BERNAS.ID – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) akan menggelar Musyawarah Nasional XVI di Bali, pada 27-29 Oktober 2021. Munas IAI merupakan forum tertinggi anggota yang menjadi tanggung jawab seluruh arsitek Indonesia.
Pada Munas tahun ini, secara khusus IAI mengangkat tema Paradigma Baru Profesi Arsitek Indonesia. Sebagai informasi, IAI juga akan memilih Ketua Umum periode 2021-20214.
Dalam siaran pers yang diterima Bernas.id pada Selasa (26/10/2021), paradigma baru profesi arsitek adalah spirit perubahan, yang merupakan implementasi dari salah satu dari lima prioritas pembangunan pemerintah, yakni pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Baca Juga: 3 Hal Seputar Pemilihan Bakal Calon Ketua Umum IAI Periode 2021-2024
IAI berkomitmen untuk berbenah diri dan meningkatkan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing di pasar kerja sektor konstruksi. IAI mengakui perlunya penyesuaian aturan internal organisasi mengingat adanya perubahan regulasi bidang jasa konstruksi karena hadirnya UU No.6 Tahun 2017 tentang Arsitek dan UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“Karena itu Musyawarah Nasional Ikatan Arsitek Indonesia yang ke XVI ini mesti di jadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri dan bangkit guna menyongsong perubahan paradigma dan tantangan dunia profesi arsitek ke depan,” demikian tertulis dalam siaran pers IAI.
Spirit perubahan yang dibawa IAI, antara lain:
- Perubahan dari profesionalisme semu dengan sertifikat keahlian yang hanya mengandalkan portofolio menuju pada profesionalisme Arsitek yang sesungguhnya melalui Pendidikan Profesi Arsitek (PPAR), magang dan uji kompetensi oleh Dewan Arsitek Indonesia.
- Perubahan dari praktek profesi ilegal yang hanya mengandalkan sertifikat keahlian sebagai jaminan profesionalisme menuju pada praktek profesi secara legal dengan lisensi yang diterbitkan oleh Gubernur.
- Perubahan dari persaingan mendapatkan pekerjaan secara tidak sehat yang mengandalkan proteksi dan KKN dan pinjam-meminjam bendera/sertifikat Keahlian, menuju pada iklim industrial yang mengandalkan persaingan ide dan kualitas produk dalam bentuk karya desain.
- Perubahan dalam hal pengelolaan organisasi profesi secara tradisional atau konvensional menuju organisasi modern yang mandiri, independen dan akuntabel.
Bagi IAI, menjadi arsitek merupakan suatu proses yang sengaja diatur secara lebih spesifik yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar praktik arsitek benar-benar dijalankan oleh seseorang yang profesional.
“Jikalau seorang Arsitek salah mendesain maka korbannya bisa satu isi rumah, bisa satu gedung bahkan satu kota,” tulis IAI.
Baca Juga: Tiga Kandidat Caketum Ditetapkan, IAI Harap Partisipasi Pemilih Meningkat
Saat ini, jumlah anggota aktif IAI mencapai 21.000 orang. Dari dari jumlah tersebut, baru 8.000 orang yang melakukan sertifikasi dengan sebaran kepengurusan telah merata pada 34 Provinsi, 6 Wilayah dan 1 perwakilan di Singapura.
Kondisi ini cukup memprihatinkan karena jika dibandingkan dengan jumlah lulusan Sarjana Arsitektur setiap tahun dari 138 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang memiliki program studi Arsitektur.
“Paradigma baru ini tentu tidak dapat disikapi dengan melakukan proteksi atau sejenisnya, melainkan harus disikapi dengan meningkatkan daya saing bangsa,” sebut IAI.
Kandidat Ketum IAI
IAI menetapkan tiga kandidat Ketum IAI 2021-2024 berdasarkan hasil e-vote tahap 1. Mereka adalah Ahmad Saifudin Mutaqi, Gregorius Budi Yulianto, dan I Ketut Rana Wiarcha.
Setelah melewati proses sosialisasi di Bandung dan Yogyakarta, kini ketiganya akan dipertemukan kembali di Bali untuk meyakinkan para voters untuk memilih salah satu dari mereka.
IAI menggunakan metode e-vote dalam pemilihan ketua umum. Daftar Pemilih Tetap (DPT) bisa memilih melalui platform bernama IAI Interaktif. Metode e-vote ini memakai sistem one man one vote dengan akuntabilitas yang tinggi.
Berkaca pada e-vote tahap 1, Ketua Panitia Pemilihan Ketum IAI periode 2021-2024 Don Ara Kian mengatakan belum semua anggota IAI menggunakan haknya untuk memilih calon pemimpin asosiasi.
Baca Juga: Apa Kata Tiga Kandidat Ketum IAI soal Etika Arsitek dalam Berprofesi?
Berdasarkan data pemilihan dari 34 provinsi, 4 wilayah, dan 1 perwakilan di Singapura, terdapat 4.590 DPT. Dari jumlah itu, hanya 1.786 anggota atau 38,9% yang menggunakan hak suaranya sehingga masih ada 2.804 DPT yang belum menggunakan hak suara.
Don berharap ada peningkatan jumlah DPT pada e-vote tahap 2, yang pada 26 Oktober 2021 telah memasuki hari kedua. Nantinya, e-vote tersebut akan menghasilkan nama Ketum IAI 2021-2024.
“DPT ini sifatnya given, kami menerima dari verifikasi dari teman-teman pengurus di provinsi. Mudah-mudahan di tahapan e-vote dua, ada perbaikan di situ,” ucapnya.