Berita Nasional Terpercaya

Mahfud MD Sebut Indonesia Emas Tidak Akan Tercapai Bila Urus Negara Secara Ugal-ugalan

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Indonesia sedang meniti jembatan menuju Indonesia emas seperti yang dicanangkan 100 tahun setelah Indonesia merdeka. Dasarnya terletak di pembukaan UUD 1945 yang menyatakan kemerdekaan Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur. Salah satu ciri utamanya, Indonesia pada tahun 2045 akan menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar kelima di antara negara-negara di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mohammad Mahfud MD mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. “Saat itu lulusan SLTA telah mencapai 70 persen karena pada saat ini lebih banyak lulusan SD-nya. Angka partisipasi perguruan tinggi mencapai 65 persen,” katanya dalam Seminar Nasional DPP IKA UNY secara daring, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga Cara Meningkatkan Penjualan UMKM Kuliner Selama Puasa

Dengan perhitungan seperti itu, Mahfud MD menyebut Indonesia layak masuk dalam era emas seperti yang telah ditulis dalam rancangan presiden. Untuk itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan memperkokoh kesatuan dan kedaulatan negara dalam menuju Indonesia emas.

“Hal itu tidak akan tercapai apabila kita mengurus negara ini secara ugal-ugalan, melalui pembelahan ideologis atau meracuni kerukunan yang telah tercipta selama ini,” ujarnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengingatkan kepada kita semua bahwa tugas semua pihak untuk membuat barikade barisan yang kuat untuk maju ke Indonesia emas.

Sementara itu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan, desa merupakan sumber identifikasi masalah dan sumber kemiskinan terbesar. “Pada masa pandemi jumlah kemiskinan ini meningkat, namun menurun pada September 2021. Jumlah kemiskinan di desa tetap lebih tinggi daripada di kota,” katanya.

Menurutnya, dengan menggunakan brand pedesaan di Indonesia maka pembangunan pedesaan akan lebih cepat. UU Desa No.6 tahun 2014 tentang desa merupakan berkah bagi desa di Indonesia dan merupakan kebijakan progresif setelah reformasi.

Baca Juga 4 Ide Bisnis UMKM Kuliner Menjelang Bulan Puasa Yang Tidak Biasa

Alumni IKIP Yogyakarta tahun 1987 ini memaparkan bahwa untuk mencapai tujuan Indonesia yang maju berdaulat dan mandiri memerlukan percepatan kemajuan dan kemandirian desa berdasar pada karakter dan kepribadian desa serta lestarinya budaya di 74.960 desa seluruh Indonesia.

“Demi percepatan tersebut pembangunan desa perlu lebih fokus, detail, inklusif sesuai dengan kebutuhan warga desa berdasarkan data mikro desa. Seluruh perencanaan pembangunan desa telah berbasis data bahkan hingga data mikro. Hal ini makin mewujudkan pemakaian dana desa yang tepat sasaran dan tepat manfaat,” bebernya.

Pria kelahiran Jombang 14 Juli 1962 ini menekankan bahwa SDGs desa bukanlah sebuah program proyek melainkan arah kebijakan pembangunan desa yang bisa dikerjakan siapapun dengan memanfaatkan segenap upaya di desa.

Seminar nasional bertema “Membangun Fondasi Masa Depan Indonesia” dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto.

Sekretaris DPP IKA UNY Dr Sardiman mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka dies natalis UNY ke-58 sebagai referensi pemecahan berbagai macam masalah bangsa untuk menuju Indonesia yang bersatu yang diikuti 350 peserta yang terdiri dari guru, dosen, mahasiswa dan pemerhati pendidikan.

Ketua DPP IKA UNY Prof Suyanto mengatakan, tantangan pendidikan dan peradaban dunia tahun 2045 di antaranya dinamika dalam kehidupan yang cepat, kemudian revolusi industri yang mengakibatkan disrupsi terjadi akibat perubahan fundamental pada tata kerja, pola kerja, interaksi dan produktivitas. “Rendahnya kemajuan teknologi disebabkan minimnya anggaran negara untuk riset,” katanya.

Selain itu, menurut Prof Suyanto, rendahnya kemajuan teknologi terjadi karena rendahnya penguasaan iptek atau minimnya kolaborasi antara pemerintah, industri, perguruan tinggi dan lembaga riset.

Guru Besar Fakultas Ekonomi UNY ini mengatakan generasi 2045 perlu kompetensi dasar, yaitu kompetensi spiritual, kewarganegaraan, literasi ilmu pengetahuan teknologi dan seni, dan kompetensi belajar. Sedangkan kompetensi terintegrasinya meliputi kompetensi untuk hidup, kehidupan dan penghidupan. (*/jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.