Inilah Bedanya Karakteristik Obligasi dan Saham

Bernas.id – Saat ini hadir berbagai alternatif investasi, seperti obligasi dan saham. Meski kedua instrumen tersebut tampak sama karena digunakan sebagai sumber pendanaan baru bagi pemerintah atau perusahaan, ternyata ada berbagai aspek yang membedakan keduanya. Perbedaan obligasi dan saham merujuk pada fungsi, harga instrumen saat diperdagangkan, masa berlaku, kepastian perolehan keuntungan, pajak yang ditanggung, nominal keuntungan, serta kebijakan saat likuidasi. Investor harus mengetahui perbedaan antara obligasi dan saham agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat.
Obligasi adalah surat utang berjangka yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan sejumlah dana dari investor. Sebagai imbalannya, investor akan menerima bunga atau kupon setiap periode dan pelunasan pokok utang saat jatuh tempo. Sementara itu, saham adalah bukti kepemilikan investor atas suatu perusahaan yang berdasarkan lembar saham yang dimiliki.
Sebelum membahas perbedaan obligasi dan saham, investor perlu memahami dengan benar berbagai karakteristik yang membedakan obligasi dengan saham.
Daftar Isi :
Baca juga: Cara Investasi Agar Aman dan Menguntungkan
Karakteristik Obligasi
Nilai Nominal Obligasi
Nilai nominal adalah jumlah pokok utang yang harus dibayar oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi atau investor. Nilai nominal tertera pada lembar obligasi. Di samping itu, penerbit obligasi harus menjelaskan jumlah emisi obligasi yang besarannya ditentukan oleh arus kas, kebutuhan dana, serta kinerja bisnis.
Masa Jatuh Tempo Obligasi
Masa jatuh tempo adalah batas akhir penerbit obligasi melakukan pelunasan utang kepada pemegang obligasi. Setiap obligasi yang diterbitkan memiliki jangka waktu berbeda, antara 1 tahun hingga 10 tahun. Namun biasanya obligasi sering diterbitkan dengan masa jatuh tempo 5 tahun dan pada obligasi kasus tertentu jangka waktunya bisa sampai 30 tahun. Bagi pemegang obligasi atau investor, obligasi dengan jangka waktu yang pendek memiliki tingkat resiko yang kecil sehingga lebih disukai.
Klaim Aset dan Klaim Pendapatan
Pemegang obligasi berhak mengajukan klaim aset dan klaim pendapatan saat penerbit obligasi terindikasi akan mengalami kebangkrutan dan gagal bayar sehingga penerbit obligasi harus menjual aset untuk melunasi kewajibannya. Klaim aset berhak dilakukan oleh pemegang obligasi sehingga pemegang obligasi berhak diprioritaskan dalam pembagian hasil penjualan aset. Sementara itu, klaim atas pendapatan berhak diajukan oleh pemegang obligasi atas pendapatan perusahaan sehingga pemegang obligasi berhak didahulukan saat pembagian pendapatan tersebut dibanding penerima lainnya.
Coupon Rate Obligasi
Coupon Rate adalah bunga yang berhak didapatkan oleh pemegang obligasi secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Penerbit obligasi wajib membayar bunga kepada pemegang obligasi sesuai nominal dan jangka waktu pembayaran yang disepakati, seperti periode 1 bulan, 3 bulan, atau 1 tahun.
Indenture Obligasi
Indenture adalah kontrak yang dibuat antara penerbit obligasi dengan wali amanat, yaitu wakil pemegang obligasi. Kontrak obligasi berisi tentang hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh penerbit dan pemegang obligasi. Kontak obligasi adalah wujud perlindungan bagi pemegang obligasi.
Current Yield
Current Yield adalah persentase bunga yang diterima pemegang obligasi selama satu tahun terhadap harga obligasi. Selanjutnya ada istilah Yield to Maturity, yaitu tingkat pengembalian obligasi saat jatuh tempo.
Rating
Rating adalah peringkat obligasi yang merepresentasikan tingkat risiko obligasi. Peringkat obligasi ditulis dengan dua atau tiga huruf beserta satu angka. Faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi antara lain laba perusahaan, kepastian pendapatan, dan rasio utang perusahaan. Tingginya peringkat obligasi berbanding terbalik dengan risiko obligasi sehingga semakin tinggi peringkat obligasi maka semakin rendah risikonya. Dampaknya, bunga yang ditawarkan oleh obligasi berperingkat tinggi cenderung rendah.
