Berita Nasional Terpercaya

Unggul dalam E-Vote, Georgius Budi Yulianto Jadi Ketua Umum IAI Periode 2021-2024

0

BERNAS.ID – Usai sudah rangkaian pemilihan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode 2021-2014. Dari tiga nama kandidat, Georgius Budi Yulianto memperoleh suara terbanyak berdasarkan hasil e-vote tahap 2 yang ditutup pada Jumat (29/10/2021).

Sebagai informasi, proses pemilihan Ketum IAI juga dibarengi dengan Musyawarah Nasional atau Munas IAI XVI di Bali, yang berlangsung pada 25-29 Oktober 2021.

Georgius unggul atas dua kandidat lainnya yakni Ahmad Saifudin Mutaqi dan I Ketut Rana Wiarcha. Dalam unggahan di akun Instagram IAI @iai_architect, disebutkan ada 3.596 anggota IAI yang memilih.

Georgius tercatat memperoleh 1.323 suara, I Ketut mendapat 1.145 suara, dan Ahmad dengan 1.128 suara. 

Baca Juga: 3 Hal Seputar Pemilihan Bakal Calon Ketua Umum IAI Periode 2021-2024

“Selamat atas terpilihnya Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Periode 2021-2021: Georgius Budi Yulianto,” demikian tulis akun resmi IAI di platform media sosial.

“Terima kasih kepada I Ketut Rana Wiarcha, dan Ahmad Saifudin Mutaqi yang turut memberikan berbagai sumbangsih pemikiran selama masa pemilihan Ketua Umum bagi organisasi profesi ini,” imbuhnya.

Georgius merupakan Ketua IAI Jawa Barat. Dia juga tercatat sebagai dosen di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan Principal Architect di LAID Indonesia.

Dalam Visioning Tiga Kandidat Ketum IAI yang digelar secara virtual, Georgius menilai perlunya peninjauan kembali buku kode etik arsitek yang telah berumur belasan tahun, apalagi dengan munculnya digitalisasi.

Meski demikian, dia menilai etika menjadi yang tertinggi dalam berprofesi. Ia juga menyoroti tentang isu copy paste yang terjadi di kalangan arsitektur.

Nothing new beneath the sun. Namun saya rasa memang upaya untuk memplagiat itu tidak hanya terhadap karya orang lain, bahkan karya sendiri yang tidak jadi dipakai itu dipakai ulang,” jelasnya.

Ia mengajak kaum milenial sebagai generasi penerus di IAI untuk merumuskan kembali tafsiran dari buku kode etik dengan melibat tokoh-tokoh senior.

Paradigma Baru

Sebelum menggelar e-vote tahap 2, IAI telah melakukan e-vote tahap 1 untuk menghasilkan tiga nama kandidat ketum dari 7 orang bakal calon. Jika dibandingkan pada tahap sebelumnya, jumlah anggota IAI yang memilih pada e-vote 2 mengalami peningkatan.

Berdasarkan data pemilihan dari 34 provinsi, 4 wilayah, dan 1 perwakilan di Singapura, terdapat 4.590 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dari jumlah itu, hanya 1.786 anggota atau 38,9% yang menggunakan hak suaranya sehingga masih ada 2.804 DPT yang belum menggunakan hak suara pada e-vote 1. 

Total suara yang terkumpul pada e-vote 2 mencapai 3.596 suara. Meski demikian, jumlah itu belum mencakup keseluruhan anggota IAI yang tercatat mencapai 21.000 orang. 

Baca Juga: Munas IAI XVI Bawa 4 Spirit Perubahan Paradigma Baru Profesi Arsitek Indonesia

Selain menggelar pemilihan ketum, IAI juga mengadakan Munas yang mengangkat tema Paradigma Baru Profesi Arsitek Indonesia. Paradigma baru profesi arsitek adalah spirit perubahan, yang merupakan implementasi dari salah satu dari lima prioritas pembangunan pemerintah, yakni pembangunan kualitas sumber daya manusia.

IAI berkomitmen untuk berbenah diri dan meningkatkan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing di pasar kerja sektor konstruksi. IAI juga mengakui perlunya penyesuaian aturan internal organisasi mengingat adanya perubahan regulasi bidang jasa konstruksi karena hadirnya UU No.6 Tahun 2017 tentang Arsitek dan UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

“Karena itu Musyawarah Nasional Ikatan Arsitek Indonesia yang  ke XVI ini mesti dijadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri dan bangkit guna menyongsong perubahan paradigma dan tantangan dunia profesi arsitek ke depan,” demikian tertulis dalam siaran pers IAI beberapa waktu lalu.

Leave A Reply

Your email address will not be published.