Berita Nasional Terpercaya

Inilah Cara Unik BUMDes Amarta Mengembangkan Potensi Ekonomi Desa

0

YOGYAKARTA. BERNAS.ID- Sejak disahkannya UU Tahun 2014 Tentang Desa, desa menjelma menjadi kekuatan penting bagi Indonesia. Salahsatunya karena sejak itu ribuan desa mampu membangkitkan potensi ekonomi lokalnya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Salahsatu BUMDes yang berhasil membangun berbagai usaha adalah BUMDes Amarta, Desa Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.

BUMDes Amarta mengawali gerakan membangun usahanya dengan mengelola sampah. Ide mengelola sampah sesungguhnya juga dilakukan banyak BUMDes. Yang membedakan adalah, Amarta menjalankan usaha pengelolaan sampah dengan sangat rapi sehingga dalam waktu satu tahun saja, pengelolaan sampah BUMDes Amarta bisa mencapai berbagai target yang luar biasa.

Salahsatunya, dengan omzet dan keuntungan yang dihasilkan oleh unit pengelolaan sampah ini, BUMDes Amarta dipercaya menjadi lembaga penjamin pinjaman bank, membayar para pegawainya berstandar UMR bahkan menghasilkan income tambahan bagi BUMDes melalui pembuatan pupuk organik. Dalam sebulan, BUMDes Amarta menghasilkan rata-rata 1,5 ton pupuk organik. Hebatnya, pupuk organik yang mereka buat sudah mendapatkan pasaran tetap.

Direktur BUMDes Amarta Agus Setyanta menjelaskan, sejak awal berdiri pada 2016 lalu, BUMDes yang dia pimpin menerapkan sistem manajemen terstruktur. Agus bahkan mendokumentasikan seluruh proses kelahirkan BUMDes-nya setahap demi setahap. Dokumentasi itu banyak digunakan BUMDes lain sebagai panduan pendirian BUMDes dan pembentukan unit usaha.

“ Masa awal pendirian BUMDes, kami fokus membangun pengelolaan sampah. Selain membangun sistem manajemen yang baik, kami juga ingin mendapat kepercayaan dari warga desa. Trust dari warga adalah modal sosial yang sangat penting untuk membangun usaha BUMDes ke depan. Sebab, BUMDes kan milik seluruh warga desa,” ujar Agus yang sering diundang menjadi pembicara ke berbagai penjuru nusantara ini.

Sekarang ini unit pengelolaan sampah akan mengembangkan diri sebagai pusat pendidikan pengolahan sampah. Jadi, siapapun yang ingin membangun unit pengelolaan sampah terutama BUMDes, Amarta telah menyiapkan diri sebagai pelatihnya. Rencananya, setiap orang yang belajar mengenai bagaimana mengelola sampah hingga bisa menciptakan rupiah, akan dipatok Rp. 50 ribu/orang. Pelatihan akan berlangsung sehari dengan berbagai fasilitas yang didapatkan peserta latih.

Bermodal sistem pengelolaan usaha yang baik dan kepercayaan besar warga desanya, Amarta lalu mulai mengembangkan sayap usahanya ke berbagai bidang. Mulai dari pembangunan Foodcourt di pinggir jalan, membangun tempat usaha bagi warga dengan sistem sewa dan kerjasama dan bahkan mengelola kolam renang sebagai jenis usaha berkonsep wisata. Kenapa tidak bergerak dalam usaha wisata?

Sebenarnya Desa Pandowoharjo sudah menjadi salahsatu desa dengan berbagai destinasi wisata unik, jauh hari sebelum BUMDes lahir. Desa ini memiliki Kampung Wisata Brayut, sentra industri batik dan berbagai obyek wisata penting yang dikembangkan pihak swasta seperti Rumah Makan Jejamuran yang sangat kondang dan sebagainya.

“ Sektor wisata justru sudah berkembang sejak lama, kami tidak mau mematikan atau mengganggu apa yang sudah ada. Untuk wisata kami melengkapi dengan membangun usaha bidang kuliner yakni pasar kuliner seminggu sekali. Ini adalah cara kami mendukung usaha wisata yang sudah ada,” ujar Direktur BUMDes lulusan Universitas Brawijaya ini.

Agus yang lama malang-melintang di dunia marketing ini terus memimpin pengembangan bisnis Amarta. Kini, Amarta membangun usaha produksi dan penjualan beras dengan mendirikan Pabrik Penggilingan Beras dengan kapasitas 1 ton/ bulan. Amarta juga menampung produk beras hasil panenan desa lain untuk dipasarkan serta membuka jasa sortir beras bagi beras produk desa lainnya.

Hebatnya Amarta adalah, BUMDes ini selalu menyertakan manfaat sosial yang besar dalam setiap usaha yang dibangunnya. Jadi, bukan hanya keuntungan profit saja yang menjadi targetnya. Misalnya pada usaha dibidang penjualan beras. Amarta menggandeng kampus dan berbagai pihak dengan menyisihkan sebagian keuntungan hasil penjualan beras untuk menjadi Beasiswa Pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di desanya. Salahsatunya dengan Kampus Universitas Mahakarya Asia, Yogyakarta yang kampusnya hanya berjarak beberapa kilometer dari desa ini.

Salahsatu hal membedakan Amarta dengan BUMDes lain adalah, Amarta tidak menempatkan keuntungan profit sebagai tujuan utama. Melainkan lebih pada penggalian potensi asli desa sebagai basis utamanya serta manfaat sosial yang bisa dilahirkan dari sana. Meski keuntungan material bukan tujuan besarnya, tapi faktanya BUMDes ini mampu menggaji para karyawannya dengan standar yang sangat baik.

Makanya tak perlu kaget jika dalam beberapa tahun ini Amarta adalah salahsatu BUMDes yang banyak didatangi pegiat BUMDes dari berbagai penjuru nusantara untuk belajar bagaimana mengelola unit usaha BUMDes dengan cara profesional dan mampu menjadi BUMDes yang visioner. (adji)

Leave A Reply

Your email address will not be published.