Bedanya Akuntansi Perbankan Konvensional dan Syariah

Bernas.id – Peran akuntansi perbankan konvensional dan syariah dalam suatu perusahaan sangat penting untuk kemajuan organisasi seperti pengambilan keputusan untuk investasi atau pembiayaan yang tepat. Tidak hanya itu, mahasiswa dengan jurusan akuntansi atau ekonomi tentu sudah familiar dengan istilah akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, lain halnya dengan masyarakat awam yang tidak mengenal betul istilah akuntansi dalam dunia perekonomian. Akuntansi merupakan suatu kegiatan mencatat, menganalisis, serta melakukan pelaporan terkait transaksi keuangan.
Kemudian, akuntansi ternyata memiliki sistem transaksi yang berbeda bagi perusahaan dan perbankan. Walaupun memiliki makna yang sama, akan tetapi sistem transaksinya cukup berbeda. Berbicara masalah akuntansi perbankan, kemunculan akuntansi syariah dalam dunia perbankan relatif baru di kalangan masyarakat, sehingga kebanyakan negara tidak membahas tentang akuntansi syariah.
Sistem akuntansi perbankan secara umum dan syariah sebenarnya memiliki banyak kesamaan. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan dalam akuntansi perbankan syariah yang tidak ada pada akuntansi perbankan umum atau konvensional.
Baca juga: 3 Peluang Kerja Sarjana Akuntansi untuk Bisnis Startup, Nomor Satu Keren Banget
Persamaan Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan Konvensional dan Syariah
Pada dasarnya, baik akuntansi perbankan konvensional maupun akuntansi perbankan syariah terdapat kesamaan. Di antara kesamaan tersebut adalah pembiayaan berbasis akrual, pendapatan berbasis kas, dan pencatatan laporan keuangan.
1. Konsep Kegiatan Operasional atau Pembiayaan Berbasis Akrual (Accrual Basis)
Pembiayaan atau kredit merupakan sektor terbesar yang perbankan keluarkan dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu, biaya operasional dalam kegiatan perbankan juga harus melalui perhitungan setiap saat. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan prinsip akuntansi berbasis akrual.
2. Konsep Pendapatan Berbasis Kas (Cash Basis)
Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pembiayaan atau kredit nasabah. Prinsip akuntansi berbasis cash ada pada pendapatan karena untuk mengurangi risiko yang besar, terutama yang berhubungan dengan pembiayaan atau kredit macet.
3. Pencatatan Laporan Keuangan Berbasis Akrual (Accrual Basis)
Laporan keuangan yang tersusun berdasarkan prinsip akuntansi akrual memberikan informasi kewajiban pembayaran dan sumber daya yang memperlihatkan kas di masa depan. Tidak hanya itu, transaksi sebelumnya terkait penerimaan dan pembayaran kas juga tersedia.
Baca juga: Sarjana Akuntansi Dibutuhkan untuk Bisnis Startup, Ini Peluangnya
Karakteristik Akuntansi Perbankan Konvensional
Akuntansi perbankan konvensional memiliki karakteristik seperti halnya dasar akuntansi pada umumnya. Pencatatannya bersifat umum sesuai dengan kaidah akuntansi standar yang berlaku di suatu negara. Di antara ciri-ciri akuntansi perbankan konvensional adalah sebagai berikut:
1. Persamaan Neraca
Aktiva = Kewajiban + Modal
a. Aktiva
Aktiva merupakan suatu aset milik perbankan dalam kegiatan operasionalnya yang terdiri dari aktiva lancar dan tetap.
b. Kewajiban
Merupakan utang yang harus dibayarkan oleh perbankan kepada pihak lain.
c. Modal
Merupakan suatu investasi awal yang bermanfaat bagi perbankan untuk kegiatan operasionalnya.
Baca juga: 3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah
2. Persamaan Laba/Rugi
Laba/Rugi = Pendapatan – Beban
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil atas kegiatan operasional di perbankan.
b. Beban
Merupakan tanggungan yan harus dipenuhi oleh perbankan selama kegiatan operasionalnya.
