Berita Nasional Terpercaya

BKKBN Soroti 700 Anak Alami Stunting di Sleman

1

SLEMAN, BERNAS.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut 700 anak di Sleman alami stunting (kekurangan gizi) atau 16 persen dari 5.600 angka kehamilan setiap tahunnya. Ada sejumlah penyebab terjadinya stunting di Kabupaten Sleman.

Diketahui, BKKBN sendiri telah mengucurkan dana sebesar Rp8,8 miliar untuk pelayanan mencegah stunting di Kabupaten Sleman. Kemudian Rp1,9 miliar untuk sarana dan prasarana seperti membeli 17 motor untuk setiap kapanewon.

Baca Juga Sri Sultan Ikut Beri Masukan Jogja Planning Gallery

Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, SP.OG. (K) mengatakan penyebab stunting di Sleman rata-rata karena lahir sebelum waktunya. “Ada 700 didominasi, rata-rata yang agak tinggi lahir sebelum waktunya hampir 20 persen,” tuturnya seusai peluncuran Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), Selasa (9/8).

Lanjut tambahnya, saat lahir dari dalam, ukuran bayinya di bawah 48 centimeter. Lalu, tingginya ibu yang hamil menderita anemia dengan angka sekitar 37 persen. Kemudian, jarak melahirkan yang cukup dekat.

“Ada kasus unik di Sleman, jarak kelahiran dekat sekali, kakaknya belum dua tahun, adiknya sudah lahir. Untuk itu, KB penting mengatur jarak. Kalau dekat, cenderung stunting,” imbuhnya.

Hasto menceritakan di Sleman, setiap tahunnya itu, ada 14 pasangan menikah dan tahun pertama, 5600 mengalami kehamilan. “16 persennya, sekitar 700 anak mengalami stunting dari yang menikah,” katanya.

Untuk itu, ia mengimbau agar ibu yang hamil dipastikan tidak kekurangan nutrisinya. Selain itu, juga melakukan pengecekan prekonsepsi seperti periksa HB, berat badan. Menurutnya, prekonsepsi ini tidak dilakukan padahal murah sekali. “75 hari suami sebelum menghamili dipastikan sehat dan istri sebelum 90 hari dipastikan sehat,” ujarnya.

Baca Juga Pemda DIY Diminta Bertanggung Jawab Kelola Sampah Secara Profesional

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan dengan adanya bantuan dana dari BKKBN dapat memotivasi penurunan angka stunting dan meningkatkan partisipasi masyarakat menekan angka stunting.

“Untuk meminimalkan angka dibutuhkan berbagai inovasi, seperti Program Dapur Sehat Atasi Stunting (dashat) ini yang melibatkan pemberdayaan masyarakat dan memakai bahan pangan lokal yang terjangkau dan mudah didapat,” tuturnya.

Menurut Kustini, Program Dashat penting untuk pemenuhan gizi bagi anak. Sedangkan, 17 motor operasional dari BKKBN akan dipakai bagi penyuluh keluarga, seperti akseptor KB. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.