Padepokan Seniwati Jogja Sunyahni Menjadi Korban Salah Sasaran Puluhan Orang Bersajam
SLEMAN, BERNAS.ID – Keluarga besar seniwati Yogyakarta, Si Ratu Kutut Manggung, Anik Sunyahni diduga mengalami peristiwa yang tidak mengenakan berupa tindak kekerasan dan penganiayaan, Selasa (26/4/2022) sekira pukul 15.30 WIB.
Padepokan yang berada di Keniten Tamanmartani, Kalasan, Sleman didatangi puluhan orang yang awalnya dari satu orang yang ingin menagih hutang.
Anik Sunyahni mengatakan, ada sekitar tamu tak diundang sebanyak 50 orang. Ia mengatakan salah satunya yang sering datang mencari seseorang yang terlibat pinjol, inisial B, warga Gunungkidul dengan utang pertama, 2,5 juta dalam tiga bulan menjadi 12 juta rupiah.
“B, warga Gunungkidul ini yang pinjam, pernah kos di sini tapi sudah nggak di sini. Saya sudah bilang ke orang itu berkali-kali, tidak ada orangnya. Kalau Anda sering ke sini, dikira saya yang punya masalah,” tuturnya, Jumat (29/4/2022).
“Orang itu malah marah-marah. Anak saya yang kondisi tidur, lalu dengar diomeli keluar melerai. Minta maaf damai, setelah itu tidak ada masalah,” imbuhnya.
Baca Juga Polda DIY Musnahkan Ribuan Botol Miras Dan 123 Knalpot Blombongan
Lalu, setengah jam berikut, lanjut Sunyahni, datang banyak sekali dan membawa senjata tajam (sajam) ingin merusak tempat ini kalau tidak keluar. “Teman anak saya, menyarankan nyerah dan minta maaf. Ya sudah saya nyerah, tapi anak saya dijotosi sampai parah. Lari masih dilempar asbak besar. Kalau saya nggak lari, mungkin kena tusuk,” ujarnya.
“Saya cerita ini untuk bagaimana kelanjutannya berhubung ini daerah istimewa. Kalau bisa yang dibikin tenang agar semuanya damai,” imbuhnya.
Ia mengaku sangat prihatin jika situasi pinjol masih seperti ini, nanti akan menjadi apa Yogyakarta. Pihaknya juga sudah melaporkan ke Polres Sleman sejak Selasa malam pasca kejadian itu dengan rencana 4 saksi yang akan diperiksa.
“Saya minta kebijakan semua pihak dalam menindak, ini kan kriminal. Kalau sering diabaikan, Jogja tidak istimewa lagi. Semua lapisan serius untuk menangani ini agar Jogja tenteram,” tuturnya.
Baca Juga Kapolda DIY Tinjau Jalur Kereta Api Untuk Keamanan Mudik
Anak pertama Sunyahni, Adip Putra Cahya Utama (28) menceritakan awalnya berbicara adu argumen, lalu sudah meminta maaf untuk pamit pergi, kemudian datang lagi puluhan orang.
“Salah ketuanya keluar, lalu bilang siapa yang pukul adik saya. Ketua bilang, ini yang mukul kamu, dia bilang iya. Saya jawab kamu jangan buat-buat. Kalau laki-laki satu lawan satu, tidak keroyokan seperti ini. Saya langsung dipukuli,” tuturnya. (jat)