BERNAS.ID – Asosiasi Wisata Medis Indonesia bersiap untuk mengembangkan wisata medis di Tanah Air dengan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lainnya.
Seperti diketahui, muncul fenomena Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih berobat ke luar negeri dengan berbagai alasan mulai dari harga yang lebih murah, kesempatan berobat sambil berlibur, rekomendasi keluarga atau teman, pelayanan lebih baik, hingga fasilitas treatment yang lebih lengkap.
Data dari Indonesia Service Dialogue (ISD) menunjukkan ada 600 ribu pasien dari Indonesia pada 2015 yang berobat ke luar negeri. Angka itu meningkat dibandingkan 2006 yang tercatat sebanyak 350 ribu orang.
Baca Juga: SLI Perkuat Wisata Medis di Indonesia
Padahal tenaga medis di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri. Namun, pelayanan yang diberikan memang belum sebaik di negara tujuan untuk pengobatan.
Menurut Bendahara AWMI dr. Tony Sukentro, Sp.B, potensi wisata medis di Tanah Air sangat besar tapi dibutuhkan peningkatkan kemampuan untuk melayani pasien lebih baik lagi. Dia mengatakan tenaga medis yang bergabung di AWMI akan memperoleh pelatihan agar bisa mengobati atau merawat pasien dengan baik.
“Kita masih kurang dalam memberikan services. Banyak pasien yang kabur di luar negeri, ke Penang, Singapura, dan lain-lain,” katanya, Rabu (18/8/2021).
Tony menuturkan wisata medis di Indonesia bisa lebih maju apabila dibarengi dengan upaya promosi, yang tetap memperhatikan kaidah kedokteran.
“Kita harus benar-benar bercermin pada negara lain, kenapa Singapura bisa, Malaysia bisa, Korea Selatan bisa, karena advertising mereka,” ucapnya.
“Advertising yang sesuai kaidah kedokteran. Mereka tidak pernah menjual secara paket, harga sekian, operasi sekian, itu memang nggak etis,” imbuhnya.
AWMI didirikan untuk menonjolkan sisi kemampuan dokter seperti bagaimana berbicara kepada pasien, bagaimana seorang dokter bisa melakukan self marketing, bagaimana bersikap etis dan punya kebanggaan di kalangannya, dan sebagainya.
“Ini yang penting kita bahas dan kemas di AWMI berupa training, modul untuk anggota. AWMI didirikan untuk menutupi kekurangan apa yang belum dilakukan organisasi kesehatan lainnya,” jelasnya.
Untuk bisa menjaring tenaga medis untuk semakin peduli dengan kemampuan seperti itu, AWMI melakukan pendekatan secara individu. Strategi tersebut, menurut Tony, akan lebih efektif karena individu akan menularkan apa yang telah ia peroleh dengan bergabung di AWMI.
Baca Juga: Mengenal Wisata Medis dan Potensinya di Indonesia
Apabila strateginya langsung menyasar rumah sakit, belum tentu setiap tenaga medis akan siap sehingga ada rasa terpaksa.
“Target kita adalah dokter yang nanti akan kita upgrade, misalnya tergabung di AWMI, kita akan melakukan training, kita kasih tahu misalnya cara bermedia sosial yang baik, ada pakar-pakar lain, dan sebagainya,” ujarnya.
Benefit Bergabung AWMI
Lalu, apa saja keuntungan bergabung di AWMI bagi tenaga kesehatan dan pelaku usaha kesehatan?
Mereka yang tergabung bisa memperoleh rujukan pasien, masuk ke aplikasi Homycare secara gratis, konsultasi awal hukum medis secara gratis, dan sejumlah pelatihan seperti pendirian klinik, marketing medis, healthpreneur, dan sebagainya.
Selain itu, mereka juga akan mendapatkan seminar dengan Satuan Kredit Partisipasi atau SKP setiap bulan, info lowongan kerja di rumah sakit, laboratorium, apotek, dan lain-lain.
Bagi pencari layanan di AWMI juga bisa memperoleh info rumah sakit sesuai kebutuhan, mendapatkan rekomendasi dokter yang telah diseleksi, mendapat asistensi informasi transportasi seperti ambulans, pesawat, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, mereka bakal mendapat informasi asistensi akomodasi seperti hotel terdekat dengan rumah sakit, apartemen, dan sebagainya. Hotline AWMI juga tersedia untuk bantuan darurat mencari dokter, RS, klinik, dan lain-lain.
“Saya sarankan yang mau bergabung silakan masuk ke ke WhatsApp, kemudian masuk ke onlinenya. Non-nakes juga akan mudah mencari layanan, dokternya siapa yang sudah kami seleksi akan kami rekomendasikan,” ucap Tony.
Ketua AMWI Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG menuturkan perjalanan AWMI sejauh ini telah mampu melakukan kerja sama dengan entitas pariwisata seperti MNC Travel, IHTC, BizzTrip, MyTour, Kampung Wisata Cinangneng, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Kisah Taufik Jamaan, Wujudkan Asa Jadi Dokter dan Dorong Wisata Medis di Indonesia
Selain itu juga membuka kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Bali, dan Sumatra Barat.
“Kami juga bekerja sama dengan organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendukung RS organisasi,” katanya.
“Untuk RS NU, rencana kerja sama dengan Persatuan Pengusaha Muslim Nusantara (PPMN),” imbuhnya.