3. Menerapkan Konsep Logika Manusia
Dalam hal ini, akuntansi perbankan konvensional menerapkan prinsip logika manusia yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing perbankan terkait kegiatan operasionalnya.
4. Menjaga Investasi Nasabah atau Kreditor
Kinerja manajer perbankan yaitu menjaga investasi dari nasabah atau keditor di perbankan.
5. Profit Menjadi Target Utama
Keuntungan atau profit merupakan target utama yang dijalankan oleh perbankan konvensional.
Baca juga: 6 Langkah Belajar Investasi dan Trading Saham dari Nol
6. Mencegah Kerugian
Pada prinsip ini, perbankan konvensional dalam prinsip akuntansinya menerapkan teori pencadangan dan ketelitian dalam hal untuk menanggung seluruh kerugian yang dihitung dan tidak fokus terhadap keuntungan yang akan didapatkan.
7. Ada Beragam Jenis Keuntungan
Konsep dalam prinsip akuntansi perbankan konvensional menerapkan keuntungan atau profit yang lebih luas, seperti profit modal pokok, dagang, transaksi, dan uang dari kegiatan operasionalnya.
8. Teliti dalam Penentuan Keuntungan
Perbankan konvensional menerapkan prinsip keuntungan yang dapat terhitung jika terdapat transaksi yang berjalan, contohnya seperti jual beli.
9. Transaksi Berasal dari Emas, Perak, dan Barang Lain
Transaksi yang diterima dalam akuntansi perbankan konvensional berasal dari mata uang emas, perak, dan barang lain.
Baca juga: Inilah Program Beasiswa Menjadi Pengusaha UNMAHA
Karakteristik Akuntansi Perbankan Syariah
Berbeda dengan akuntansi perbankan konvensional, akuntansi perbankan syariah lebih mengutamakan prinsip sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Prinsip syariah lebih mengedapankan pencatatan jenis transaksi dan sumber yang halal untuk diakui sebagai pendapatan atau aset perusahaan.
Di antara ciri-ciri akuntansi perbankan syariah meliputi beberapa hal berikut ini:
1. Persamaan Neraca
Aktiva = Kewajiban + Dana Syirkah Temporer (DST) + Modal
a. Aktiva
Aktiva merupakan suatu aset yang dimiliki oleh perbankan dalam kegiatan operasionalnya.
b. Kewajiban
Merupakan utang yang harus dibayarkan oleh perbankan kepada pihak lain.
c. Dana Syirkah Temporer (DST)
Dana Syirkah Temporer ini merupakan dana yang dihimpun menggunakan prinsip akad Mudharabah Mutlaqah.
d. Modal
Merupakan suatu investasi awal yang digunakan perbankan untuk kegiatan operasionalnya.
Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal
2. Persamaan Laba/Rugi
Laba/Rugi = Pendapatan Utama / Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil DST + Pendapatan Operasi Lain / Jumlah Beban
a. Pendapatan Utama/Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil DST
Berupa pendapatan utama yang dihasilkan oleh perbankan dari kegiatan operasionalnya. Selain itu, hak pihak ketiga atas bagi hasil DST merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh perbankan syariah kepada pemilik dananya sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama.
b. Pendapatan Operasional Lain/Jumlah Beban
Pendapatan operasional lain ini didapatkan dari kegiatan operasional lain yang dilakukan oleh perbankan, Kemudian, jumlah beban ini merupakan jumlah keseluruhan tanggungan yang ada di perbankan tersebut.
Baca juga: Menjanjikan, Ini 3 Peluang Lulusan Akuntansi Untuk Bisnis Startup
3. Barang Pokok Berupa Uang dan Barang
Barang-barang pokok dalam akuntansi perbankan syariah terbagi menjadi harta berupa uang dan barang. Sedangkan barang sendiri terdiri dari barang milik dan barang dagang.
4. Menerapkan Prinsip Tanggung Jawab, Keadilan, dan Kebenaran
Ketiga prinsip tersebut harus diterapkan pada akuntansi perbankan syariah. Tak hanya itu, nilai-nilai yang ada pada tanggung jawab, keadilan, dan kebenaran merupakan salah satu faktor menuju sistem akuntansi yang lebih baik dan tidak merugikan masyarakat.