Baca juga: Inilah 7 Aplikasi Investasi Resmi Versi OJK
Perbedaan Obligasi dengan Saham
Dilihat dari fungsi obligasi dan saham
Merujuk pada pengertiannya, obligasi adalah surat berharga berbentuk surat utang sedangkan saham adalah porsi penyertaan modal ke suatu perusahaan. Jadi, obligasi berfungsi sebagai surat bukti pengakuan utang antara penerbit dan pemegang obligasi sedangkan saham berfungsi sebagai bukti kepemilikan perusahaan. Artinya pemegang obligasi berhak atas klaim bukti piutang dan tidak berhak atas klaim kepemilikan perusahaan.
Dilihat dari harga perdagangan saham dan obligasi
Harga jual obligasi tidak dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi sehingga harganya akan tetap. Berbeda dengan obligasi, harga jual saham rentan terhadap perubahan kondisi politik dan ekonomi sehingga harganya mengalami fluktuasi. Mengacu pada hal tersebut, maka obligasi cenderung memiliki risiko yang kecil sedangkan saham memiliki risiko yang lebih besar.
Dilihat dari masa berlaku obligasi dan saham
Obligasi memiliki jangka waktu yang ditetapkan pada awal perjanjian sehingga kepemilikan obligasi terbatas hingga jatuh tempo saja. Sementara itu, saham tidak memiliki jangka waktu dan dapat dimiliki sampai kapanpun, kecuali saham tersebut dijual.
Dilihat dari kepastian perolehan keuntungan
Pemegang obligasi mendapatkan keuntungan berupa kupon atau bunga serta pelunasan pokok utang sedangkan pemilik saham mendapatkan keuntungan berupa dividen. Jumlah utang yang dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta bunganya tidak dipengaruhi oleh keuntungan atau kerugian perusahaan sehingga pemilik obligasi pasti mendapatkan keuntungan tersebut. Di sisi lain, dividen dipengaruhi oleh profit perusahaan sehingga jumlah pembagiannya tidak pasti.
Dilihat dari besar keuntungannya
Besaran keuntungan obligasi yang tidak dipengaruhi oleh kondisi perusahaan karena jumlahnya sudah ditetapkan pada perjanjian awal maka bisa jadi keuntungan obligasi tidak sebesar keuntungan saham.
Dilihat dari pajak yang ditanggung investor
Pemegang obligasi tidak menanggung pajak apapun karena pembayaran obligasi digolongkan sebagai beban perusahaan. Di sisi lain, pemilik saham dikenakan biaya atas perolehan dividen karena dividen termasuk dalam pendapatan perusahaan.
Dilihat dari hak suara antara obligasi dan saham di perusahaan
Pemilik obligasi tidak memiliki hak suara apapun dalam pengambilan keputusan bisnis perusahaan. Sementara itu, pemilik saham berhak bersuara atas seluruh kebijakan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dilihat dari kebijakan likuidasi
Pemegang obligasi diprioritaskan mendapatkan dana dan bunganya berdasarkan kesepakatan pada awal perjanjian. Di sisi lain, pemilik saham berhak atas keuntungan sesuai porsi sahamnya setelah seluruh kewajiban atau utang perusahaan saat likuidasi berhasil dilunasi.
Obligasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemegang obligasi berhak atas bunga atau kupon obligasi yang dibayarkan secara berkala oleh penerbit obligasi. Nilai bunga atau kupon obligasi yang didapatkan pemegang obligasi cenderung lebih besar dibandingkan bunga deposito bank. Selain itu, pemegang obligasi dapat meraih keuntungan saat obligasi diperjualbelikan serta obligasi dapat dijadikan jaminan atas kredit bank dan pembelian aset.
Investasi dalam bentuk obligasi dinilai aman karena pengembalian utang pokok dan pembayaran bunganya diatur dalam undang-undang. Di sisi lain, obligasi akan mendatangkan risiko saat penerbit obligasi bangkrut atau gagal bayar. Selain itu, obligasi yang dijual pada pasar sekunder sebelum jatuh tempo cenderung terjual dengan harga lebih rendah daripada harga belinya sehingga pemegang obligasi mengalami kerugian.
Baca juga: Memahami Apa Itu Dividen di Pasar Modal dan Perhitungannya