Temuan Unik Tentang Pengobatan Kanker Telah Terbit dalam Jurnal Terindeks Scopus

Bernas.id – Sebuah temuan menarik telah diterbitkan dalam Journal of Thoracic Oncology edisi 3 Agustus 2021. Temuan tersebut berupa adanya manfaat Sintilimab untuk kelangsungan hidup yang berkelanjutan dalam kombinasi dengan kemoterapi pemetrexed dan platinum di pengobatan lini pertama pasien kanker paru-paru non skuamosa sel kecil.
Sebagai informasi, Sintilimab merupakan antibodi monoklonal immunoglobulin G4 yang mengikat molekul PD-1 pada permukaan sel T, memblokir jalur PD-1 / PD-Ligand 1 (PD-L1), dan mengaktifkan kembali sel T untuk membunuh sel kanker.
Penggunaan Sintilimab sendiri telah mendapat perstujuan di China sebagai obat untuk mengatasi penyakit Hodgkin. Obat tersebut dijual dengan merek TYVYT. Hasil Riset tersebut didapatkan dari studi ORIENT-11.
ORIENT-11 adalah uji klinis acak fase 3 untuk mengevaluasi kemanjuran dan keamanan sintilimab atau plasebo dalam kombinasi dengan kemoterapi pemetrexed dan platinum sebagai pengobatan lini pertama untuk kanker paru-paru non-sel kecil non-skuamosa lanjut atau berulang.
Uji klinis tersebut diikuti oleh 397 subjek yang diberi penugasan acak dengan rasio 2:1 untuk menerima sintilimab 200mg atau plasebo dalam kombinasi dengan kemoterapi pemetrexed dan platinum setiap tiga minggu hingga empat siklus. Setelah itu, subjek akan menerima injeksi sintilimab atau plasebo sekaligus terapi pemeliharaan pemetrexed.
Perlakuan dalam uji klinis tersebut berlangsung hingga terdeteksi adanya perkembangan penyakit radiografi, toksisitas yang tidak dapat diterima, atau kondisi lain yang memerlukan penghentian pengobatan.
Diterbitkannya hasil riset tersebut dalam Journal of Thoracic Oncology ini merupakan bentuk pengakuan atas jerih payah tim peneliti.
Tentang Journal of Thoracic Oncology
Journal of Thoracic Oncology (JTO) merupakan jurnal medis peer-review yang memuat hasil penelitian para akademisi di bidang kanker toraks, khususnya kanker paru-paru. Selain menjadi media publikasi hasil riset ilmiah, jurnal tersebut juga bisa menjadi sumber informasi valid mengenai topik pencegahan, deteksi, diagnosis, dan pengobatan semua keganasan kanker toraks.
JTO menekankan pendekatan multidisiplin dan mencakup ulasan penelitian asli serta opini. Mereka yang terlibat dalam penulisan manuskrip jurnal ini meliputi epidemiologi, ahli onkologi medis, ahli onkologi radiasi, ahli bedah toraks, ahli paru, ahli radiologi, ahli patologi, dokter kedokteran nuklir, dan ilmuwan penelitian dengan minat khusus pada onkologi toraks.
Journal of Thoracic Oncology merupakan jurnal terindeks Scopus. Dengan kata lain, penerbitan hasil riset dalam jurnal tersebut telah melalui proses review yang ketat dan memiliki dampak yang besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Mereka yang terlibat dalam penelitian
Berdasarkan informasi tertulis yang diterima Bernas.id, peneliti utama dalam uji klinis ini adalah Profesor Li ZHAN dari Sun Yat-sen University Cancer Center. Sun Yat-sen University Cancer Center merupakan rumah sakit sekaligus lembaga penelitian kanker milik Universitas Sun Yat-sen.
Universitas Sun Yat-sen, yang juga dikenal dengan nama Universitas Guangdong, didirikan pada tahun 1924 oleh Dr. Sun Yat-sen. Universitas ini terletak di Provinsi Guangdong, China. Berdasarkan data QS World University 2021, Universitas Sun Yat-sen menduduki rangking ke 260 sebagai perguruan tinggi terbaik di dunia dan rangking ke 41 sebagai universitas terbaik di Asia.
Universitas tersebut juga memiliki keunggulan dalam program studi kedokteran. Bagi kalian yang ingin kuliah kedokteran di luar negeri, universitas di China ini bisa menjadi pilihan. Selain menjadi peneliti utama, Profesor Li ZHAN juga menjadi corresponding Author atau penulis pendamping manuskrip jurnal tersebut.
Riset ini juga dilakukan atas hasil kolaborasi dari dua perusahaan farmasi terbesar di China, yaitu Innovent Biologics dan Eli Lilly .
Dr. Wei Xu, Dr. Wei Xu selaku Vice President of Translational Medicine dari Innovent Biologics yang juga berperan sebagai corresponding Author manuskrip jurnal tersebut mengatakan bahwa publikasi dalam Journal of Thoracic Oncology ini adalah pengakuan atas pekerjaan penting yang telah dilakukan tim peneliti.
“Kami akan terus mengeksplorasi hal baru dalam immuno-onkologi, dengan tujuan mengidentifikasi pendekatan baru untuk mengobati kanker dalam praktik klinis,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Li WANG selaku Senior VP dari Eli Lilly juga mengatakan bahwa penerbitan hasil reset tersebut dalam jurnal Journal of Thoracic Oncology akan membantu para ilmuwan dan akademisi terkait agar lebih memahami mekanisme aksi kombinasi berbasis imunoterapi ini untuk mengidentifikasi pasien yang lebih mungkin untuk merespon pengobatan.
Sebagai informasi tambahan kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker, yang telah merenggut hampir 1,8 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Di negara maju sekelas AS, kanker paru-paru telah menjadi kanker paling umum kedua (tidak termasuk kanker kulit) dan penyebab utama kematian akibat kanker.
Penyakit ini telah menyebabkan hampir 25 persen kematian akibat kanker, jumlah yang lebih banyak daripada gabungan kanker kolorektal, payudara, dan prostat. Kanker paru-paru sel non-kecil (NSCLC) sendiri telah menyumbang sekitar 85 persen dari semua kanker paru-paru. Lima puluh persen pasien NSCLC juga mengalami penyakit lanjut atau metastasis saat diagnosis.
Hal ini menunjukan bahwa upaya untuk mengatasi kanker, terutama kanker paru-paru, sangat memerlukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, para akademisi atau peneliti yang berkecimpung di bidang terkait diharapkan mampu berkolaborasi untuk menciptakan temua-temuan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya untuk pasien kanker paru-paru.