Berita Nasional Terpercaya

Kongres Nasional Indonesia Serukan Akselerasi SDM Kompeten Hadapi Perubahan

0

BERNAS.ID – Kongres Nasional Indonesia Kompeten menggelar rangkaian acara untuk menghadapi ketidakpastian pasar, perubahan perilaku pelanggan, perubahan lapangan kerja, dan lanskap bisnis akibat pandemi Covid-19.

Kongres Nasional Indonesia Kompeten II atau KNIK II yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional Indonesia Kompeten ini mengangkat tema besar Akselerasi SDM Kompeten dalam Penciptaan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan Menuju Indonesia Maju.

Ketua Organizing Committee KNIK II Bambang Yapri mengatakan rangkaian acara Pra Kongres telah dimulai pada 17 Agustus 2021, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.

Baca Juga: Bukan Insentif Pajak Riset, Tapi Ini yang Bisa Tingkatkan SDM Indonesia

Seri 1 Pra Kongres itu mengangkat tema “Bangga Indonesia! Jadi Kompeten, Siapa Takut?”. Sebanyak lebih dari 600 peserta mengikuti acara, yang menghadikan 4 sosok inspiratif dari berbagai bidang yang sudah membawa banyak perubahan di Indonesia.

Mereka adalah Margareta Astaman (Co-founder PT. Nusantara Segar Global atau JavaFresh), Iki Sari Dewi (Direktur Operasional Grab), Tjhai Chui Mie (Walikota Singkawang), serta Emil Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur).

Ada dua tema yang dibahas yakni “Meningkatkan Produktivitas Melalui Reskill dan Upskill di Bidang Industri”, dan “Menggunakan Kekuatan Budaya dan Kearifan Lokal untuk Akselerasi Kesempatan Kerja dan Kewirausahaan”.

“Kalau dilihat secara tema besarnya, kita ingin bicara akselerasi SDM kompeten yang berkaitan bonus demografis,” ujarnya, kepada Bernas.id, Jumat (20/8/2021).

“Ada dua hal yang bisa dicapai dengan akselerasi SDM kompeten yaitu terciptanya lapangan kerja sekaligus kewirausahaan menuju Indonesia maju,” imbuhnya.

Berbagai Peluang

Sementara itu, hadir dalam acara tersebut, Margareta Astaman, atau yang akrab dipanggil Margie, mengatakan peluang pertanian yang padat karya masih akan ada cukup lama di Indonesia.

Hal tersebut bisa dijalankan bersamaan dengan implementasi teknologi. Dia juga bercerita tentang awal terbentuknya Java Fresh dari kepercayaan terhadap potensi buah Indonesia. 

“Di masyarakat masih ada pemikiran, memang bisa buah Indonesia bersaing dengan buah luar negeri? Kenyataannya bisa, sehingga permasalahan ketidakbisaan itu ada di dalam ketidakpercayaan diri kita.” ujarnya.

Sebagai informasi, Java Fresh merupakan perusahaan ekspor yang berfokus pada pengembangan buah tropis lokal seperti manggis, salak, kelapa, dan jeruk purut.

Baca Juga: Survei McKinsey: Pandemi Bikin Perusahaan Pilih Reskilling, Bagaimana di Indonesia?

Hadir pula Iki Sari Dewi yang berbagi pengalamannya sebagai Direktur Operasional Grab dalam mencari peluang di tengah pandemi. Beberapa peluang yang dilihat Grab berawal dari keinginan menjadi solusi atas krisis pandemi yang membatasi aktivitas masyarakat. Grab kemudian merilis fotur terbaru seperti GrabHelp untuk kebutuhan konsultasi kesehatan.

Selain itu, ada pula GrabMart untuk berbelanja sehari-hari, dan GrabExpress untuk mengirimkan barang. Iki menuturkan salah satu kunci kesuksesannya menerapkan Grab Vaccine Center sebagai bentuk konsep pertama di Asia adalah dengan growth mindset, bahwa krisis menjadi peluang untuk perubahan dan jangan takut untuk belajar.

Kekuatan Budaya

Pada segmen kedua yang membahas tentang potensi budaya di daerah, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menaruh perhatian untuk menjaga keunikan budaya kota Singkawang. 

Salah satunya dengan mengemas 3 titik masuk kota Singkawang dengan gaya etnis Tionghoa, Dayak, dan Melayu, kemudian menggelar pertunjukkan adat rutin tiap tahun secara bergilir dari 17 paguyuban budaya di Singkawang, serta revitalisasi pasar untuk berbelanja sekaligus wisata. 

Ia juga berpesan pada generasi muda untuk memanfaatkan keahlian dibidang IT untuk mendapatkan penghasilan. 

“Anak muda punya kecerdasan lebih dalam bidang IT, kenapa tidak menggunakan IT untuk mendapat penghasilan?” ungkapnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyampaikan pola pengembangan SDM dalam birokrasi dan masyarakat umum Jawa Timur. Menurutnya, realita kondisi pasar yang semakin dinamis dan tidak ada jaminan perusahaan besar pun akan bertahan.

Dengan begitu, karyawan harus memiliki mindset bukan sebatas mencari stabilitas tetapi adaptif memikirkan bagaimana perusahaan dapat bertahan.

“Tidak terkungkung pada sesuatu yang stabil, tidak berhenti belajar. SDM yang harus dicetak adalah Life-long Learner, yang bisa terus menerus belajar, punya hunger akan ilmu dan kompetensi baru, dan independen untuk belajar.” ujar Emil. 

Baca Juga: Apa Pengertian Wirausaha? Ini 7 Karakter Wirausahawan Sukses

Beliau juga menuturkan kompetensi tidak banyak bermanfaat jika kita tidak menggunakan teknologi untuk simplifikasi proses dan decision making-nya. 

Kongres Nasional II GNIK 2021

Kongres Nasional Indonesia II akan dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2021, yang turut mengundang Presiden Joko Widodo. Acara yang dilaksanakan secara daring ini masih akan menggelar pra event pada 4 September 2021 dan 18 September 2021.

Masing-masing tema yang diangkat adalah “Budaya Pelayanan di Indonesia, dari Merauke sampai Weh, dari Miangas sampai ke Dana” dan ” Digital Ekonomi di Indonesia, Sesiap Apa Sih?”.

“Dengan adanya teknologi dan digitalisasi bagaimana pekerjaan itu bergeser, ada pekerjaan yg sudah hilang, tapi banyak juga pekerjaan baru yang muncul, dan peluang baru,” kata Bambang,

Peserta yang ingin mengikuti rangkaian acara bisa mendaftarkan diri melalui situs resmi kn2021.gnik.org. Siapa saja boleh mendaftar, seperti dari pelaku usaha dan industri, institusi pemerintah, institusi pendidikan, profesional dan tenaga kerja produktif, serta mahasiswa dan angkatan siap kerja.

Leave A Reply

Your email address will not be published.