Berita Nasional Terpercaya

Sejarah Met Gala, Acara Amal dan Fesyen dengan Harga Tiket Selangit

0

BERNAS.ID – Publik kembali ramai dengan perhelatan Met Gala di Amerika Serikat. Tokoh publik mulai dari aktor, penyanyi, model, desainer, dan sebagainya unjuk diri dengan mengenakan baju yang modis sesuai tema.

Pada dasarnya, Met Gala bertujuan untuk penggalangan dana bagi the Costume Institute. Acara ini biasa selalu berlangsung pada Senin pertama di bulan Mei untuk menandai malam ikonik bagi industri fesyen dan Metropolitan Museum of Art.

Lalu, bagaimana sejarah Met Gala dan kenapa semua orang menyaksikan acara ini sebagai salah satu kiblat tren fashion?

Sejarah Awal

Mengutip Women’s Wear Daily, seorang fashion publicist legendaris Eleanor Lambert mengadakan acara amal ini pertama kali pada 1948 untuk mengumpulkan dana bagi The Costume Institute yang baru saja berdiri.

Baca Juga: Bisnis UMKM Butik Online: 4 Langkah Memulai Toko Fashion

Lambert juga membentuk Council of Fashion Designers of America pada 1962. Sementara orang di balik berdirinya The Costume Institute adalah Irene Lewisohn dan Aline Bernstein, yang awalnya bernama Museum of Costume Art, yang kemudian bergabung dengan Museum of Metropolitan Art pada 1946.

The Costume Institute sendiri kini telah memiliki lebih dari 33.000 pakaian dan aksesoris yang mewakili 7 abad perkembangan fesyen baik untuk pria, perempuan, dan anak-anak.

Met Gala pertama berupa acara makan malam pada bulan Desember 1948, dengan harga tiket US$50 dolar untuk setiap orang di berbagai tempat seperti Central Park, Rainbow Room, dan Waldorf Astoria.

Kemudian hingga 1971, acara tersebut tidak seperti Met Gala yang kita kenal sekarang ini. Melansir Vogue, acara ini dimulai dengan penggalangan dana Costume Institute, yang berfungsi sebagai perayaan untuk pembukaan pameran tahunan.

Setelah acara Met Gala, pameran akan berlangsung di museum selama beberapa bulan. Kini, Met Gala merupakan salah satu penggalangan dana terbesar di Kota New York.

Masa Transisi

Kolumnis dan editor majalah mode Diana Vreeland bergabung dengan Costume Institute sebagai konsultan pada 1972 dan mengubah budaya acara tersebut.

Di bawah erah Vreeland, acara itu menjadi lebih berkembang dan berorientasi pada selebriti. Daftar tamu pun menjadi lebih luas dengan memasukkan nama-nama selebriti papan atas seperti Elizabeth Taylor, Diana Ross, Elton John, Cher, dan sebagainya.

Dia juga memperkenalkan tema-tema tertentu di setiap perhelatan Met Gala. Tema pertama adalah “The World of Balenciaga” pada 1972.

Acara tersebut kemudian bertransformasi menjadi tak sekadar penggalangan dana, namun pesta yang mewah. Met Gala pun mendapat publisitas dan liputan pers yang luas. 

Baca Juga: Kenali Perbedaan Lipstick, Lip Gloss, Lip Cream, Dan Lip Tint

Sosialita Pat Buckley yang bergabung dengan Met Gala pada 1978 membuat acara tersebut sebagai salah satu acara amal terbesar dan paling eksklusif.

Selama bertahun-tahun, pameran tersebut didedikasikan untuk perancang busana terkenal, seperti Yves Saint Laurent, Gianni Versace, Christian Dior, Chanel, Alexander McQueen, Schiaparelli, Prada, dan sebagainya. Setelah kematian Vreeland pada 1989, Met Gala kemudian diambil alih oleh Anna Wintour pada 1995.

Anna Wintour. (Sumber: YouTube/Vogue)

Era Anna Wintour

Pemimpin Redaksi Majalah Vogue Anna Wintour mulai memimpin Met Gala, hingga menjadi yang kita kenal seperti sekarang, termasuk pemilihan waktu perhelatan, yakni Senin pertama di bulan Mei.

Daftar tamun pun tidak hanya para selebriti, sejumlah tokoh politik juga hadir. Wintour mengawasi langsung daftar tamu yang terbatas mulai dari 650 hingga 700 orang setiap tahun.

Jika dulu acaranya hanya minum cocktail yang berlanjut dengan makan malam, namun beberapa terakhir jamuan makan malam justru hanyalah pembukanya.

Mengutip Cosmopolitan, para selebriti hadir, kemudian berpose dengan pakaian terbaik mereka, lalu masuk ke dalam gedung. Setelah itu, acara cocktail hour dan makan malam.

Lebih dari itu, tidak ada yang tahu kecuali para tamu yang berada di dalam. Begitu semua orang masuk ke dalam ruangan, mereka harus mematikan ponsel dan wartawan tidak boleh hadir.

“Singkatnya, ini rahasia. Untuk alasan ini, para tamu harus mematuhi kebijakan larangan penggunaan telepon (dan tidak ada yang boleh mengunggahnya di media sosial,” tulis Vogue.

Meski demikian, sejumlah tamu pernah mengunggah foto-foto mereka di kamar mandi saat hadir di acara Met Gala.

Harga Tiket 

Harga tiket Met Gala dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Era 1970-an hingga 1980-an, harga tiket masuk ke acara ini tercatat masih kurang dari US$1.000. Kemudian di tahun 1998, satu harga tiket masuknya sebesar US$2.000, yang meningkat tiga tahun kemudian menjadi US$3.500.

Pada era 2010-an, ketika acara ini makin banyak mengundang ikon budaya pop seperti Lady Gaga, Ariana Grande, Beyonce, Rihanna, dan sebagainya, harga tiketnya terus melejit.

Baca Juga: Pilihan Sepatu Bisa Ungkap Kepribadianmu Lho

Pada 2016, harga tiket satuannya sebesar US$25.000 dan satu meja untuk 10 orang mencapai US$250.000. Sekarang, harga tiketnya mencapai sekitar US$30.000 atau Rp435 juta (kurs Rp14.498).

Lalu, apakah para selebriti yang hadir harus membayar tiket?

Biasanya perancang busana yang memesan meja untuk para selebriti yang akan mengenakan busana mereka. Meski demikian, setiap tamu yang datang harus melalui persetujuan Wintour. Banyak isu beredar yang menyebutkan apabila daftar tamu yang diajukan tidak memenuhi standar dan ada penggantinya, maka mereka tetap harus membayar lagi. 

Tahun ini, Met Gala diadakan pada 2 Mei di Metropolitan Museum of Art di Kota New York, dengan mengusung tema In America: An Anthology of Fashion, untuk merayakan pahlawan tanpa tanda jasa AS di dunia fesyen. Acara tersebut dipandu oleh Regina King, Blake Lively, Ryan Reynolds, dan Lin-Manuel Miranda.

Leave A Reply

Your email address will not be published.