Berita Nasional Terpercaya

Pakar Neuro Semantics NLP dari METAMIND Bongkar Cara Temukan Kebahagiaan dalam Hidup

Bernas.id – Bahagia itu sederhana. Itulah kalimat yang sering kita temui di buku atau film. Anehnya, banyak orang mempertanyakan definisi bahagia dan mencari-cari cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), jumlah kematian akibat bunuh diri mencapai 800 ribu kematian per tahun.

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) menyebut bunuh diri sebagai penyebab kematian nomor 18 terbanyak di dunia. Bahkan, jumlah kematian akibat bunuh diri paling banyak terjadi pada usia produktif, yaitu sekitar 200 hingga 35 tahun.

Masih dari sumber yang sama, salah satu penyebab munculnya ide bunuh diri adalah depresi yang membuat seseorang sulit merasakan kebahagiaan. Sebenarnya, bagaimana cara terbaik untuk meraih kebahagiaan?

Cara terbaik membangun kebahagiaan

Menurut pakar Neuro-Semantic Mariani NG, mendapatkan kebahagiaan merupakan hal yang mudah. Kita tak perlu mencarinya kemanapun cukup dengan mengubah pola pikir kita dalam memandang hal yang sedang terjadi.

“Pikiran itu punya peran penting dalam kehidupan manusia. Jika pola pikir kita itu negatif, maka yang didapat juga hal yang sama,” ungkapnya dalam sebuah wawancara bersama Bernas.id.

Hal-hal negatif yang tertanam pada pikiran secara tak langsung juga bisa menghambat kemajuan diri kita sebagai manusia. Ibarat saluran air yang dipenuhi oleh kotoran, maka air tidak bisa mengalir dengan lancar dan bisa membuat banjir.

Begitupula dengan pikiran manusia. Jika dipenuhi dengan hal negatif, maka kemampuan diri bisa terhambat. Akibatnya, kita menjadi pribadi yang tidak berdaya dalam menangani hal-hal yang terjadi dalam kehidupan, termasuk peristiwa yang menyedihkan.

“Setiap manusia itu punya potensi yang tinggi. Nah, yang diperlukan hanyalah mengenali diri dan memahami hambatan apa yang bisa menghalangi diri untuk mencapai tujuan,” tambahnya.

Dengan mengenali dan memahami diri, menurut Mariani, maka kita akan bisa menjadi individu yang mampu menghayati dan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Selain itu, kita juga bisa menjadi pribadi yang penuh motivasi dan produktif.

Baca Lagi: Psikolog dan Akademisi Tia Rahmania, Putri Daerah yang Berhasil Raih Cita di Ibu Kota

Mengenal Neuro-Linguistic Programming (NLP)

Bagi Anda yang mencoba untuk mengatasi “sumbatan” dalam pikiran atau memprogram ulang pikiran agar terbebas dari hal negatif, maka terapi NLP bisa menjadi salah satu solusi. NLP adalah merupakan program yang bisa digunakan untuk mempelajari pola pikir manusia yang berpengaruh besar pada kinerjanya di dalam kehidupan.

Dengan metode NLP ini, kita bisa mengatasi berbagai hal yang menghambat kesuksesan juga mempermudah kita memperoleh perubahan positif. Selain NLP, juga ada Neuro Semantics (NS) yang berkembang 20 tahun sejak NLP. NS merupakan pengembangan dari NLP yang berfokus pada frame of mind dan makna yg diberikan seseorang dalam kehidupan ini. 

Metode NS-NLP ini akan membantu kita memahami makna dan kerangka berpikir yang memicu perilaku individu. Dengan mengenali hal tersebut, kita bisa menemukan hal dasar yang membuat seseorang berperilaku sekaligus mengubahnya menjadi lebih positif.

“NLP ini bisa dipraktekkan pada anak-anak hingga dewasa. Metode terapi NS-NLP juga bisa digunakan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental seperti trauma, kecemasan, phobia, dan sejenisnya,” ungkapnya.

Namun, Mariani menegaskan bahwa NLP ini bukan hanya digunakan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Siapapun yang ingin mengenali dan menggali potensi diri juga disarankan untuk melakukan coaching berbasis NS-NLP (Meta Coaching).

“Neuro-Semantics NLP ini merupakan metode pengembangan diri agar kita bisa memaknai kehidupan. Dengan mengetahui makna hidup, langkah kita untuk mencapai kesuksesan jadi lebih mudah. Kebahagiaan pun juga mudah kita rasakan,” ungkapnya.

Mariani juga berkata bahwa neuro semantics sebaiknya juga dipelajari oleh para atasan agar bisa lebih memahami sisi personal tim yang bekerja bersamanya.

