Berita Nasional Terpercaya

3 Cara Lindungi Dompet Crypto Anda dari Peretasan

0

Bernas.id – Volatilitas tinggi bukan satu-satunya yang perlu diwaspadai bagi investor aset kripto. Penipuan mata uang kripto kini semakin marak seiring dengan meningkatnya kapitalisasi pasar mata uang digital ini.

Bursa kripto bekerja seperti bursa uang tradisional, dimana bursa akan menetapkan harga untuk berbagai mata uang dan mengambil sedikit biaya untuk memungkinkan pengguna memperdagangkannya. Akan tetapi, meski beberapa negara memiliki peraturan ketat, relatif mudah bagi pengusaha teknologi untuk membuat pertukaran kripto hampir di mana saja di dunia dan menjalankannya sesuka mereka.

Baca juga: Mengenal Cryptocurrency Bubble, Kehancuran Nilai Cryptocurrency

Secara umum, mata uang kripto memberikan penawaran sejumlah keamanan dari enkripsi. Tetapi bursa yang mengelola mereka, terutama yang baru membangun bisnis mereka dari awal, sering kali dimulai dengan staf kecil, yang berarti tidak banyak profesional keamanan siber. 

Pengembang mereka mungkin bekerja keras untuk membuat kode berfungsi, terkadang secara tidak sengaja meninggalkan kekurangan yang memberi pijakan bagi peretas. Dikombinasikan dengan fakta bahwa pasar yang fluktuatif sering membuat mereka tiba-tiba memegang kekayaan, bursa kripto adalah target yang sangat matang bagi peretas kriminal.

Beberapa tahun terakhir, penipuan ataupun peretasan sistem mata uang kripto yang merugikan para investor semakin meningkat. Pada tahun 2021 saja, ada lebih dari 20 peretasan di mana perampok digital mencuri setidaknya $ 10 juta dalam mata uang digital dari bursa atau proyek kripto. Setidaknya dalam enam kasus, peretas mencuri lebih dari $100 juta. 

Apabila ditotal, para peretas ini telah mencuri dana dari kripto senilai $14 miliar, menurut laporan perusahaan data blockchain Chainalysis. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari $7,8 miliar yang dicuri pada tahun 2020. Yang lebih mencengangkannya lagi, 7 kali peretasan aset digital dengan jumlah mencapai $400 juta dilakukan oleh peretas asal Korea Utara, dengan nilainya naik 40% dari tahun 2020.

Salah satu perampokan kripto terbesar terjadi pada awal Desember 2021, ketika platform perdagangan kripto Bitmart mengumumkan bahwa peretas membobol akun perusahaan dan mencuri hampir $200 juta. Perusahaan membekukan semua transaksi pelanggan selama tiga hari sebelum mengizinkan mereka untuk memperdagangkan uang mereka lagi.

Masalah peretasan ini semakin diperburuk karena banyak proyek mata uang kripto yang bermaksud menghindari peraturan pemerintah, didirikan di negara-negara yang lembaga penegak hukumnya tidak memiliki banyak kekuatan untuk mengejar peretas transnasional. Atau jika mereka diretas, mereka cenderung lebih kecil kemungkinannya untuk meminta bantuan pemerintah dengan alasan ideologis, menurut Chainalysis, sebuah perusahaan yang melacak transaksi mata uang kripto untuk perusahaan swasta dan lembaga pemerintah.

Baca juga: 5 Strategi Investasi Hadapi Volatilitas Cryptocurrency

Chainanalysis menyebutkan, beberapa pengembang ingin menjadi anti-bank dan anti-pengawasan. Jadi ketika pencurian kripto terjadi, mereka belum tentu mau bekerja sama dengan penegak hukum, meskipun mereka dianggap sebagai korban dan itu akan membantu mereka.

Daftar Isi :

  1. Waspadai Penipuan Model Baru Kripto
  2. Perhatikan Tanda Bahaya Umum di Pasar Kripto
  3. Lindungi Dompet Digital Anda
  4. Lacak Kunci Dompet Anda

Waspadai Penipuan Model Baru Kripto

Di awal tahun ini tampaknya sudah ada penipuan kripto yang perlu diwaspadai. Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) memperingatkan minggu ini bahwa penipuan kripto baru yang harus diwaspadai.

Penipuan ini akan membuat konsumen mengirim uang melalui ATM kripto dan juga menggunakan kode QR. Penipu kebanyakan menyamar sebagai pemerintah, penegak hukum, promotor hadiah, atau perusahaan utilitas lokal.

Menurut FTC, hal utama yang perlu diketahui adalah pihak-pihak tersebut tidak akan memberitahu konsumen untuk membayar mereka dengan mata uang kripto. Dan apabila ada yang melakukan hal tersebut, FTC menegaskan bahwa itu merupakan bentuk penipuan.

