Berita Nasional Terpercaya

Hampir Bangkrut, Ini Kisah Apple yang Bangkit hingga Jadi Merek Paling Bernilai di Dunia

0

BERNAS.ID – Brand Finance Global 500 merilis daftar berbagai merek di dunia yang mengalami pertumbuhan signifikan. Hasilnya, Apple menjadi merek atau brand paling bernilai di dunia.

Saham Apple Inc. tercatat meningkat lebih dari 35% pada 2021. Selain itu, Apple adalah perusahaan pertama di dunia yang mencapai valuasi senilai 3 triliun dolar AS atau lebih dari Rp40.000 triliun.

Mengutip CNBC, Apple termasuk salah satu perusahaan paling transformatif. Sejak era komputer Apple yang pertama rilis pada 1976 hingga iPhone 13 series, perusahaan ini disebut-sebut secara konsisten terus bergerak maju.

Perusahaan ini dulunya memiliki pendiri sekaligus CEO Steve Jobs, yang meninggal dunia pada 2011. Jobs merupakan tokoh bisnis dan inovator ternama asal Amerika Serikat.

Baca Juga: Kisah Indomie Jadi Produk Mi Instan yang Mendominasi Dunia

Tapi, apa sebenarnya alasan utama Apple meraih kesuksesan besar? Bagaimana strategi bisnis perusahaan itu? Berikut selengkapnya.

Hampir Gulung Tikar

Apple merupakan perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini memproduksi gawai canggih yang populer, termasuk Mac, iPod, iPhone, dan iPads.

Perusahaan tersebut didirikan pada 1976 oleh dua anak muda bernama Steve Jobs dan Steve Wozniak. Semua diawali dari impian Wozniak untuk membangun komputernya sendiri.

Mengutip Encyclopædia Britannica, Wozniak merupakan insinyur magang di Hewlett-Packard Company pada 1976. Namun, perusahaan itu menyatakan tidak tertarik pada desain komputer rancangan Wozniak.

Saat itu, usianya 26 tahun. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengajak teman sekelasnya ketika SMA, Steve Jobs, yang berumur 21 tahun. Mereka pun memindahkan produksi kompyter di garasi milik keluarga Jobs.

Komputer buatan mereka perlu sebuah nama, hingga kemudian “Apple” menjadi merek populer di dunia. Jobs memilih “Apple” karena sebelumnya ia pernah bekerja di perkebunan apel. 

Dia bahkan berkeyakinan bahwa apel merupakan buah yang sempurna, bernutrisi tinggi, dan tidak mudah rusak. Keduanya sepakat untuk menamakan perusahaan mereka dengan nama “Apple”.

Apple Computer resmi berdiri pada 1 April 1976. Untuk memproduksi komputer impian mereka, Jobs bahkan rela menjual minibus Volkswagen miliknya dan Wozniak menjual programmable calculator-nya.

Awalnya, mereka memproduksi Apple computer atau Apple I, yang merupakan sebuah motherboard tanpa layar monitor dan keyboard. Kemudian, pada 1977, mereka merilis Apple II, yang juga membuat perusahaan itu resmi disebut Apple Computer, Inc. (kemudian berganti menjadi Apple Inc pada 2007).

Apple II merupakan komputer personal pertama yang dijual secara massal dan mencapai kesuksesan besar. Melansir dari Vox, Macintosh atau komputer personal berbasis PowerPC diluncurkan pada 1984.

Namun, Jobs dipecat dari perusahaan pada 1985. Semua berawal ketika Keduanya membutuhkan dana untuk merilis Apple II. Investor pun berdatangan dan menguasai mayoritas kursi dewan direksi.

Baca Juga: Urutan Berganti, Inilah Daftar 10 Orang Terkaya Dunia pada 2022

Jobs adalah pemuda yang brilian, tapi ia dinilai masih terlalu muda dan temperamental untuk menjalankan Apple. Pada 1983, Jobs merekrut eksekutif Pepsi, John Sculley, untuk mengelola bisnis perusahaan tersebut.

Jobs dan Sculley kerap bentrok, yang pada akhirnya menyebabkan Jobs didepak dari perusahaan. Pada akhirnya, ia kembali ke perusahaan tersebut pada 1997. Namun, Apple hampir bangkrut. Tugas Jobs sangat berat tapi ia berhasil memulihkan perusahaan dengan memperkenalkan iPod pada 2001, iPhone pada 2007, dan iPad 2010.

Hasilnya, Apple berhasil mencatatkan keuntungan hampir 40 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2014. Lalu kemana Wozniak? Pada Februari 1985, ia mengundurkan diri dari Apple untuk menjadi seorang guru.

Steve Jobs memperkenalkan iPhone pada 2007. (Sumber: Wikipedia/Matthew Yohe)

Langkah Fenomenal Jobs

Sebelum Jobs kembali ke Apple, perusahaan itu berupaya memperbaiki kondisi keuangan dengan memangkas biaya operasional dan membangun kembali kontrol kualitas.

Meski demikian, hanya sebagian kecil pembeli komputer baru yang memilih Mac. Kebanyakan dari mereka membeli komputer Windows milik Bill Gates. Sistem operasi Mac yang menua harus segera diganti, sementara perusahaan tidak mampu memproduksinya secara internal.

Apple kemudian memutuskan untuk membeli NeXT Software, Inc, sebuah perusahaan yang didirikan Jobs setelah dipecat dari Apple. Setelah itu, Jobs kembali ke Apple, ke perusahaan yang ia dirikan bersama rekannya dulu.

Ketika balik ke Apple pada 1997, Apple diketahui memiliki berbagai produk yang cenderung membingungkan, tidak memiliki strategi yang jelas, dan bahkan kehilangan puluhan juta dolar setiap kuartalnya.

