SURABAYA, BERNAS.ID – Untuk meningkatkan produktivitas para peneliti dan dosen non-UNAIR terkait penulisan artikel, Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) menyelenggarakan Airlangga Editing Program Batch 1 pada 28-29 Maret 2022 di Hotel Bumi Resort City Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu meningkatkan produktivitas dosen dan peneliti non-UNAIR dalam hal kompetensi penulisan artikel ilmiah.
Workshop ini diisi delapan narasumber dari lingkungan Universitas Airlangga, yaitu Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D., Dr. Alexander Patera Nugraha, drg., M.Imun, Muhammad Miftahussurur, dr.,M.es, Sp.PD-KGEH., Ph.D., Ferry Efendi S.Kep.Ns., M.Sc., Ph.D., Iman Harymawan, SE., MBA., Ph.D., Ayu Lana Nafisyah, S.Pi., M.Sc., Ph.D., Tahta Amrillah, S.Si, M.Sc, Ph.D., Rr Dian Tristiana.
Dalam acara tersebut tentunya juga diisi dengan beberapa materi yang nantinya akan dijelaskan oleh masing-masing pembicara. Seperti strategi peningkatan jumlah dan kualitas publikasi di institusi, strategi dan teknik penyusunan manuskrip standard publikasi internasional, best practice penulisan karya ilmiah internasional terindeks Scopus, strategi kerjasama internasional dalam penulisan karya ilmiah, pemilihan jurnal target, dan teknis submission.
Pada pembukaan rangkaian acara, Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si., selaku ketua LIPJPHKI UNAIR menjelaskan, bahwa program AEP berfokus pada penulisan artikel yang benar sampai tahap publikai bagi dosen non-UNAIR. Dan tentunya dalam hal ini merupakan kontribusi UNAIR untuk bangsa.
“Program AEP ini nantinya akan berfokus pada kepenulisan artikel yang benar sampai tahap publikasi bagi dosen non-UNAIR dengan harapan workshop ini UNAIR dapat berkontribusi untuk bangsa,” jelas Hery Purnobasuki.
Setelah pembukaan, diadakan foto bersama sebagai kenang-kenangan acara AEP Batch 1. Jumlah peserta yang mengikuti program AEP Batch 1 tersebut sebanyak 142 orang. Uniknya, terdapat beberapa dosen yang mengikuti kegiatan ini secara virtual, dan kegiatan ini memang berlangsung secara hybrid.
Dalam acara tersebut juga nantinya terdapat beberapa materi yang akan dipaparkan. Dimana pada materi pertama berjudul Strategi Peningkatan Jumlah Manuskrip Standard Publikasi Internasional yang langsung disampaikan oleh Ketua LIPJPHKI UNAIR, Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si. Dalam hal ini terdapat beberapa strategi, yaitu terdapat aturan, kebijakan, dan target kinerja (gotong royong), pemertaan sumber bahan publikasi, SDM, dan tim penunjang, insentif berdasarkan ranking jurnal yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat para peneliti yang nantinya akan memplubikasikannya ke dalam jurnal terindeks Scopus, melakukan penyelenggaraan seminar Internasional berbasis luaran proceeding, edisi khusu atau paper regular terindex scopus, melibatkan dosen yang berstatus mitra jurnal, program visiting professor dengan tambahan tugas publikasi dengan mencantumkan afiliasi unair, program perekrutan dosen khusus, reworking naskah skripsi, program join, dan selalu memotivasi.
Baca juga: Guru Besar Unair: Cermati Mutasi Covid-19 Setelah Vaksinasi. Berikut Tips Pencegahan Mutasi Virus!
Selanjutnya pada materi kedua yang berjudul Strategi dan Teknik Penyusunan Manuskrip Standar Publikasi Internasional dengan diisi oleh Dr. Alexander Patera Nugraha, drg., M.Imun yang merupakan dosen muda dari UNAIR. Dalam hal ini pada manuskrip yang akan disusun harus ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah dan bahasa yang benar. Selain itu, untuk menentukan ide penelitian juga harus memiliki beberapa kriteria seperti memiliki novelty/kebaruan, ide orisinal/asli, fenomena terkini, visible, dan lain sebagainya.
Dalam hal publication starter pack program, biasanya dalam menulis jurnal terdapat beberapa aplikasi, seperti Ms. Word, Ms. Excel, Power point, Bio render, Prism 8, Turnitin, SPSS, Grammarly, End note X9, Mendeley, Zetero, dan lain-lain.
Kemudian, dalam penulisan manuskrip terdapat struktur penyusunannya. Adapun susunannya yaitu, title page, abstract, introduction, material and methods, results, discussion, conclusion, references, acknowlagdement, dan conflict of interest.