5. Penentuan Nilai atau Harga Berdasarkan Nilai Tukar
Akuntansi perbankan syariah sangat memperhatikan penentuan nilai atau harga yang berdasarkan pada nilai tukar yang berlaku.
6. Membentuk Cadangan
Prinsip akuntansi ini juga membentuk cadangan yang berguna untuk mengantisipasi adanya bahaya ataupun risiko.
Baca juga: 7 Cara Main Saham Bagi Investor Pemula dengan Mudah
7. Perbedaan Keuntungan Kegiatan Operasional Utama, Modal Pokok, dan Transaksi Lain
Konsep yang digunakan pada akuntansi perbankan syariah membedakan keuntungan yang berasal dari kegiatan operasional utama dan modal pokok serta transaksi lainnya. Selain itu, pendapatan yang berasal dari sumber haram juga perlu disampaikan serta disalurkan ke tempat yang telah ditentukan. Hal ini mengingat bahwa sumber keuntungan yang haram tidak boleh disalurkan dan dibagikan kepada mitra usaha ataupun modal utama.
8. Prinsip Keuntungan
Prinsip keuntungan yang ditetapkan oleh akuntansi perbankan syariah yaitu berasal dari perkembangan dan pertumbuhan pada nilai suatu barang, baik yang sudah terjual ataupun belum.
9. Kegunaan Mata Uang Emas, Perak, dan Barang Lain
Mata uang emas, perak, dan barang lain bukanlah asset perusahaan, akan tetapi hanyalah cadangan penilaian harta yang digunakan untuk pengukuran dan penentuan nilai harga.
Baca juga: 5 Kampus Jurusan Kewirausahaan Terbaik Indonesia
Tujuan Penggunaan Akuntansi Perbankan Konvensional
Tujuan dari akuntansi perbankan konvensional masih bersifat umum. Namun, dalam proses pelaksanakan tetap mengedepankan transparansi yang akuntabel. Berikut ini adalah tujuan akuntansi perbankan secara umum:
1. Fokus Pada Pelaksanaan Kerja Manajemen Investasi
Dalam hal ini, perbankan akan fokus untuk menjaga nilai investasi yang dipercayakan oleh nasabah atau kreditor.
2. Menyajikan Laporan Keuangan Perbankan
Adanya akuntansi perbankan konvensional sangat membantu dan memberikan manfat bagi para investor yang terlibat untuk melihat laporan keuangannya. Selain itu, laporannya pun harus mudah dipahami, relevan, jujur, andal, konsisten, transaparan, lengkap, serta netral.
Baca juga: Daftar Universitas Jurusan Akutansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri
Tujuan Penggunaan Akuntansi Perbankan Syariah
Akuntansi perbankan syariah harus mematuhi hukum Islam sehingga tujuannnya pun harus sesuai syariat. Perusahaan harus menyisihkan pendapatannya untuk menunaikan zakat, infak, wakaf, atau sedekah. Di antara tujuan akuntansi perbankan syariah adalah meliputi:
1. Menjaga Keuangan
Akuntansi perbankan syariah bertujuan untuk menjaga uang yang berfungsi sebagai bukti pencatatan ketika terjadi perbedaan antara nilai debit dan kreditnya.
2. Memberikan Keputusan
Hal ini sangat penting bagi dunia perbankan, laporan keuangan yang berdasar pada prinsip akuntansi perbankan syariah sangat berguna untuk membantu memberikan keputusan terhadap langkah selanjutnya yang akan perbankan lakukan.
3. Menentukan Penghasilan yang Wajib Dizakati
Sebagai seorang muslim, zakat harta merupakan suatu kewajiban yang harus terpenuhi dengan kriteria tertentu. Dengan adanya akuntansi perbankan syariah ini, masyarakat muslim akan mampu menentukan nilai harta yang wajib terbebani zakat dengan mudah.
