Berita Nasional Terpercaya

Kisah Pria India di Silicon Valley, Parag Agrawal dari Software Engineer hingga CEO Twitter

BERNAS.ID – Nama Parag Agrawal akhir-akhir ini terus bermunculan di berbagai pemberitaan di luar negeri. Pasalnya, pria kelahiran India itu baru saja menggantikan posisi Co-Founder dan CEO Twitter Jack Dorsey yang mengundurkan diri.

Twitter pada pekan lalu menjadi perusahaan raksasa Silicon Valley yang menunjuk orang kelahiran Negara Anak Benua itu sebagai pemimpin, menyusul Microsoft yang dipimpin oleh Satya Nadella dan Google yang dikomandoi oleh Sundar Pichai, serta berbagai perusahaan teknologi lainnya.

Tapi, siapa sebenarnya Parag Agrawal? Mengapa ia bisa dipilih menjadi CEO Twitter saat ini?

Mahasiswa yang Menonjol

Mengutip The Indian Express, Parag lahir di Mumbai, India, pada 21 Mei 1984. Ibunya merupakan seorang guru, sementara sang ayah adalah senior di Bhabha Atomic Research Centre.

Baca Juga: Donni Prabowo, Entrepreneur Muda Pegiat Ekosistem Startup Lokal

Ia mendalami ilmu dan teknik komputer di universitas ternama Institute of Technology Bombay (IIT). Menurut Profesor Supratim Biwas, yang dulu pernah mengajar Parag, mantan mahasiswanya itu merupakan sosok yang fokus dan inovatif.

“Dia adalah tipe orang yang berada di puncak. Ia sangat terorganisir dan berperilaku sangat baik. Dia memiliki semua kualitas dalam dirinya untuk unggul dalam bidang akademik di IIT-Bombay,” ujarnya seperti dikutip dari The Indian Express.

Melansir dari The New York Times, ia pindah ke Negeri Paman Sam pada 2005. Keinginannya untuk belajar terus menyala hingga akhirnya dia mendaftar di Stanford University. Di universitas tersebut, ia mengejar gelar doktor dalam ilmu komputer.

Dia juga bergabung dengan kelompok riset yang berfokus pada basis data. Menurut Jennifer Wido, pemimpin laboratorium penelitian dan pembimbing tesisnya, Parag dikenal sebagai mahasiswa yang menonjol. Dia disebut memiliki pemahaman yang kuat tentang matematika dan teori terkait ilmu komputer.

“Jika Anda pandai dalam teori, Anda memiliki kemampuan analitis, nalar, dan membuat keputusan,” ujarnya kepada The New York Times.

Kiprah di Twitter 

Parag memang bukan salah satu pendiri Twitter seperti Dorsey, tapi dia sudah bergabung dengan perusahaan tersebut selama 10 tahun. Pada 2011, ia mulai bekerja di Twitter sebagai software engineer ketika masih mengejar gelar PhD.

Sebelum bergabung dengan Twitter, ia pernah terlibat dalam penelitian manajemen data skala besar dengan kolaborator di perusahaan Microsoft Research, Yahoo! Research, dan AT&T Labs.

Di Twitter, kariernya semakin cemerlang. Pada 2017, perusahaan menunjuknya sebagai Chief Technology Officer (CTO). Mengutip dari The Indian Express, ia mendorong sebagian besar proyek terobosan di Twitter, salah satunya keberhasilan monetisasi pendapatan berbasis iklan perusahaan.

Di bawah kepemimpinannya, tim iklan menggunakan machine-learning untuk menganalisis data dan menargetkan iklan kepada pengguna tertentu, yang membantu meningkatkan pendapatan Twitter.

Dia kemudian dikenal sebagai anggota Twitter Architecture Group atau TAG, sebuah tim yang berisi engineer ternama di perusahaan, yang bertugas meninjau dan meningkatkan proyek.

Parag juga telah mempercepat pertumbuhan pengguna dengan meningkatkan “Home timeline”, mengerjakan ulang strategi teknis perusahaan, dan mengawasi machine-learning dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

“Dia adalah pilihan saya selama beberapa waktu, mengingat seberapa dalamnya ia memahami perusahaan dan kebutuhannya,” tulis Dorsey dalam memo internal yang dibagikan di Twitter.

Baca Juga: Kisah Avifi Arka Perjuangkan Hipnotis sebagai Profesi Mulia dan Memberi Manfaat Positif

Sementara itu, di India, Twitter justru beberapa kali menuai kritik oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Pemerintah justru melontarkan gertak agar Twitter menghapus pesan dukungan terhadap protes petani.

Kini, Parag akan menerima gaji tahunan sebesar 1 juta dollar AS atau sekitar Rp14,3 miliar, ditambah bonus dan unit saham terbatas, serta unit saham berbasis kinerja senilai 12,5 juta dollar AS.

“Parag berada di balik setiap keputusan penting yang membantu perusahaan ini. Dia orang yang ingin tahu, suka menggali, rasional, kreatif, sadar diri, dan rendah hati. Dia memimpin dengan hati dan jiwa,” ujar Dorsey.

#LoveWhereYouWork

Melansir CNN, Twitter saat ini berfokus pada pengembangan model pendapat, yang bisa saja menunjuk seseorang dengan latar belakang bisnis. Tapi nyatanya, perusahaan itu justru tetap memilih seorang software engineer yang akrab dengan produk mereka.

Setelah menjadi CEO Twitter, Parag menuliskan sebuah memo pertamanya kepada rekan-rekannya di Silicon Valley.

“Saya adalah salah satu dari kalian,” tulisnya.

“Saya telah melihat pasang surut, tantangan dan rintangan, kemenangan, dan kesalahan,” lanjutnya.

Rasa persatuan dan kebersamaan merupakan buah dari banyaknya pekerja di industri teknologi yang semakin nyaman dengan pimpinan mereka. Berbagai masalah seperti budaya, tempat kerja, advokasi, dan kebijakan perusahaan merupakan isu-isu yang telah diatasi dengan baik.

Parag juga berpesan tentang komitmen untuk menjadikan Twitter sebagai tempat di mana para karyawannya ingin terus bersama.

“Saya ingin kalian #LoveWhereYouWork dan juga menyukai bagaimana kita bekerja sama untuk menghasilkan dampak yang besar,” tulisnya dalam memo.

Baca Juga: I Kadek Dian Sutrisna Artha, Siswa Teladan Jurusan IPA yang Berubah Haluan Jadi Ekonom

Pria berusia 37 tahun itu dianggap telah banyak melihat langsung berbagai masalah yang dihadapi Twitter. Ia diyakini dapat terus mengembangkan sejumlah ide-ide brilian untuk eksistensi Twitter ke depan, baik terkait algoritma, moderasi konten, atau menempatkan lebih banyak kekuatan di tangan pengguna.

Apalagi Twitter masih menerima kritik atas penanganan misinformasi, ujaran kebencian, dan kekerasan, yang kini akan menjadi tanggung jawab Parag. Keputusannya akan selalu dilihat oleh para pembuat kebijakan dan tentu saja publik.

Leave A Reply

Your email address will not be published.