Berita Nasional Terpercaya

Tak Sekadar Megah, IKN Nusantara Harus Wujudkan Impian Besar Indonesia

0

BERNAS.ID – Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) banyak menuai komentar dari kalangan profesional dan masyarakat. Rencananya, ibu kota baru yang bernama Nusantara itu akan berada di Kalimantan Timur, tepatnya di dua kabupaten yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Beberapa waktu lalu, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan titik nol pembangunan IKN dan titik lokasi Istana Negara baru akan terletak di Penajam Paser Utara. Secara total, kawasan IKN luasnya sebesar 256.142 hektare.

Dalam rupiah, proyek IKN Nusantara itu memerlukan biaya yang tak sedikit. Bahkan pemerintah berencana menyiapkan aturan, termasuk skema pembiayaan yang diproyeksikan sebesar Rp466 triliun.

Baca Juga: Proyek Ibu Kota Baru Masuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional

Dalam Pro Talk Series #01 oleh 5 Asosiasi Profesi yang mengusung tema Paradigma Kota & Arsitektur di Masa Depan pada Rabu (26/1/2022), sejumlah ketua umum dari asosiasi profesi memberikan tanggapan soal perencanaan pembangunan IKN.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan-Indonesia (IAP) Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, ST, M.Si, mengatakan rancangan pembangunan IKN seharusnya bisa menggunakan dasar dari impian besar Indonesia menjadi negara maritim terbesar di dunia.

Ia menyayangkan narasi tersebut tidak diikutsertakan dalam pembangunan IKN baru. Padahal, itu bisa menjadi peluang untuk mengubah Indonesia dari negara agraris menjadi negara maritim.

Seperti diketahui, Indonesia sudah terlalu lama bergantung pada Jakarta dan Pulau Jawa. Lalu muncul upaya untuk mengembangkan keadilan dan pemerataan dengan membangun kawasan andalan, Kawasan Ekonomi Khusus, dan sebagainya.

Meski demikian, menurut Hendricus, kawasan tersebut tidak banyak yang berhasil. Yang bisa berkembang hanya wilayah pantai timur Sumatra dan di barat Sulawesi. 

“Indonesia punya impian besar sebagai negara maritim terbesar. Sayang narasi ini nggak ikut, hanya membangun kota baru,” katanya.

“Akhirnya yang dipikirkan berapa rumah yang dibutuhkan, kantor ada di mana, dan bukan narasi kolektivitas untuk bisa mendukung pembangunan,” imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tol Pertama Kalimantan, Akses Ibu Kota Baru

Hendricus menuturkan membangun sebuah kota baru nantinya tidak hanya berakhir sebagai sebuah produk, namun perlu ada proses kolektivitas yang melibatkan warga seperti masyarakat adat dan desa. 

“Mereka harus menjadi bagian aktif dari proses perencanaan. Kalau mau cepat, bisa saja, tapi tetap prosedurnya harus dieksekusi, yang penting jangan terburu-buru,” tuturnya.

Keselamatan Bangunan

Tidak hanya dasar dari perencanaan IKN baru ini, namun dari segi rancangan kotanya pun tak lepas dari kritik. Muncul desain Istana Kepresidenan karya seniman Nyoman Nuarta yang memperlihatkan kemegahan.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Georgius Budi Yulianto mengatakan dari sisi arsitektur yang terpenting adalah keselamatan. Meski mempertimbangkan segi histori dan lokasi, keandalan bangunan adalah yang utama.

Artinya, bangunan itu harus aman dan nyaman karena menyangkut dengan keselamatan para penggunanya. Asosiasi profesi mendorong agar orang yang mendesain arsitektur adalah seseorang yang berlisensi dan teregistrasi.

“Agar desain yang dibuat bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya desain pos jaga di istana. Itu yang tanggung jawab ya arsiteknya,” ucapnya.

Baca Juga: Ibu Kota Baru Tidak Ada Pilkada dan Bukan Daerah Otonom

Dalam desain IKN baru rancangan Nuarta itu memang terlihat Istana Garuda yang megah dengan fasilitas transportasi modern. Ketua Umum Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Dian Heri Sofian, ST, MT, mengatakan pembangunan kota-kota di masa depan harus menempatkan manusia sebagai subyek yang bijaksana terhadap alam.

Kota dibangun dengan memanfaatkan ruang dan sumber daya secara selaras sehingga menciptakan harmoni. Dia menyatakan ketika manusia terlalu mendominasi alam, maka akan banyak terjadi bencana karena hutan, siklus air, dan karbon akan terganggu.

“Jadi kota itu tidak didominasi oleh struktur dan transportasi. tapi bagaimana kita berada dalam sebuah posisi yang seimbang, semua elemen tidak terlalu dominan, tapi bisa berfungsi dan berjalan dengan baik,” katanya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.