Baca juga: Jangan Remehkan, Ini 3 Manfaat Utama Akuntansi bagi Pebisnis
Laporan Keuangan Akuntansi Perbankan Konvensional
Pada akuntansi perbankan konvensional, penyusunan laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi di suatu negara. Di dalamnya terdapat beberapa laporan seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
a. Aktiva/Aset
Unsur asset ataupun aktiva ini terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas, piutang usaha, dan persediaan barang dagangan termasuk dalam aktiva lancar, sedangkan tanah, gedung, mesin, dan sebagainya termasuk aktiva tetap.
b. Kewajiban
Kewajiban di sini merupakan utang yang harus perusahaan perbankan bayar. Dalam hal ini, kewajiban juga terbagi menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
c. Modal (Ekuitas)
Modal di sini berupa hak milik perbankan atas kekayaan assetnya.
Baca juga: Daftar Universitas Jurusan Manajemen Informatika Terbaik Indonesia
2. Laporan Laba/Rugi
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang berasal dari kegiatan operasional suatu perbankan atau perusahaan.
b. Beban
Merupakan suatu jasa yang berguna untuk memperoleh pendapatan.
c. Laba/Rugi
Merupakan selisih antara pendapatan dan beban pada perbankan atau perusahaan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Jenis laporan perubahan ekuitas atau modal ini merupakan perantara atau penengah antara laporan neraca dan laba/rugi. Hasil dari kegiatan operasional perbankan akan mempengaruhi jumlah modal atau ekuitas perusahaan, baik itu memperoleh laba ataupun mengalami kerugian.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas ini sudah tertulis pada PSAK 2: Laporan Arus Kas.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Pada laporan ini berisi catatan-catatan yang ada pada laporan keuangan.
Baca juga: 4 Sifat Rasulullah SAW yang Harus Dimiliki Praktisi Perbankan Syariah
Laporan Keuangan Akuntansi Perbankan Syariah
Lebih rinci dari laporan keuangan akuntansi perbankan umum, pencatatan jenis-jenis transaksi di dalam laporan keuangan akun akuntasi syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah. Perbedaan antara kedua laporan keuangan perbankan ini terletak pada pencatatan aset dan dana sosial yang tersalurkan untuk kepentingan umat Islam.
Ciri-ciri laporan keuangan akuntansi syariah dapat Anda lihat pada penjelasan berikut ini:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Unsur aktiva neraca dalam perbankan syariah menggunakan prinsip yang sesuai dengan prinsip penyaluran berdasarkan akad yang berlaku.
a. Aktiva
– Piutang Dagang
Unsur aktiva ini menggunakan prinsip jual beli seperti piutang murabahah, salam, dan istishna. Selain itu, aktiva ini juga tergolong aktiva yang produktif agar mampu memperoleh pendapatan yang maksimal.
– Investasi
Perkiraan aktiva yang berperan pada penyaluran dana ini menggunakan prinsip bagi hasil seperti pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
– Persediaan/Aset
Aktiva perkiraan ini berguna untuk menyimpan barang-barang milik perbankan syariah yang nantinya akan terjual kembali, seperti persedian/asset murabahah, salam, atau istishna.
– Aktiva Ijarah
Prinsip ini merupakan prinsip sewa-menyewa yang tertulis dengan perkiraan aktiva ijarah. Aktiva ini berperan untuk mencatat asset ijarah yang dimana asset ini harus terpisahkan dengan asset bank dan persediaan itu sendiri. Akuntansi dengan akad ijarah ini menggunakan “sewa operasional-operating lease”, dimana asset yang disewakan masih menjadi tanggung jawab bank, termasuk juga biaya pemeliharaannya.
– Aktiva Istishna dalam Penyelesaian (Istishna Work in Procces)
Aktiva ini berfungsi untuk menyimpan transaksi istishna yang proses penyelesaiannya masih berjalan. Jika barang istishna sudah selesai tetapi belum ada penyerahan kepada nasabah, maka barang tersebut tercatatdahulu sebagai simpanan dalam persediaan istishna.
– Penyaluran Dana Investasi Terikat Executing
Aktiva ini berguna untuk melakukan pencatatan Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat) dengan menggunakan pola executing.
