Kemenkes Sebut Belum Ada Usia Dewasa Terjangkit Hepatitis Misterius

JAKARTA, BERNAS.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut belum ada pasien usia 18 tahun ke atas yang terjangkit hepatitis misterius di Indonesia. Saat ini, baru menyasar anak hingga remaja.
Siti Nadia Tarmizi, Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes menyampaikan, saat ini pihaknya mencatat ada 18 kasus suspek hepatitis misterius. “Dari 18 kasus yang kita curigai hepatitis akut, ada 9 kasus pending klasifikasinya karena hasil uji laboratorium sudah keluar,” kata Nadia, Kamis (12/5/2022).
Baca Juga Militer Rusia Latihan Tembak Rudal Nuklir
Ia menyebut sebelumnya sempat ada dua kasus yang diidap pasien berusia di atas 20 tahun, tapi setelah diperiksa di laboratorium, bukan terjangkit hepatitis misterius yang dimaksud. “Ada yang karena hasil pemeriksaan dia hepatitis A, B, DBD dan typoid, dua orang yang usia 20 tahun masuk kategori itu,” katanya.
“Sehingga belum ada usia dewasa pada kasus yang dicurigai hepatitis akut di Indonesia ya,” imbuhnya.
Nadia tidak menutup kemungkinan hepatitis misterius menyasar usia dewasa. Namun, hingga saat ini, dia memastikan belum ada orang dewasa yang terjangkit penyakit tersebut.
Sejauh ini Badan Kesehatan Dunia telah mengkategorikan tiga status dalam hepatitis akut misterius.
Pertama, kasus konfirmasi dengan ketentuan seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A, B, C, D, E) dengan aspartat transaminase (AST) atau Alanine transaminase (ALT) lebih dari 500 U/L, berusia 10 tahun ke bawah, sejak 1 Januari 2022.
Kedua, status probable, bagi mereka yang terpapar hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) dengan AST atau ALT lebih dari 500 U/L, berusia 11-16 tahun, sejak 1 Januari 2022.
Baca Juga Penembakan Dan Ledakan Bom Mewarnai Pilpres Filipina
Ketiga, Epi-linked. Yakni seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi sejak 1 Januari 2022.
“Kalau di atas 20 tahun kriterianya Epi-linked ya, usia berapapun yang dia punya kontak erat. Jadi tidak terlalu jadi masalah yang diwaspadai WHO. Karena yang diwaspadai WHO yang probable kasus,” jelas Nadia.
Nadia mengatakan, saat ini sudah ada 7 pasien yang meninggal dunia diduga akibat terpapar hepatitis akut di Indonesia. Jika dirinci, ada 4 pasien yang meninggal dunia di Jakarta. Lalu masing-masing 1 pasien wafat di Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Timur. (jat)