Rajin Berusaha dan Berserah kepada Tuhan
Rajin Berusaha dan Berserah kepada Tuhan
Sosok tokoh remaja kali ini adalah Al Hafid Baharsyah, biasa dipanggil Hafid. Ia lahir dan besar di Temanggung, Jawa Tengah. Hafid merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pedagang kaki lima di pasar dekat rumahnya, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kedua orang tuanya sangat memperhatikan dan berupaya keras agar anak-anak mereka dapat sekolah sampai pendidikan tinggi. Alhamdulillah ketiga anaknya dapat merasakan bangku kuliah. Hafid merupakan lulusan Teknik Mesin UGM. Ia masuk kuliah Agustus 2016 dan lulus bulan Januari 2021.
Setelah lulus kuliah, sama halnya seperti lulusan baru ia mencoba peruntungan untuk melamar ke berbagai perusahaan. Namun, saat pandemi lowongan kerja tidak sebanyak seperti dalam kondisi normal. “Saya harus pintar-pintar mencari lowongan kerja dari berbagai perusahaan. Sisi positif melamar dengan kondisi sekarang adalah seluruh proses rekrutmen dilakukan secara online, sehingga saya tidak perlu datang jauh-jauh keluar kota. Jadinya hemat waktu dan biaya.”
Baca juga : https://www.bernas.id/83725-informasi-beasiswa-dan-universitas-di-finlandia
“Saya mulai melamar ke berbagai perusahaan pada bulan Februari 2021 karena di bulan Januari SKL saya belum keluar. Sambil menunggu, saya menyiapkan berkas-berkas yang biasanya diminta perusahaan dan belajar cara menghadapi tes yang akan saya lalui. Ternyata tidak mudah memang mencari pekerjaan di tengah pandemi. Banyak penolakan yang saya rasakan selama melamar kerja, baik lamaran kita tidak ada balasan, tidak lolos proses seleksi, dan lain sebagainya. Seiring waktu berjalan pada bulan April 2021, alhamdulillah saya mendapat panggilan kerja di salah satu perusahaan kontraktor batu bara di Kalimantan. Berarti kalau dihitung-hitung butuh waktu sekitar 2,5 bulan sampai saya mendapat pekerjaan dan saya merasa beruntung dalam waktu yang cukup singkat sudah mendapat pekerjaan.”
Ada satu hal yang ingin ia bagi pada teman-teman saat ia diterima di perusahaan tersebut, yaitu bahwa rezeki setiap orang telah diatur oleh Allah SWT dan pasti akan sampai bagaimanapun caranya. Jadi kita tidak perlu terlarut dalam kesedihan ketika gagal dalam suatu hal. Sebenarnya tadinya ia tidak diterima di perusahaan yang sekarang. Kok bisa? Begini ceritanya, “Saya dan tiga teman saya sudah sampai tahap akhir seleksi, yaitu MCU. Setelah MCU kami tinggal menunggu panggilan dari perusahaan dan masuk tahapan offering. Kira-kira satu minggu setelah MCU, dua teman saya mengabari saya bahwa mereka mendapat pemberitahuan diterima di perusahaan tersebut, sedangkan saya dan satu teman saya tidak kunjung mendapat panggilan. Jadi sudah dipastikan kami berdua tidak lolos. Saya merasa sangat kecewa, selama beberapa hari saya merenungi hal tersebut karena tinggal sedikit lagi untuk diterima. Namun, mungkin memang belum rezeki kemudian saya melanjutkan kegiatan sehari-hari sambil mencoba melamar di perusahaan lain. Selang cukup lama saya mendapat pesan dari pihak perusahaan yang pernah saya lamar tersebut bahwa akan ditelpon hari itu. Saat dihubungi pihak perusahaan, saya diberitahu bahwa saya lolos masuk ke perusahaan tersebut dan tentu saja rasanya campur aduk. Usut punya usut ternyata teman saya mengundurkan diri karena diterima diperusahaan lain dan saya dijadikan sebagai pengganti teman saya tersebut.”
