Berita Nasional Terpercaya

Mengenal Lebih Dalam Penyakit Hepatitis A, B, C, D, dan E

0

BERNAS.ID – Penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya telah menghebohkan dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan kematian tiga pasien anak di Jakarta akibat hepatitis akut tersebut. Hingga 1 Mei, 228 kasus telah dilaporkan ke WHO dari 20 negara.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau masyarakat tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan dini terhadap gejala penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu

Baca Juga: Kenali Gejala Hepatitis Akut Pada Anak Dan Langkah Pencegahannya

Gejala yang muncul seperti penurunan kesadaran, demam tinggi, perubahan warna urin menjadi gelap dan feses berwarna pucat, gatal, kuning, nyeri sendi, mual atau muntah, lesu, dan diare.

Munculnya fenomena penyakit tersebut membuat masyarakat kembali mencari tahu tentang hepatitis yang kita kenal selama ini. 

Apa itu Hepatitis?

Mengutip dari laman resmi WHO, singkatnya, hepatitis adalah peradangan hati. Kondisi ini dapat sembuh sendiri atau berkembang menjadi fibrosis, sirosis atau kanker hati.

Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis. Namun, zat beracun lain juga bisa menyebabkan infeksi ini, misalnya alkohol, obat-obatan tertentu. Bahkan penyakit autoimun juga bisa jadi penyebabnya.

Dunia kedokteran mengklasifikasikan virus hepatitis menjadi 5, yakni tipe A, B, C, D, dan E. Pada kasus hepatitis akut yang baru-baru ini terjadi, pemeriksaan laboratorium menunjukkan kelima virus tersebut bukanlah penyebabnya.

Sementara, lima tipe penyakit ini berpotensi menimbulkan wabah dan epidemi, hingga kematian. Pada tipe B dan C dapat menyebabkan penyakit kronis hingga menjadi sirosis hati dan kanker.

Data WHO menunjukkan sebanyak 354 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B atau C. Sejauh ini, belum ada vaksin untuk tipe C, namun obat antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95% penderitanya.

Meski risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati dapat berkurang karena obat tersebut, tapi akses terhadap diagnosis dan pengobatan penyakit hepatitis C masih rendah.

Baca Juga: Cegah Hepatitis Dengan Menjaga Pola Hidup Sehat

Di sisi lain, virus hepatitis A (HAV) lebih umum terjadi. Penderitanya kebanyakan berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah karena sedikitnya akses sumber air bersih serta makanan yang terkontaminasi.

Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan dan penderitanya dapat pulih karena mengembangkan sistem kekebalan terhadap infeksi lebih lanjut. Tak jarang, penyakit ini juga menjadi parah dan mengancam nyawa karena risiko gagal hati.

Mengenal Tipe-tipe Hepatitis

Berikut rincian penyebab dan gejala pada masing-masing tipe seperti dikutip dari Infodatin Kementerian Kesehatan:

Hepatitis A

  • Penyebab: virus Hepatitis A
  • Bersifat ringan, akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik
  • Penularan: fecal oral atau anus dan mulut
  • Sumber penularan: umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal hygiene rendah
  • Gejalanya: bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati
  • Pengobatan: tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dan menjaga keseimbangan nutrisi.
  • Pencegahan: menjaga kebersihan lingkungan, terutama terhadap makanan dan minuman dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Hepatitis B dan B Akut

  • Penyebab: golongan virus DNA
  • Masa inkubasi: 60—90 hari
  • Penularan: vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intrauterina. Penularan horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tato, dan transplantasi organ
  • Gejala: rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh
  • Pengobatan: tidak diperlukan antivirus, pengobatan umumnya bersifat simtomatis
  • Pencegahannya : Telah dilakukan penapisan darah sejak tahun 1992 terhadap Bank Darah melalui PMI; imunisasi yang sudah masuk dalam program Nasional: HBO (<12 jam) DPT/HB1 (2 bulan), DPT/HB2 (S bulan), DPT/HB 3 (4 bulan); dan menghindari faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan.

Baca Juga: Kemenkes Minta Masyarakat Segera Melapor Jika Alami Gejala Hepatitis Misterius

Hepatitis B Kronik

  • Penyebab: berkembang dari Hepatitis B akut
  • Penularan: Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi tipe B kronik. Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30% menjadi penderita tipe B kronik. Bila penularan saat dewasa maka hanya 5% yang menjadi penderita tipe B kronik
  • Gejala: biasanya tanpa gejala
  • Pengobatan: tersedia 7 macam obat untuk tipe B ini, yakni interferon alfa-2a, Peginterferon aIfa-2a, Lamivudin, Adefovir, Entecavir, Telbivudin dan TenofoVir. Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru tetapi jangan terlambat. Adapun tujuan pengobatan memperpanjang harapan hidup, menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatis atau hepatoma

Hepatitis C

  • Penyebab: sirosis dan kanker hati. Etiologi virus ini termasuk golongan virus RNA (Ribonucleic Acid)
  • Masa inkubasi: 2—24 minggu
  • Penularan: melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik (lDUs, tato) transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatanj, hubungan sekd dapat menularkan tetapi sangat kecil
  • Kronisitas: 80% penderita akan menjadi kronik
  • Pengobatan: Kombinasi pegylated interferon dan ribavirin
  • Pencegahan: Hindari faktor risiko karena sampai saat ini belum tersedianya vaksin untuk tipe C.

Baca Juga: Benarkah Madu Lebih Sehat Ketimbang Gula Pasir?

Hepatitis D

  • Virus tipe D paling jarang ditemukan tapi paling berbahaya
  • Penyebab: virus ini memerlukan virus tipe B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus tipe B
  • Pencegahan: tidak ada vaksin tetapi otomatis orang akan terlindungi jika telah diberikan imunisasi untuk tipe B.

Hepatitis E

  • Penyebab: virus RNA
  • Mata inkubasi: 2-9 minggu
  • Penularan: melalui fecal oral seperti hepatitis A
  • Gejala: ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus atau penyakit kuning
  • Pengobatan: belum terdapat pengobatan antivirus.
  • Pencegahan: menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman. Vaksinasi tipe E belum tersedia.

Itulah lima tipe hepatitis yang perlu diwaspadai. Jaga kebersihan lingkungan dan pangan, makan makanan bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup.

Leave A Reply

Your email address will not be published.