Berita Nasional Terpercaya

“Sinom Ing Mongso Ketigo”, Judul Pameran Tunggal Perdana Anjastama HP

0

BANTUL, BERNAS.ID – “Sinom Ing Mongso Ketigo – There is Always a First Time for Many Things” adalah judul sebuah pameran tunggal yang digelar oleh seniman Anjastama HP di IndieArt House, Yogyakarta, sejak awal bulan ini. Besok, 23 Juli 2022 adalah hari terakhir pameran itu diselenggarakan.

Perlahan dan tenang, kalimat tersebut dirasa dapat mewakili bagaimana Anjas menyiasati batu kerikil yang dijumpai dalam hidup serta hal-hal yang dilontarkan secara implisit pada karya-karyanya.

Konflik batin yang bersumber dari lingkungan terdekat, kebentukan karya, serta posisinya sebagai seniman, menjadi persoalan yang kemudian membentuk spektrum berpikirnya saat ini. Dalam pameran tunggalnya yang perdana, pembacaan ulang mengenai berbagai peristiwa yang telah mengiring langkahnya dalam berkesenian dijadikan sebagai landasan pada proses artistiknya kali ini.

“Aku muncul sebagai Seniman muda dan baru di dunia seni rupa. Dan aku menebar sesuatu, dan itu terlihat dalam karya-karyaku,” ujar Anjas dalam sesi artist talk yang digelar Jumat, 22 Juli 2022 di lokasi pameran.

Baca juga: “Well Done”, Pameran Karya 3 Perempuan, Digelar Di Indieart House

“Saya berkarya tidak terlalu memikirkan pasar. Karakter warna dan lain-lain di luar pasar, nothing to loose. Tapi seri-seri ini rupanya sudah diminati di dunia seni rupa,” imbuh dia.

Ia mengaku karya-karya turut dipengaruhi pengalaman hidupnya yang diremehkan, karena berprofesi menjadi seniman. Ia pun mengakui, banyak karyanya yang dipamerkan kali ini bersifat ambigu.

“Saya dulunya animator, dan elemen-elemen visual animasi saya terapkan di sini,” kata Anjas.

Baca juga: Pameran “Sekilas” Tampilkan Puluhan Karya Menarik Siswa SMSR

Duls Rumbawa selaku kurator pameran menyatakan, melalui lukisan sebagai penghubung antara memori dan realita, karya yang hadir dalam pameran tunggal Anjas ini mengusung konsep trilogi: kemarin, hari ini, dan esok. Muatan visual yang dihadirkan pada karyanya merefleksikan fragmen memori dan prakiraan yang diwakili oleh simbol-simbol yang dibalut oleh unsur keruangan ambigu.

Anjastama HP (kiri) dalam sesi artist talk di IndieArt House (foto: Deny Hermawan)
Anjastama HP (kiri) dalam sesi artist talk di IndieArt House (foto: Deny Hermawan)

 

“Serta kemunculan figur yang merupakan hasil peleburan dari sikap dan sifat lakon pewayangan Antasena, Antareja & Gatotkaca dengan imaji akan proporsi tubuh yang ideal menurut Anjas, menghadirkan kekuatan tersendiri atas narasi dari setiap karyanya,” jelas dia. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.