Saat ini Hafid sedang menjalani program MT (Management Trainee) di perusahaan selama satu tahun. Ia mendapat beberapa penugasan dan akan dilakukan proses assessment secara berkala untuk melihat performance selama menjalani proses MT. Seperti program MT di perusahaan lain apabila memiliki performance yang kurang baik dan tidak lulus proses assessment maka akan gugur dan dikeluarkan dari perusahaan. “Awal mulanya ada ketakutan tersendiri karena yang saya pelajari selama proses kuliah tidak terlalu sesuai dengan kerjaan yang saya lakukan sekarang. Beruntungnya perusahaan memberi pembekalan dan pengarahan tentang apa saja yang akan kita lakukan selama proses MT, walaupun tidak semuanya secara detail dijelaskan hanya gambaran besarnya saja. Namun, setidaknya dari situ saya tahu apa yang harus saya lakukan. Selain itu selama program MT saya akan didampingi oleh buddy dan coach sebagai mentor selama program MT.”
Menurut Hafid, selama masuk dunia kerja banyak perbedaan yang ia rasakan dengan dunia kampus dulu dari budaya, lingkungan, dan lain-lain. “Perusahaan kontraktor pertambangan memiliki sistem kerja roaster, kita bekerja selama 14 hari dengan jam kerja ± 12 jam per hari dan off 1 hari. Kemudian setelah berada di site selama 70 hari kita akan mendapat cuti selama 13 hari. Selain itu, kerja di pertambangan juga memiliki faktor risiko safety terbesar setelah perusahan konstruksi. Sehingga keselamatan menjadi paling utama dalam bekerja. Mayoritas pekerja di sini berusia cukup jauh dari saya dan kebanyakan masyarakat lokal, karena memang ada kebijakan bahwa 80% karyawan merupakan warga lingkar tambang. Saya harus beradaptasi dengan berbagai hal tersebut. Awalnya memang agak berat bagi saya mengubah kebiasaan lama saya dan beradaptasi, tetapi lambat laun saya mulai terbiasa dan bisa menyesuaikan. Walaupun sampai sekarang masih banyak hal yang harus dibenahi dari diri saya.”
Baca juga : https://www.bernas.id/82832-6-beasiswa-untuk-kuliah-di-universitas-cambridge
“Selain itu, karena dalam keadaan Covid-19 dan kami bekerja di remote area segala aktivitas kami dibatasi selama di lokasi tambang. Ada kejenuhan tentunya, karena berbagai sarana berkumpul dan melepas stres ditutup. Dulu ketika sedang off setidaknya kami bisa main ke kota untuk sekedar jalan-jalan atau makan, sekarang sama sekali tidak bisa kecuali ada izin khusus. Sehingga banyak teman-teman mencari kegiatan lain untuk melepas kejenuhan seperti membawa berbagai alat penyeduh kopi, masak-masak, dan ada yang memelihara ikan.”
“Tidak perlu khawatir ketika teman-teman nantinya masuk dunia kerja dan ditempatkan di posisi yang kita tidak familiar dengan pekerjaan tersebut. Karena biasanya setiap perusahaan punya cara untuk mengembangkan karyawannya agar memiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaanya apalagi buat kita yang masih fresh graduate. Selama kita masih ada kemauan untuk belajar, membuka diri, meluangkan waktu lebih, berpikir positif, insyaallah semuanya bisa dilalui. Selain itu segala sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang kita tidak pernah tahu, yang kita lakukan saat ini adalah berusaha dan pasrah pada yang Maha Kuasa. Apabila rezeki kita tidak di tempat itu maka yakinlah Allah telah menyiapkan tempat terbaik bagi kita.”
Sampai jumpa lagi suatu saat di masa Indonesia Modern dengan rakyat cerdas merata, sehat jiwa raga, dan sejahtera serta berbahagia. (Intan reporter dan suka mempelajari channel YouTube Sudjarwadi Ugm, Whatsapp : +62 858-7768-1197).