosialisasi yang intensif, kemampuan pengolahan big data, akses pendaftaran yang mudah, dan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia menghasilkan lonjakan pendaftar dan peserta Prakerja sepanjang tahun 2020.
Aneka Ragam Peserta Prakerja 2020
Hingga akhir tahun 2020, ada 43,8 juta pendaftar Kartu Prakerja. Dari jumlah sebanyak itu, ada 5,5 juta penerima manfaat Prakerja.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan laporan Google tahun 2020, Prakerja adalah satu-satunya program pemerintah Indonesia yang ada di daftar 10 Penelusuran Terpopuler Google Indonesia tahun 2020.
Dengan begitu, Prakerja menjangkau seluruh 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Dengan jangkauan seluruh Indonesia, Prakerja juga berhasil menjangkau berbagai ragam masyarakat.
Berdasarkan data yang dirilis manajemen Prakerja, dari 5,5 juta penerima kartu Prakerja, 45% di antaranya adalah perempuan. 78% di antara 5,5 juta penerima adalah mereka yang bekerja di sektor informal. Dan 82% penerima kartu Prakerja tidak bekerja.
Baca juga: Lebihi Kuota, Kartu Prakerja Diprioritaskan untuk Korban PHK
Sebagian besar usia peserta Prakerja, sebanyak 70%, berada di usia 18-35 tahun. Sedangkan 2% di antara peserta berusia 60 tahun ke atas.
Dari peserta Prakerja yang bekerja sebagai karyawan, rata-rata pendapatannya adalah 1,2 juta rupiah per bulan.
Sedangkan dari yang berwirausaha, rata-rata omzetnya adalah 1 juta rupiah per bulan.
9% dari peserta Prakerja 2020 memiliki pendidikan SD ke bawah. Sebanyak 2% peserta Prakerja 2020 adalah mantan pekerja migran.
Lalu sebanyak 2% di antara peserta Prakerja 2020 berasal dari area kabupaten tertinggal. Dan 5% di antara penerima Prakerja 2020 adalah penyandang disabilitas.
Corak Pelatihan Prakerja 2020
Pelatihan yang diberikan oleh Prakerja sangat beraneka ragam. Hal inilah yang jadi salah satu magnet utama Prakerja. Tersedia 1.701 pelatihan di ekosistem Prakerja.
Dengan jumlah sebanyak itu, rata-rata harga pelatihan yang dibeli peserta adalah Rp272.000.
Sedangkan rata-rata harga pelatihan yang dijual lembaga pelatihan adalah Rp414.000.
Rata-rata peserta membeli pelatihan sebanyak 1 hingga 2 pelatihan. Walaupun begitu, ada juga peserta yang mengambil hingga 18 pelatihan.
Dari 1.701 pelatihan Prakerja yang dihadirkan untuk peserta, ada 8 jenis pelatihan yang paling diminati, yaitu:
a. Penjualan dan pemasaran digital, seperti strategi penjualan dan pemasaran digital
b. Gaya hidup, seperti teknik membuat masker dan teknik tata rias.
c. Kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
d. Makanan dan minuman, seperti membuat kue dan menjadi barista.
e. Manajemen, seperti manajemen bisnis UMKM dan rumahan
f. Keuangan, seperti kursus akuntansi dasar dan perencanaan keuangan.
g. Sosial dan perilaku, seperti teknik komunikasi dan trik cakap interview
h. Teknologi informasi, seperti teknik komputer dasar dan AutoCAD.
Dari sekian banyak lembaga pelatihan Prakerja, ada 7 lembaga pelatihan yang paling banyak diminati peserta Prakerja, yaitu:
a. Skill Academy by Ruangguru
b. BakingWorld
c. Kelas.com
d. Yec.co.id
e. LuarSekolah
f. Global Edukasi Talenta Inkubator (GETI)
g. Founder+
Dari seluruh peserta Prakerja, sebanyak 92% di antaranya belum pernah mengikuti pelatihan online bersertifikat. Maka dari itu, pelatihan Prakerja menuntut peserta untuk belajar online. Sehingga terbentuklah bibit dan kebiasaan baru bagi masyarakat Indonesia yaitu belajar online.
Pelatihan Prakerja membuat sebagian besar pesertanya, sekitar 85%, memutar ulang pelatihan yang sudah diikuti. Hal tersebut adalah gejala bahwa pelatihan Prakerja diminati pesertanya.
Antusiasme tidak berhenti di situ saja. 76% peserta Prakerja berniat untuk membeli pelatihan lain dengan uangnya sendiri. Sedangkan 80% peserta Kartu Prakerja membicarakan atau mendiskusikan pelatihan yang diambil dengan lingkaran terdekatnya.
Stimulus Prakerja 2020 Bagi Peserta
Dengan berbagai dukungan teknologi, inovasi, dan kolaborasinya, program Prakerja berhasil memancing kemampuan terpendam pesertanya. Peningkatan kompetensi, baik soft skills atau hard skills, jadi keuntungan yang dirasakan langsung peserta Prakerja.
Secara langsung dan tidak langsung, Prakerja meningkatkan kompetensi, produktivitas, serta daya saing pesertanya di masyarakat umum.
Berdasarkan survei yang dilakukan BPS di tahun 2020, sebagian besar peserta Prakerja, sekitar 88,9%, menyatakan bahwa pelatihan Prakerja memajukan keterampilan kerja mereka.