Jika Anda telah memasukkan kripto ke dalam portofolio investasi Anda atau tertarik untuk berinvestasi di Bitcoin atau Ethereum di masa mendatang, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk melindungi kripto Anda:

1. Perhatikan Tanda Bahaya Umum di Pasar Kripto

Ada beberapa tanda bahaya umum di kripto yang mirip dengan penipuan uang dan kartu kredit yang harus Anda waspadai. Dilansir di Time, beberapa di antaranya yaitu:

  • tanda yang pertama dan paling mudah disadari yakni adanya kesalahan tipografi dan ejaan dalam email, posting media sosial, dan berbagai bentuk komunikasi lainnya
  • janji untuk melipatgandakan uang Anda 
  • kewajiban kontrak yang mengunci Anda untuk memegang kripto tanpa bisa menjual
  • influencer palsu atau mengaku sebagai selebriti
  • manipulasi psikologis seperti pemerasan
  • skema kripto media sosial besar
  • janji uang gratis
  • detail yang tidak jelas tentang ke mana perginya uang Anda

Baca juga: 90 persen Bitcoin Kini telah Ditambang, Bagaimana Nilai Mata Uang Kripto Ini di Masa Depan? 

2. Lindungi Dompet Digital Anda

Anda dapat melindungi kripto dengan cara lain, yakni dengan menerapkan kebiasaan pada keamanan digital yang baik. Sebagaimana ketika Anda menangani sejumlah besar uang tunai dengan menabungkannya ke rekening yang aman. Di Indonesia, dana nasabah di perbankan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sehingga lebih aman. Sedangkan di AS, dana nasabah diasuransikan oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).

Para ahli mengatakan investor skala kecil dengan beberapa ratus dolar dalam kripto dapat menyimpannya secara aman di bursa utama seperti Coinbase. Tetapi jika Anda memiliki jumlah kripto yang sangat besar, Anda disarankan untuk memasukkan dompet kripto untuk penyimpanan tambahan.

Ada dua jenis dompet kripto yaitu dompet panas dan dompet dingin. Dompet panas digunakan untuk menyimpan kripto secara online. Meskipun dompet ini aman, tetapi lebih rentan terhadap peretasan. Sebagai contoh, jika seorang peretas dapat memperoleh akses ke akun karyawan tertentu, yang merupakan pelanggaran keamanan umum di internet, mereka dapat melakukan pencurian besar-besaran, menurut CipherTrace, sebuah perusahaan yang melacak pencurian dan penipuan dalam mata uang kripto.

Jika bursa kripto cukup kaya dan berencana untuk memiliki dana darurat, itu dapat memberi kompensasi kepada pelanggannya jika operasinya diretas. Jika tidak, banyak dari mereka yang gulung tikar.

Sementara itu dompet dingin yaitu penyimpanan kripto secara offline di perangkat keras. Secara lebih sederhananya, dompet dingin bisa diandaikan sebagai brankas dalam format USB-drive. Tentunya ini lebih aman dari peretasan luar. Akan tetapi jika Anda lupa kata sandi atau kehilangan perangkat, Anda bisa kehilangan akses ke uang Anda selamanya.

Anda harus memastikan bahwa dompet atau platform apapun yang digunakan untuk menyimpan uang kripto memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat. Hal ini disebabkan kripto yang disimpan dalam dompet panas tidak diasuransikan, baik di FDIC (AS) maupun di LPS (Indonesia). Sebaiknya Anda memastikan hal-hal berikut ini:

  • Otentikasi dua faktor atau metode untuk mengkonfirmasi identitas yang diklaim pengguna dengan menggunakan kombinasi dari dua faktor yang berbeda. Biasanya otentikasi yang digunakan yaitu mengenai sesuatu yang Anda tahu dan sesuatu yang Anda miliki.
  • Menyimpan sebagian dari kepemilikan di dompet dingin Anda sendiri
  • Polis asuransi swasta jika terjadi pencurian atau peretasan (terpisah dari asuransi FDIC)

Baca juga: 3 Crypto Terbaik dan Terburuk Selama 2021, Ada Dogecoin dan Solana

3. Lacak Kunci Dompet Anda

Anda hanya mendapatkan satu kunci unik untuk mengakses dompet Anda, yang berarti Anda harus ekstra hati-hati agar kunci Anda tidak hilang atau dicuri. Jangan bagikan kunci pribadi Anda dengan siapa pun, sama seperti Anda tidak akan membagikan nomor KTP atau PIN kartu debit Anda. 

Sama seperti saat Anda melindungi aset keuangan Anda lainnya, Anda disarankan menggunakan kata sandi yang kuat yang Anda perbarui secara teratur. Selain itu, tidak menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun akan membuat Anda tidak terlalu rentan terhadap peretasan dan penipuan.

Baca juga: Cryptocurrency Halal atau Haram? Begini Penjelasan Lengkapnya

Leave A Reply

Your email address will not be published.