Jobs merevitalisasi perusahaan, dengan mengumumkan aliansi dengan kompetitor utama, yakni Microsoft. The Irish Times pada 7 Agustus 1997 melaporkan Microsoft membeli saham minoritas di Apple senilai 150 juta dolar AS.

Selain itu, dia membatalkan 70% produk Apple dan memecat lebih dari 3.000 karyawan. Dia berhasil mengubah kerugian senilai 1 miliar dolar AS pada 1997 menjadi profit senilai 300 juta pada 1998.

Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Steve Jobs yang Wajib Anda Tahu, Inspiratif!

Lalu, apa saja langkah fenomenal Jobs dalam memperbaiki perusahaan yang menjadi legenda di Silicon Valley ini. Berikut selengkapnya, seperti dikutip dari Vox:

  • Merilis iMac

Pada 1998, Apple meluncurkan iMac. Komputer ini memiliki pilihan berbagai warna, dengan tampilan melengkung, dan menjadi salah satu komputer paling terjangkau yang pernah dibuat Apple.

  • Merilis iPod

Pada 2001, pemutar musik iPod diluncurkan dan disenangi publik. Mereka menyukai fitur antarmuka berbentuk roda klik yang elegan. Bahkan iPod dapat terhubung dengan iTunes, perangkat lunak Apple untuk memutar dan membeli lagu. Pada 2010, lebih dari 200 juta iPod telah terjual

  • Merilis iPhone

Pada 2007, Jobs memperkenalkan iPhone pada dunia. Produk ini mengubah cara lama seseorang menggunakan ponsel dengan menampilkan fitur layar sentuh yang revolusioner.

  • Merilis iPad

Sukses dengan iPhone, Apple mengumumkan peluncuran iPad pada 2010. IPad merupakan tablet komputer berbasis perangkat lunak yang dimiliki Apple.

Produk-produk Apple yang laku keras itu dirancang oleh desainer utama perusahaan tersebut, Jony Ive. Jobs dikenal sebagai seorang perfeksionis dan akan dengan mudah menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan standarnya.

Ive bak belahan jiwa Steve Jobs. Biasanya, Jobs mengunjungi studio Ive untuk mendiskusikan rancangan untuk produk terbaru Apple. Semua perangkat Apple dianggap memiliki kualitas dan desain yang lebih baik ketimbang rival-rivalnya.

Selain itu, yang tak kalah penting dari kualitas dan desain adalah menggabungkan perangkat keras, perangkat lunak, dan konten dalam sebuah ekosistem. Seperti misalnya, iTunes dirancang bukan untuk mentransfer MP3 ke iPod saja.

Baca Juga: Mengenal Alexey Mordashov, Orang Terkaya di Rusia Berjuluk “Sang Raja Baja” 

Sebaliknya, perusahaan menawarkan konsep penjualan lagu secara individual dengan harga yang lebih murah dari keseluruhan harga album. Selain itu, banyak aplikasi komputer yang populer bisa dipasang di perangkat seluler Apple melalui App Store.

Tak hanya soal inovasi di bidang teknologi dan produk, Jobs juga mahir dalam pemasaran. Dengan kampanye iklan “Think Different” yang berarti berpikir berbeda, membuat Apple kerap dikaitkan para pemikir tak biasa seperti Albert Einstein dan Mahatma Gandhi.

Untuk memperkenalkan produk terbaru, Jobs lebih memilih untuk tampil langsung di acara besar. Selain itu, ia juga mengembangkan rantai Apple Store untuk memastikan produk Apple disajikan dengan cara yang menyenangkan.

CEO Apple Inc Tim Cook (Twitter/Tim Cook)

Era Pasca-Jobs

Steve Jobs meninggal dunia pada 2011 karena kanker pankreas. Melansir dari Investopedia, sebelum kematiannya, ia menyerahkan kendali perusahaan kepada Tim Cook.

Selepas kepergian Jobs untuk selamanya, Apple tetap menjadi perusahaan teknologi yang dominan, baik dalam pangsa pasar maupun harga saham. Sejumlah analis menilai, tanpa Jobs sebagai kekuatan kreatifnya, Apple akan cenderung iteratif ketimbang transformatif.

Nyatanya, era setelah Jobs, Apple justru meluncurkan sejumlah perangkat baru seberi Apple Watch, Apple TV, dan layanan streaming video-on-demand Apple TV+. Meski demikian, Apple dianggap telah kehilangan keunggulannya dalam inovasi.

Kapitalisasi pasar Apple baru mencapai titik tertinggi baru pada 2020. Penjualan Apple Watch bahkan mencatatkan rekor baru. Selama pandemi, pendapatan Apple dari layanan seperti Apple Pay menjadi lebih populer.

Pada tahun yang sama, Apple mengumumkan perubahan besar pada Mac, yakni mengubah prosesor Intel ke chip yang dirancang sendiri oleh Apple, yakni M1. Prosesor tersebut juga digunakan untuk iPhone dan iPad, yang dinilai lebih hemat energi.

Baca Juga: Obrolan Santai Tim Cook Tentang Apple, iPhone dan Steve Jobs

Selain itu, Apple juga mengubah macOS sehingga pengembang dapat membuat aplikasi untuk iOs dan iPadOs tanpa harus melakukan modifikasi.

Dalam catatan terakhir, di tahun fiskal pertama 2022 yang berakhir pada 25 Desember 2021, perusahaan tersebut mencatatkan rekor pendapatan terbesar senilai 123,9 miliar dolar AS atau Rp1.772 triliun.  Angka tersebut naik 11% secara year-on-year.

Mengutip situs resmi Apple, Cook bertekad untuk membantu membangun dunia lebih baik dengan menggapai tujuan menjadi perusahaan bebas karbon pada 2030. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.