JAKARTA, BERNAS.ID – Demonstrasi mahasiswa digelar serentak di sejumlah daerah di Indonesia kemarin (11/4/2022) sebagai bentuk penolakan wacana penundaan pemilu atau Jokowi 3 periode hingga protes atas kenaikan harga BBM, PPN, kelangkaan minyak goreng.
Bukan hanya elemen mahasiswa saja, demo pun turut dilakukan sejumlah kelompok masyarakat lain dari kelompok kanan, emak-emak, hingga buruh.
Pada demo tersebut juga telah terjadi beberapa kejadian menonjol mulai dari kericuhan hingga pengeroyokan terhadap aktivis media sosial Ade Armando di depan kompleks parlemen, Jakarta.
Demo berujung rusuh salah satunya terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Di ibu kota Sulsel itu rusuh terjadi di Jalan AP Pettarani, tepatnya di bawah flyover Kota Makassar.
Kericuhan itu dipicu lemparan batu ke dalam kantor DPRD Sulsel. Polisi lalu membalasnya dengan membubarkan mahasiswa. Gas air mata ditembakkan berulang kali.
Bahkan laporan terakhir menyebutkan demo di Makassar berlangsung hingga malam dan berujung bentrok dengan aparat.
Kericuhan juga terjadi dalam aksi yang digelar mahasiswa di depan kantor DPRD Sumenep, Jawa Timur. Massa bahkan sampai merobohkan kantor DPRD saat itu.
Selain itu kericuhan tentunya juga terjadi di Ibukota, tepatnya di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Semula aksi berjalan damai, namun belakangan aksi unjuk rasa malah berujung ricuh hingga massa dibubarkan aparat.
Massa yang dibubarkan polisi didominasi oleh pelajar. Mereka melempar batu ke arah pagar DPR RI beberapa saat setelah bergabung dengan komplotan mahasiswa.
Demo terpantau berakhir pada sore hari seiring turunnya hujan dan pendemo membubarkan diri.
Pos Polisi di Pejompongan, Jakarta Pusat, yang berada tak jauh dari kompleks parlemen menjadi korban pembakaran oleh massa tidak dikenal. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19:00 WIB. Sejauh ini kepolisian belum mengungkap siapa pelaku dari pembakaran itu.
Selain pos polisi dibakar, ada pula insiden ricuh yang menimbulkan korban dari pihak kepolisian. Di Jakarta, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan setidaknya enam anggotanya terluka.
“Ada 6 anggota kami yang terluka. Pada saat terjadi, perlawanan oleh kelompok massa nonmahasiswa,” ujar Fadil, kemarin (11/4/2022).
Baca juga: Demo 11 April Digelar di Bundaran UGM Jogja
Korban lain yakni polisi lalu lintas yang menjadi korban penganiayaan di dekat Gedung DPR oleh sekelompok orang tidak dikenal saat mengevakuasi kendaraan terjebak di Jalan Tol Dalam Kota. Anggota itu lalu menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramat Jati.
Di daerah lain pun ada polisi yang terluka dalam pengamanan demo. Salah satunya adalah satu polisi terkena panah saat terjadi kericuhan di Universitas Bosowa, Makassar. Dilaporkan anggota polisi itu terkena anak panah di bagian pahanya saat terjadi bentrokan. Sehingga korban dilarikan ke rumah sakit.
Dalam kejadian polisi yang melakukan penyisiran mengamankan satu orang mahasiswa, satu pelajar SMK dan satu orang warga. Selain itu, dua buah anak panah turut diamankan bersama satu unit sepeda motor.
Tidak hanya itu satu polisi lain dikabarkan meninggal dunia saat mengawal demo penolakan Jokowi tiga periode tersebut. Kejadian ini terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Menkominfo Pesan Demo 11 April Jangan Ada Titipan
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, polisi tersebut meninggal bukan karena bentrok dengan mahasiswa yang bertugas, melainkan dalam kecelakaan saat tugas mengamankan aksi.
“Meninggalnya karena ada insiden kecelakaan yang mengakibatkan anggota mengalami benturan fisik kena mobil,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
Dia menyebut polisi tersebut sempat dievakuasi untuk mendapat pertolongan di rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Ade Armando Dikeroyok
Aktivis media sosial Ade Armando yang berada dalam aksi di Gedung DPR Jakarta mengalami penganiayaan oleh massa. Ia dipukuli beramai-ramai, bahkan nyaris ditelanjangi.
Ade lantas dibawa ke ruang High Care Unit (HCU) dengan sejumlah luka dan memar pada tubuhnya.
Penyusup Hingga Puluhan Orang Ditangkap
Pada demo tersebut disebut kepolisian juga telah mengamankan sejumlah orang yang diduga sebagai penyusup. Hal ini diakui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sigit mengatakan pihaknya bakal mengusut temuan senjata tajam dari sejumlah pihak yang diamankan pada demo kemarin.
“Ada yang bawa senjata tajam sudah kita amankan. Sedang didalami,” kata Sigit di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Sementara itu kepolisian juga sudah mengamankan puluhan orang dalam demo, antaranya 80 orang ditangkap di Monas dan 10 orang dalam demo di Makassar. (den)