Waspadai Stagflasi, Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga

JAKARTA, BERNAS.ID – Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, KSSK mewaspadai risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap perekonomian Indonesia.
Dia mengatakan, beberapa lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Seperti Bank Dunia (World Bank) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen. Lalu Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,1 persen menjadi 2 persen.
“Pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, serta meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global menjadi perhatian dari KSSK,” ungkap Sri Mulyani, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Anggaran PEN Rp 414 Triliun Tahun Depan
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disebabkan oleh beberapa faktor.
Di antaranya karena tekanan inflasi yang semakin meningkat sejalan dengan kenaikan harga komoditas global akibat terjadinya gangguan rantai pasok, yang bahkan diperparah dengan berlanjutnya perang di Ukraina.
“Kebijakan-kebijakan proteksionisme terutama di bidang pangan juga semakin meluas,” ucap dia.
Lonjakan inflasi telah membuat bank sentral berbagai negara merespons tingginya inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif.
Seperti Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali di tahun ini, dengan total kenaikan 2,25 persen.
Menurut Sri Mulyani, langkah pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga yang agresif, kini telah menyebabkan perlambatan ekonomi di berbagai negara, termasuk AS.
“Ini juga yang meningkatkan terjadinya fenomena stagflasi, yaitu inflasi tinggi yang dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang melemah,” jelas dia.
Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 di berbagai negara termasuk AS, Jepang, China, India, dan kawasan Eropa, juga diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Perkiraan itu disertai pula dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di AS dan Eropa.
Baca juga: Sri Mulyani Marah Ke Grup Texmaco Karena Hal Ini
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, ketidakpastian pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan kebijakan moneter, telah mengakibatkan aliran keluar modal asing (capital outflow) khususnya investasi portofolio dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Meski demikian, ia meyakini, stabilitas sistem keuangan Indonesia masih dalam kondisi yang terjaga meski di tengah tekanan global.
KSSK pun optimistis perbaikan perekonomian nasional pada kuartal II-2022 masih akan terus berlanjut didukung peningkatan konsumsi dan investasi serta kinerja ekspor.
“Stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang masih terjaga di tengah tekanan perekonomian global yang meningkat,” tutup Sri Mulyani. (den)