Pada materi ketiga, yang berjudul Best Practice Penulisan Karya Ilmiah Internasional Terindeks Scopus yang diisi oleh pemateri Muhammad Miftahussurur, dr., M.Kes., Sp.PD-KGEH., Ph.D ini menjelaskan bahwa terdapat 2 tipe scientific paper. Diantaranya terdapat research paper (original research) dan review paper. Dimana pada 2 tipe tersebut memiliki beberapa perbedaan.
Kalau research paper yaitu menyajikan temuan ilmiah baru dan asli, menjelaskan metodologi penelitian dan memberikan data, berguna untuk menjadi sumber utama, mengusulkan konsep, masalah, pendekatan baru untuk masalah yang diketahui, algoritme, perangkat, dan eksperimen. Sedangkan kalau review paper ini memberikan ikhtisar tentang bidang atau subjek, mensintesiskan penelitian sebelumnya, berguna untuk menjadi informasi latar belakang dan referensi tambahan.
Baca juga: Layak Edar Obat Covid-19 Unair, JK: Instansi Berwenang Adalah BPOM
Pada materi keempat, yang berjudul Etika Publikasi ini diisi oleh pemateri Ferry Efendi S.Kep.Ns., M.Sc., Ph.D. yang menjelaskan, bahwa etika publikasi ilmiah ini merupakan pernyataan kode etik semua pihak yang terlibat pada proses publikasi jurnal ilmiah. Dimana terdapat pengelola, editor, mitra bestari, dan penulis (author).
Untuk penulisan karya ilmiah ini juga dibutuhkan kerjasama internasional dalam penulisan jurnal. Hal ini tentunya juga diperlukan beberapa strategi didalamnya. Pada pembahasan kali ini dijelaskan oleh pemateri Iman Harymawan, SE., MBA., Ph.D yang menjelaskan berbagai pengalamannya berkolaborasi terkait penelitian dengan rekan di luar negeri. Hal ini tentunya menambah insight-insight yang sangat menarik bagi kita sebagai peneliti.
Kemudian, materi dilanjutkan dengan judul Pemilihan Jurnal Target. Di mana pada pembahasan tersebut diisi oleh pemateri Tahta Amrillah, S.Si, M.Sc, Ph.D. Dalam pemilihan tersebut, terdapat beberapa hal penting yang harus kita pahami, seperti kualitas jurnal dari segi penerbit, sitasi, kualitas proses peer revie, dan kualifikasi pendidikan tim editorial. Selain itu terdapat pemilihan jurnal target yang dimana dalam pemilihan tersebut dapat menggunakan indicator peringkat jurnal, serta profesionalitas sebagai peneliti dan akademisi.
Untuk kualitas sendiri, menurut Tahta Amrillah, selaku pembicara berpendapat terdapat 4 cara untuk menentukan kualitas jurnal, seperti kualifikasi Pendidikan tim editorial, kualitas proses peer review, sitasi paper, dan penerbit (mulai dari proses editing, publikasi, dan pengarsipan jangka panjang.
Pada materi terakhir, disampaikan oleh pemateri Rr Dian Tristiana dengan judul Langkah Submit Artikel. Dalam hal tersebut terdapat langkah-langkah yang harus dipenuhi, seperti Mempersiapkan draft full length manuskrip, Memilih jurnal sesuai target tujuan (Scimago, scopus, journal suggester, journal finder), mempelajari informasi jurnal yang dituju (about journal, guide for authors, read many artikel), menyusun manuskrip beberapa bagian sesuai permintaan jurnal yang dituju (cover letter, tittle page, abstract, main document, table, figure), merevisi jurnal ( letter from editor, saat membalas revisi ke review selalu politem semua hasil review ditanggapi, dan pastikan sesuai jadwal sebelum deadline), melakukan pembayaran (lewat paypal, transfer bank, e-wallet), dan proofing (Checking artikel sebelum published, biasanya dikirim dalam bentuk hyperlink PDF yang bias diedit, author diminta komen dan melakukan koreksi, setelah proses proofing maka artikel author siap dipublikasikan.
Tak hanya itu, acara tersebut juga diadakan kegiatan penugasan dimana didalamnya berisi check list terkait progress jurnal yang sudah dibuat oleh masing-masing peserta. Tujuannya dari penugasan ini adalah untuk mengukur sejauh mana peserta melakukan penulisan karya ilmiah.
Selain itu juga, terdapat kesan dan pesan yang disampaikan oleh peserta Airlangga Editing Program (AEP) yang dipilih oleh panitia secara acak. Lalu diakhiri dengan sesi penutupan oleh Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si. selaku ketua LIPJPHKI UNAIR.
[Reportase kegiatan ini ditulis oleh Eva Nur Kumalasari, mahasiswi Universitas Airlangga, sedang internship di School of Life Institute (SLI). Tulisan ini telah disupervisi dan diedit oleh dr. Dito Anurogo, M.Sc]