– Pinjaman Qardh
Aktiva perkiraan ini bermanfaat untuk melakukan pencatatan pada pinjaman qardh yang sumbernya berasal dari internal perbankan syariah. Kemudian, pinjaman qardh yang sumber dananya berasal dari eksternal tercatat pada “Laporan Sumber dan Penggunaaan Qardhul Hasan”
– Penyertaan
Aktiva ini berguna untuk melakukan pencatatan pada penyertaan yang dimana perbankan syariah memiliki saham perusahaan, baik untuk menyelamatkan pembiayaan ataupun disimpan pada anak perusahaan perbankan.
Baca juga: Mitigasi Risiko Pembiayaan Berbasis Akad Murabahah pada Perbankan Syariah
b. Kewajiban
– Simpanan/Titipan
Perkiraan ini berfungsi untuk mencatat penghimpunan dana yang menggunakan prinsip wadiah (titipan) berupa tabungan wadiah dan giro wadiah.
– Kewajiban Investasi Terikat Executing
Perkiraaan ini juga berguna untuk mencatat penerimaan Mudharabah Muqayyadah dengan penyaluran executing.
– Keuntungan Diumumkan dan Belum Dibagikan
Perkiraan ini berfungsi untuk mencatat perolehan bagi hasil terhadap hak pemilik dana investasi tidak terikat yang belum terbayar.
c. Dana Syirkah Temporer
Dana yang tercatat pada Dana Syirkah Temporer ini berupa penghimpunan dana perbankan syariah yang menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Perbankan Syariah
2. Laporan Laba Rugi
a. Pendapatan Operasi Utama
Pendapatan operasi utama perbankan syariah berupa pendapatan penyaluran dana berprinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah), prinsip jual beli berupa pendapatan margin murabahah, pendapatan bersih salam paralel dan istishna paralel, serta ijarah.
b. Hak Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Pihak Ketiga
Unsur yang ada di sini berupa jumlah bagi hasil yang terdistribusikan kepada pemilik dananya sesuai dengan kesepakatan nisbah bersama oleh perbankan syariah. Selain itu, hak ini juga bukan tergolong sebagai pendapatan dan beban bagi perbankan syariah.
c. Pendapatan Operasi Lain
Unsur ini menyimpan seluruh pendapatan kegiatan operasional dan milik perbankan syariah seutuhnya (bukan bagi hasil), seperti fee atau imbalan wakalah, kafalah, mudharabah muqayyadah, dan pendapatan layanan lainnya.
d. Beban-beban
Unsur beban ini dapat berupa tanggungan perbankan seperti beban tenaga kerja, umum, admisnistrasi, dan beban lainnya.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Jenis laporan perubahaan ekuitas atau modal ini sudah tersaji dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan. Laporan perubahan ekuitas atau modal ini merupakan perantara atau penengah antara laporan neraca dan laba/rugi. Hasil dari kegiatan operasional perbankan akan mempengaruhi jumlah modal atau ekuitas perusahaan, baik itu memperoleh laba ataupun mengalami kerugian.
Baca juga: Potensi Kerja Tinggi Lulusan Akuntansi UNMAHA, Ini Alasannya!
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas ini sudah tersaji dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas.
5. Catatan Laporan Keuangan (CALK)
Pada laporan ini berisi catatan-catatan yang ada pada laporan keuangan.
6. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Pada laporan ini terdapat laporan Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat) dengan menggunakan pola channeling.
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Laporan sumber dana ini berasal dari dana infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan non halal.
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Jenis laporan ini merupakan laporan khusus yang berguna untuk mencatat penerimaan dan penyaluran dana zakat yang sesuai dengan prinsip syariah.
Kesimpulan
Penerapan akuntansi perbankan syariah di Indonesia masih relatif baru dan terlalu awam dalam penerapannya. Akan tetapi, kemunculan prinsip akuntansi perbankan syariah cukup memberikan manfaat baik bagi bank ataupun nasabah.
Selain itu, antara akuntansi perbankan umum atau konvensional dan syariah tidak terlalu memiliki perbedaan yang signifikan apabila tetap memerhatikan karakteristik dari masing-masing sistem akuntansi perbankan, baik konvensional maupun syariah.
Baca juga: Menariknya Jurusan Kewirausahaan UNMAHA, Ini Kata Para Pengusaha!