Partisipasi di Djogjantique Day 2022, Hobikoe Usung Konsep Tracing Kepemilikan

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Hobikoe, sebagai start up e-commerce berbasis barang antik dan hobi, berpartisipasi dalam event Djogjantique Day 2022 yang digelar Motor Antique Club Indonesia (MACI) Yogyakarta, untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-35 pada tanggal 5-6 Agustus 2022.
Dalam ajang pertemuan para bikers dan pecinta Moge (motor gede), yang mengambil tema “Gumregass”, Hobikoe yang tumbuh di Kota Budaya, memiliki keterikatan dengan para hobiis, selain lantaran CEO Founder-nya, Mukhammad Washar Wasesa, yang juga pecinta Moge dan anggota MACI, dunia hobi, tak lagi semata-mata menjadi etalase, namun juga gaya hidupnya.
CMO Hobikoe, Wachyu Dorojat mengatakan, Djogjantique Day 2022, sebuah event annual terbesar, dengan peserta yang berdatangan dari se-antero nusantara dan beberapa juga dari mancanegara. “Karena itu, Hobikoe hadir bukan saja sebagai peserta biasa, namun membawa misi yakni meningkatkan brand awareness aplikasi Hobikoe,” ujarnya.
Baca Juga : KoinWorks Kembali Dipercaya Lendable Inc, Terima Pendanaan USD 30 Juta
Menurut Wachyu, ada hal yang ingin disampaikan, yaitu mengenalkan sistem manajemen dari hobi. Karena, selama ini para hobiis tidak menerapkan manajemen dari aktivitas yang berkaitan dengan hobi tersebut.
“Hobikoe menawarkan sistem kelola, bagaimana caranya mengkurasi, menawarkan, bahkan Hobikoe semakin melangkah maju dengan melengkapi fitur lelang sebagai fitur unggulan baru, yang akan segera bisa diakses di aplikasi Hobikoe,” jelasnya.
Soal kapan, Wachyu menjabarkan, sistem lelang akan siap bulan depan, namun bagi yang penasaran, sudah boleh mencobanya di website resmi Hobikoe.
Wachyu menjabarkan, berdasarkan pada dasar trading koleksi barang antik, yaitu lelang dan tawar, sistem lelang ini juga diyakini akan munculkan model transaksi baru bagi komunitas sebagai sarana tawar dan lelang.
“Dan Hobikoe memulainya dengan sistem yang baik untuk mengantisipasi, partisipan lelang hit and run,” ujarnya.
Mengapa demikian? Wachyu menjawab, riwayat biddingnya (tawaran) akan terekam dalam satu sistem yang didukung dengan kemampuan kode unik yang segera diaplikasikan kepada para member Hobikoe, yaitu non-fungible token atau NFT.
Dengan keunggulan atau pemberlakuan NFT itu, maka berkas digital unik yang berisi identitas dan kepemilikan sebuah benda atau barang antik akan terverifikasi pada rantai blok (buku digital).
“Hal ini merupakan satu terobosan untuk melengkapi sistem tracing, sehingga pemilik bisa melacak sejarah kepemilikan suatu barang,” ungkapnya. (cdr)