Berita Nasional Terpercaya

BMKG Jelaskan Alasan Wilayah Sleman Rentan Cuaca Ekstrem

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menjelaskan, fenomena terjadinya cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir. Cuaca ekstrem yang terjadi seperti hujan deras disertai angin kencang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menaksir kerugian akibat hujan deras disertai angin hari Senin tanggal 28 Maret 2022 mencapai 1,5 miliar rupiah. Dalam 3 bulan terakhir, sudah ada 450 pohon tumbang.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG, Warjono mengatakan, fenomena cuaca ekstrem sering terjadi di masa pancaroba atau pergantian musim, khususnya di wilayah Sleman. Hal itu disebabkan posisi Sleman di selatan Gunung Merapi.

Baca Juga : BPBD Sleman Sebut Kerugian Akibat Cuaca Ekstrem Capai 1,5 Miliar Rupiah

“Ada pertumbuhan awan di kanan kiri Gunung Merapi. Pertumbuhan awan setelah Borobudur dan Muntilan, akan masuk ke wilayah Sleman karena angin dari utara di Merapi akan mendorong, sebab Kota Yogyakarta cenderung lebih hangat, tekanan udara lebih rendah,” tuturnya, Jumat (1/4/2022).

“Itu yang perlu diwaspadai karena membawa sifat hujan, angin kencang, hujan lebat, hujan es,” imbuhnya.

Jojo, sapaan akrabnya mengatakan biasanya hujan ekstrem disertai angin kencang terjadi paling lama 2 jam. Ia menyebut dampak yang terjadi, yaitu menerbangkan atap rumah, menumbangkan pohon-pohon, dan merobohkan baliho jalan.

“Yang perlu diwaspadai di musim hujan, tanah longsor karena hujan singkat tapi deras sehingga selokan atau irigasi tidak mempu menampung genangan,” ujarnya.

Makwan, Kepala BPBD Sleman mengatakan pihaknya sudah menerima peringatan dini dari BMKG sejak awal Bulan Maret. Ia mengatakan dari data yang diperoleh, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi di bulan Maret-Mei 2022. “Peringatan dini modal awal kami melaksanakan kesiap-siapan. Dari tanggal 28 Maret sampai 30, Sleman dihajar habis-habisan. Dampaknya terjadi padab180 titik di 13 kapanewon. Dampak angin luar biasa,” tuturnya.

Ia pun mengatakan, pihaknya saat ini telah mengaktivasi posko-posko tanggap bencana di setiap wilayah Kabupaten Sleman. “Kami berharap kepada Dinas Lingkungan Hidup merapikan perindang jalan, memeriksa pohon yang mengalami pelapukan di pangkal,” katanya.

Baca Juga : BPBD Sleman Laporkan Kerusakan Akibat Hujan Disertai Angin Kencang

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Ephiphana Kristiyanti mengatakan, saat ini, pihak telah menyisir pohon-pohon perindang di pinggir jalan Kabupaten Sleman. Ia juga telah mengedukasi masyarakat untuk melihat pohon-pohon di sekitar lingkungan mereka. “Kalau ditemukan ada yang mati atau rapuh, mohon dilaporkan. Kami akan menindaklanjuti,” katanya.

“Kami juga dibantu pihak kepolisian, misal ada pohon mati di Jalan Jogja-Solo. Kami menindaklanjuti dengan menebang pohon itu,” imbuhnya.

Ia juga telah memulai menanam bibit pohon yang tumbuh dari bijinya karena akarnya lebih kuat, bukan stek. Sejumlah kampung iklim juga digalakkan untuk mengedukasi tentang iklim di antaranya membuat sumur resapan dan lubang biopori. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.