Berita Nasional Terpercaya

Ini Dua Hal yang Menghambat Peningkatan Kompetensi SDM di Indonesia

0

BERNAS.ID – Beberapa waktu lalu, Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) telah menggelar sejumlah rangkaian kegiatan untuk mendorong akselerasi kompetensi sumber daya manusia di Tanah Air.

Rencananya, pada 28-29 Oktober 2021 atau bertepatan dengan perayaan Hari Sumpah Pemuda, GNIK akan mengadakan acara puncak Kongres Nasional Indonesia Kompeten atau KNIK II, karena telah digelar selama dua kali.

Tahun ini, KNIK II mengangkat tema “Akselerasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kompeten dalam Penciptaan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan Menuju Indonesia Maju”.

Baca Juga: International Coaching Summit 2021: ICF Jakarta Ajak Berdayakan SDM Indonesia Hadapi Industri 4.0

Sebagai informasi, GNIK merupakan gerakan sukarela oleh para praktisi di bidang SDM, terutama sektor swasta, yang secara aktif membangun komunikasi dan kolaborasi. Gerakan ini diawali dengan inisiasi gerakan dari Forum Praktisi HR Senior Indonesia.

GNIK menyadari perubahan yang cepat dengan digitalisasi yang masif dan munculnya fenomena bonus demografi pada 2030-2040 perlu dibarengi dengan penguatan kompetensi SDM.

Meski demikian, masih ada sejumlah hambatan dalam meningkatkan kompetensi SDM di dalam negeri. Menurut Committee GNIK Yunus Triyonggo, ada dua hal yang masih menghalangi hal tersebut.

Pertama, terkait dengan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi SDM yang belum merata di Indonesia. Artinya, sejumlah wilayah belum memiliki kemampuan yang sama dengan daerah lain.

Yunus mengatakan era digital masa kini tidak bisa lagi hanya mengandalkan face-to-face learning atau pembelajaran tatap muka. Dengan online platform seperti yang gencar dilakukan saat ini bisa memperluas jangkauan pembelajaran dari Aceh hingga Merauke.

“Dalam rumus fisika, kalau kita bicara percepatan, maka ada kuadrat. Itulah impact yang ingin kita ciptakan melalui sharing knowledge. Sharing ilmu nggak akan ada ruginya,” ucapnya dalam konferensi pers pekan ini.

Hambatan kedua, menurut Yunus, terkait dengan mindset atau pola pikir. Ia menuturkan sebagian orang masih mendahulukan ego dengan tidak memikirkan orang lain.

Baca Juga: GNIK: Perlu Akselerasi SDM Kompeten untuk Manfaatkan Bonus Demografi

Mindset teman-teman kita ini belum tentu lho mereka mau, 'ayo berjuang bersama'. Padahal, memikirkan orang lain itu adalah salah satu perubahan transformasi mindset yang harus kita gerakkan,” jelasnya.

Manajemen Talenta Nasional

Meski GNIK diawali dengan gerakan volunteer oleh para praktisi di sektor swasta, namun ke depan akan menggandeng sektor publik juga. Apalagi, pemerintah akan merealisasikan program Manajemen Talenta Nasional.

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Manajemen Talenta Nasional adalah sebuah ekosistem untuk mewadahi berbagai talenta anak bangsa untuk dikembangkan dengan baik.

“Negara hadir untuk bisa menangani anak-anak Indonesia yang punya talenta unggul, intinya di situ,” ujar Moeldoko dalam Rapat Terbatas pada Maret 2021.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebelumnya menyampaikan terdapat tiga bidang yang menjadi ruang lingku desain Manajemen Talenta Nasional atau MTN.

Pertama, bidang riset dan inovasi dengan target peningkatan rasio SDM ilmu pengetahuan dan teknologi per satu juta penduduk.

Kedua, bidang seni dan budaya dengan target rekognisi karya yang dikagumi dan diakui di dunia internasional.

Ketiga, bidang olahraga dengan target membentuk atlet-atlet baru di berbagai cabang olimpiade, terutama di 14 cabang olahraga andalan Indonesia seperti bulu tangkis atau badminton, panahan, angkat besi, atletik, dayung, senam, dan taekwondo.

“Manajemen Talenta Nasional adalah ingin mengelola sebuah keluarbiasaan yang dimiliki oleh warga negara kita dalam rangka membangkitkan kebanggaan nasional kita,” ujar Suharso, seperti yang dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Butuh SDM Unggul Energi Baru Terbarukan

Kembali soal GNIK, Yunus menyebutkan gerakan ini tidak berafiliasi terhadap siapa pun, artinya siapa saja bisa terlibat dalam mendorong peningkatan SDM di Tanah Air. Dengan begitu, dia meyakini Indonesia akan menjadi bangsa pemenang, bangsa dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dan pada 20145 akan tercapai Indonesia emas.

“GNIK akan menggandeng semua pihak yang punya passion yang sama untuk meningkatkan SDM Indonesia,” ujarnya.

“Tidak hanya bicara rumusan-rumusan yang high level, tapi memastikan strategi eksekusinya dengan langsung menyentuh ke grass root, inilah yang diinginkan GNIK,” imbuhnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.