Dari hasil survei manajemen pelaksana program Kartu Prakerja ke peserta, ditemukan bahwa:
a. 35% peserta Prakerja yang dulunya menganggur, akhirnya menjadi wirausaha atau karyawan.
b. 70% peserta menggunakan insentif sebagai modal usaha.
c. 93% peserta Kartu Prakerja menyatakan pelatihan mendorong kewirausahaan.
d. 25% peserta Prakerja baru pertama kalinya memiliki rekening bank atau e-wallet.
90% peserta Prakerja melampirkan sertifikat pelatihan Prakerja saat mengajukan lamaran pekerjaan.
Baca juga: Pemerintah Berencana Kasih ‘Sangu’ Kepada Korban PHK Bakal Selama 6 Bulan
Alur Perjalanan Gelombang Prakerja 2020 Sampai 2021
Sejak dimulai di tanggal 11 April 2020 hingga tahun 2021, Prakerja terbagi dalam 17 gelombang penerimaan. Pembagian waktu penerimaan Prakerja dalam gelombang per gelombang bermaksud memudahkan proses bagi peserta.
Untuk melihat perjalanan Prakerja, inilah daftar alur perjalanan Prakerja dari masa penetapan regulasi awal, pembukaan gelombang 1 Prakerja, hingga penyesuaian regulasi:
1. 26 Februari 2020: Presiden menerbitkan Perpres No. 36 tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja.
2. 17 Maret 2020: Penetapan direksi manajemen pelaksana Prakerja melalui surat keputusan KCK No. 1 tahun 2020.
3. 20 Maret 2020: Presiden mengeluarkan Inpres No. 4 tahun 2020 tentang rilis website www.prakerja.go.id.
4. 24 Maret 2020: Kementerian Keuangan mengeluarkan PMK No. 25 tahun 2020 tentang tata cara pengalokasian, penganggaran, pencairan, pertanggungjawaban dana Kartu Prakerja.
5. 27 Maret 2020: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengeluarkan Permenko No.3 tahun 2020 tentang peraturan pelaksanaan peraturan presiden nomor 36 tahun 2020.
6. 11 April 2020: Pembukaan gelombang 1 Prakerja.
7. 16 April 2020: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Cipta Kerja mengeluarkan Kepmenko No.219 tahun 2020 tentang besaran bantuan pelatihan, insentif pelatihan, dan insentif survey kebekerjaan bagi penerima Kartu Prakerja.
8. 21 April 2020: Pembukaan Prakerja gelombang 2.
9. 27 April 2020: Pembukaan gelombang 3 Prakerja.
10. 7 Juli 2020: Presiden Indonesia mengeluarkan Perpres No.76 tahun 2020 tentang perubahan atas Perpres No. 36 tahun 2020.
11. 20 Juli 2020: Presiden Jokowi mengeluarkan Perpres No. 81 tahun 2020 tentang hak keuangan dan fasilitas bagi direktur eksekutif dan direktur pada manajemen pelaksana Kartu Prakerja.
12. 8 Agustus 2020: Pembukaan Prakerja gelombang 4.
13. 15 Agustus 2020: Pembukaan gelombang 5 Prakerja.
14. 27 Agustus 2020: Pembukaan Prakerja gelombang 6.
15. 3 September 2020: Pembukaan gelombang 7 Prakerja.
16. 10 September 2020: Pembukaan Prakerja gelombang 8.
17. 17 September 2020: Pembukaan gelombang 9 Prakerja.
18. 23 September 2020: Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan Permenaker No.17 tahun 2020 tentang proses bisnis, tata cara pendaftaran, seleksi, dan penetapan penerima Kartu Prakerja dengan cara luar jaringan.
19. 26 September 2020: Pembukaan Prakerja gelombang 10.
20. 2 November 2020: Pembukaan gelombang 11 Prakerja.
21. 12 Februari 2021: Pembukaan Prakerja gelombang 12.
22. 4 Maret 2021: Pembukaan gelombang 13 Prakerja.
23. 11 Maret 2021: Pembukaan Prakerja gelombang 14.
24. 18 Maret 2021: Pembukaan gelombang 15 Prakerja.
25. 26 Maret 2021: Pembukaan Prakerja gelombang 16.
26. 5 Juni 2021: Pembukaan gelombang 17 Prakerja.
27. 16 Agustus 2021: Pembukaan Prakerja gelombang 18.
28. 26 Agustus 2021: Pembukkan Prakerja gelombang 19.
29. 9 September 2021: Pembukkan gelombang 20 Prakerja.
30. 16 September 2021: Pembukaan gelombang 21 Prakerja.
Alur Prakerja Gelombang 22 dan Berikutnya
Durasi total yang dijalani peserta Prakerja adalah 4 bulan. Tentu saja selama 4 bulan tersebut terdapat beberapa tahapan Prakerja yang harus dilalui peserta. Maka sebagai pegangan, inilah tahap demi tahap alur Prakerja:
1. Pendaftaran peserta Prakerja. Anda perlu menjalani proses daftar Kartu Prakerja di prakeja.go.id.
2. Membeli pelatihan Prakerja Online di mitra platform digital. Anda perlu memilih satu mitra platform digital Prakerja untuk kemudian melakukan pembelian pelatihan online.
3. Menukarkan voucher Prakerja. Voucher Pr