Universiti Kebangsaan Malaysia Siap Kembalikan Kejayaan Danau Chini
Bernas.id – Kabar terbaru datang dari salah satu universitas di Malaysia. Wakil rektor dari Universiti Kebangsaan Malaysia atau yang lebih dikenal umum dengan nama Universitas Nasional Malaysia, Prof. Dato' Ts. Dr. Mohd Ekhwan Hj. Toriman, berkomitmen untuk mengembalikan Danau Chini ke masa kejayaanya.
Sebagai informasi, Danau Chini atau yang juga dikenal dengan nama Tasik Chini merupakan danau air tawar terbesar kedua di Malaysia. Danau Chini juga menjadi salah satu tujuan wisata Malaysia. Danau tersebut terletak di daerah Pahang, Malaysia.
Lokasi danau tersebut juga berdekatan dengan Sungai Pahang, yang merupakan sungai terpanjang di Semenanjung Malaya. Pinggiran danau Chini juga didiami oleh Suku Jakun yang merupakan suku asli dari puak Melayu Proto di Pahang.
Danau Chini juga terletak di antara pegunungan hijau yang berjarak sekitar 100 km dari kota Kuantan, Malaysia. Tasik Chini seluas 12.565 hektare yang menjadikannya sebagai danau air tawar terbesar kedua di Semenanjung Malaysia yang meliputi rangkaian 12 danau.
Danau ini adalah salah satu Cagar Biosfer UNESCO dan merupakan rumah bagi beragam flora dan fauna. Keanekaragaman hayati yang kaya tidak hanya untuk ekowisata, tetapi juga berfungsi sebagai daerah aliran sungai dan sumber mata pencaharian masyarakat adat yang tinggal di ekosistem danau.
Sayangnya, warisan berharga itu menghadapi risiko kehilangan status Cagar Biosfernya jika pembukaan lahan dan penambangan dibiarkan berlanjut secara ekstensif. Kegiatan tersebut mengakibatkan danau dibanjiri limpasan tanah setelah setiap hujan lebat atau banjir besar. Perairan yang dulunya jernih kini menjadi keruh.
Baca juga: Bukan Insentif Pajak Riset, Tapi Ini yang Bisa Tingkatkan SDM Indonesia
Langkah dari Universiti Kebangsaan Malaysia
Menghadapi masalah tersebut, Prof. Dato' Ts. Dr. Mohd Ekhwan yang merupakan perwakilan dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mencoba mengeksplorasi hubungan antara distribusi curah hujan dan ketinggian air selama banjir besar di DAS Pahang.
Dari hasil riset yang dilakukannya, terbukti bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi dari dataran tinggi mengakibatkan banjir besar di Pahang. Sementara itu, curah hujan merupakan faktor alam utama yang mempengaruhi Sungai Pahang selama musim hujan.
Di sisi lain, faktor-faktor lain seperti kegiatan pertanian, penggundulan hutan dan urbanisasi juga berkontribusi terhadap banjir.
Riset yang dilakukan wakil rektor UKM tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk melestarikan Tasik Chini. Danau dengan bunga teratai ikonik tersebut kini berada dalam kondisi yang mengerikan. Selain terancam oleh banjir, air di danau tersebut juga menjadi lebih keruh karena sedimen.
Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik untuk mengembalikan kejayaan danau yang berada di kawasan Pahang tersebut.
Menyadari kebutuhan utama untuk menjaga warisan nasional, UKM telah menunjuk Pusat Penelitian Tasik Chini (PPTC) untuk meneliti ekowisata, ekohidrologi, dan kebutuhan masyarakat Orang Asli (asli).
Baca juga: LPDP dan Kemendikbud Ristek Berikan Beasiswa Khusus Vokasi Lewat Kampus Merdeka
Tentang PPTC
PPTC didirikan pada tahun 2004 di bawah Fakultas Sains dan Teknologi, UKM. Saat ini, Prof. Dr. Mushrifah Idris menjabat sebagai peneliti utama dan berhasil melakukan kegiatan seperti penelitian, belajar mengajar, kerja lapangan, meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat setempat, dan menyebarluaskan informasi terkait pengelolaan danau kepada masyarakat.
“Ide pendirian pusat penelitian bisa kita lihat dari visi dan misinya,” ujar Prof. Dato' Ts. Dr.Mohd Ekhwan melalui keterangan tertulis yang didapatkan oleh Bernas.ID.
Prof. Dato' Ts. Dr.Mohd Ekhwan juga menambahkan kegiatan ini juga bertujuan untuk menjadikan PPTC sebagai pusat penelitian UNESCO Cagar Biosfer dalam program Man and Biosphere UNESCO.
Untuk mewujudkan langkah tersebut, seluruh tim akan berupaya memastikan PPTC diakui sebagai pusat penelitian Cagar Biosfer kelas dunia.
Prof. Dato' Ts. Dr.Mohd Ekhwan juga mengatakan bahwa pendirian pusat tersebut memiliki empat tujuan. Tujuan pertama adalah untuk mempromosikan penelitian tentang Cagar Biosfer UKM, yang sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati, budaya, dan alam melalui tata kelola yang baik, pengelolaan yang efektif, dan pembangunan berkelanjutan.
“Selain itu, kami berharap dapat membina dan meningkatkan jejaring antara akademisi, organisasi swasta, dan pemangku kepentingan untuk memperluas penelitian terkait Cagar Biosfer. Kami juga ingin mengintegrasikan banyak aspek penelitian di bioma air tawar, sosial ekonomi, dan ekowisata untuk meningkatkan pengembangan budaya dan kualitas hidup secara keseluruhan,” tambahnya.
Oleh karena itu, tim PPTC ingin menciptakan lebih banyak peluang bagi para ahli di bidang ini dalam skala lokal dan global.