“Tidak semua orang yang ikut coaching atau pelatihan neuro semantics bisa menjadi seorang terapis. Memang di kelas practitioner ada pembelajaran tentang terapi. Namun, untuk melakukan terapi ke orang lain dibutuhkan jam terbang yang tinggi,” ungkap dia.

Baca juga: Kisah Dian Nursiati, Anak Sopir Angkot yang Berhasil Lulus Kuliah di Luar Negeri

Menjalani hidup berkualitas

Menjalani hidup berkualitas juga bisa menjadi kunci agar kita terbebas dari frustasi dan depresi. Sayangnya, tidak semua orang tahu bagaimana menjalani hidup berkualitas. Padahal, menjalani hidup berkualitas hanya memerlukan dua langkah, yakni memaknai kehidupan dan menetapkan tujuan hidup.

“Sekecil apapun hal yang kita lakukan, pasti ada makna besar yang tersembunyi di dalamnya. Misalnya, seorang pekerja maintenance rel kereta api. Kita mungkin melihatnya hanya sebatas mengencangkan baut-baut di pingiran rel agar sambungan antar rel tidak copot,” ungkap dia.

“Namun, bisa saja petugas maintenance rel kereta api tersebut beranggapan bahwa apa yang dilakukannya adalah upaya untuk menyelamatkan ratusan ribu nyawa orang. Jika sambungan antar rel rusak, bayangkan saja betapa mengerikannya kecelakaan yang akan terjadi. Bukankah hal yang dilakukannya itu punya makna besar?” tambahnya.

Selain itu, menemukan tujuan hidup juga membantu agar kita bisa memahami arti kehidupan yang sebenarnya. Untuk menemukan makna hidup dan tujuan hidup tersebut, kita bisa mencoba mempelajari NS-NLP.

“Dalam NS-NLP, kita bukan hanya belajar tentang life skill, coaching, atau pemberian motivasi dan cara berkomunikasi. Belajar NS-NLP akan membuat kita menyadari dan tahu cara menjalani hidup yang berkualitas. Jadi, bukan sekadar hidup,” tambahnya.

Jadi, ketika menemui kegagalan kita tidak akan terjebak dalam frustasi yang berujung pada depresi. Belajar NS-NLP akan membantu kita bagaimana mempelajari cara menjalani hidup sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya sekedar bangkit dari berbagai kepahitan.

Baca juga: Kisah Aminullah, Ahli Software Bidang Teknik Sipil yang Mendapat Undangan S3 Gratis di Korsel

Perkenalan dengan NLP

Mariani merupakan founder dari PT METAMIND, lembaga pendidikan NS-NLP pertama di Indonesia yang telah diakui oleh International Society of Neuro-Semantics, AS.

Berdiri sejak 8 Januari 2003, PT METAMIND telah memberikan banyak traing, coaching, dan koncultasi untuk perngembangan manusia berbasis NS-NLP. Mariani juga menjadi wanita pertama di Asia mendapatkan sertifikat dan lisensi internasional sebagai trainer NS-NLP.

Ia pertama kali mempelajari NLP di tahun 2002 berkat adiknya, Agus Sunaryo, yang menjadi trainer pertama NLP di Indonesia.

“Adik saya ini merupakan trainer pertama NLP di Indonesia. Ia belajar NLP ke beberapa guru besar NLP sejak 1991,” ungkapnya.

Sang adik pun memperkenalkan Mariani untuk belajar NLP yang didedikasikan khusus untuk anak-anak namun syarat untuk belajar NLP khusus anak-anak adalah wajib lulus master practitioner NLP.

“Saat itu saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang NLP. Adik saya itu yang kemudian mencarikan jadwal training practicioner dan master yang bisa bersambung langsung ke kelas NLP khusus anak-anak,” tambahnya.

Dari situlah, Mariani bertemu dengan kelas neuro-semantics dan mulai mempelajarinya sejak bulan Juni hingga Agustus 2002. Sepulangnya belajar NLP dari Amerika, Mariani pun kembali mengambil pelatihan neuro-semantics trainer di Sydney, Australia.

“Setelah pulang dari Sydney, saya berdiam diri dulu untuk menyesuaikan ilmu yang saya dapat dengan budaya kita. Nah, tepat pada tanggal 8 Januari 2003, METAMIND pun berdiri.

“Saat pertama berdiri, saya memberikan konseling dan terapi, terutama untuk anak-anak. Lalu Maret 2003, saya jalankan kelas NS-NLP yang pertama, yaitu accessing personal genius (APG),” ucapnya.

Hingga saat ini, METAMIND yang didirikan oleh Mariani terus memberikan kelas APG, Meta-NLP Practitioner dan Meta Masters Practitioner bersertifikasi internasional kepada umum, juga program2 Coaching dan Leadership di perusahaan dengan berbasis NS-NLP.

Leave A Reply

Your email address will not be published.