Berita Nasional Terpercaya

DP3 Sleman Lakukan Sejumlah Antisipasi Cegah PMK

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyebut resiko penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) sangat tinggi ke wilayah Sleman. Kabupaten Boyolali menjadi wilayah terdekat dengan Kabupaten Sleman apalagi sudah ditemukan positif PKM pada ternak sapinya.

Situasi terkini penyebaran PKM sudah meluas di beberapa Kabupaten seperti Gresik, Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Aceh Tamiang. Data populasi ternak berdasarkan DP3 Sleman, yaitu sapi potong 32.625 ekor, sapi perah 3.419 ekor, kerbau 189 ekor, kambing 23.802 ekor, domba 36.113 ekor, dan babi 3.781 ekor.

Baca Juga Pemda DIY Diminta Bertanggung Jawab Kelola Sampah Secara Profesional

Suparmono, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan mengatakan, Kabupaten Boyolali yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman memiliki banyak sekali akses jalan atau lalu-lintas ternak yang menghubungkan kedua wilayah. “Resiko penyebaran ke Kabupaten Sleman sangat tinggi,” tuturnya, Jumat (13/5/2022).

Ia mengatakan, DP3 Sleman telah melakukan sejumlah upaya, yaitu:

1. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Balai Karantina Pertanian Yogyakarta, Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, dan Kabupaten Kota lainnya di DIY untuk pembaruan informasi penyebaran PMK dan menentukan kebijakan pencegahan masuknya PMK yang salah satunya adalah pengaturan lalu lintas ternak antar Kabupaten;

2. Melakukan koordinasi internal dan selanjutnya menggerakkan semua petugas di UPTD Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan, UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan, UPTD Pasar Hewan dan Rumah Potong Hewan serta Pusat Kesehatan Hewan untuk bersinergi dalam pengawasan dan sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) PMK serta respon cepat terhadap laporan masyarakat di setiap Kapanewon;

3. Memastikan ketersediaan obat, desinfectan, alat pelindung diri serta sarana lainnya di UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pusat Kesehatan Hewan cukup tersedia dan siap digunakan untuk pencegahan PMK;

4. Membuat Tim Monitoring dan Pengawasan Lalu Lintas Ternak yang bertugas setiap kali pasaran di Pasar Hewan Ambarketawang Gamping, Pasar Hewan Jangkang Widodomartani Ngemplak, dan Pasar Kambing Nganggring, Girikerto, Turi;

5.Membuat bahan informasi tentang PMK dalam bentuk flyer dan brosur untuk sosialisasi tentang PMK kepada masyarakat;

6. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada: Peternak, Pengurus Kelompok Ternak, Pengurus Koperasi Peternak Sapi Perah, Pengurus Perserikatan Peternak Kambing Domba, Pengurus Paguyuban dan Pelaku Usaha Produk Peternakan dengan titik berat:

a. Himbauan untuk saat ini tidak membeli/memasukkan ternak dari luar Kabupaten Sleman;

b. Melakukan biosecurity kandang, alat angkut, sarana prasarana dan orang yang masuk di lingkungan kandang/ peternakan;

c. Melaporkan kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan terdekat jika ditemukan ternak sakit.

7. Melakukan pengambilan sampel daging, khususnya daging impor di pasar modern (Transmart Jogja, Hartono Mall, Jogja City Mall, dan Sleman City Hall) dan selanjutnya dilakukan pengujian sampel di Balai Besar Veteriner Wates;

Baca Juga Mendagri Ajak Seluruh Daerah Kelola Sampah Dengan Baik

Sarana pendukung di lapangan yang saat ini dimiliki Kabupaten Sleman untuk melakukan upaya pencegahan PMK, antara lain:

1. UPTD Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan, dan Perikanan di 8 lokasi (Moyudan, Godean, Seyegan, Sleman, Pakem, Ngemplak, Berbah dan Prambanan) sebagai unit informasi dan edukasi kepada masyarakat;

2. Pusat Kesehatan Hewan/ Puskeswan sejumlah 14 lokasi (Moyudan, Godean, Gamping, seyegan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Pakem, Turi, Ngemplak, Cangkringan, Berbah, Depok dan Prambanan) sebagai unit reaksi cepat yang pada prinsipnya jumlah tersebut mampu melayani 17 Kapanewon di Kabupaten Sleman;

3. Ketersediaan tenaga teknis peternakan di lapangan: Penyuluh Pertanian 85 orang, Medik Veteriner 20 orang, Paramedik Veteriner 13 orang, Pengawas Bibit Ternak 10 orang, Pengawas Mutu Pakan 4 orang, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (Peternakan) 3 orang, dan Petugas Inseminasi Buatan 30 orang. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.