Berita Nasional Terpercaya

Terjadi Tiap Hari, Penanganan Insiden Siber Butuh Kolaborasi Banyak Pihak

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Serangan keamanan siber saat ini adalah masalah yang sangat pelik, yang dapat menimpa pihak manapun. Serangan siber terjadi tiap hari, dan tidak ada jaminan keamanan meski sudah memiliki proteksi digital. Karena itu hal ini membutuhkan perhatian dan penanganan bersama.

Hal tersebut disampaikan Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Retno Artinah Suryandari saat membuka Bimbingan Teknis Persiapan Penanganan dan Pengelolaan Insiden Siber Tahun 2022 yang diselenggarakan Kamis, 18 Agustus 2022 di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.

Ia menegaskan, serangan siber dapat menyebabkan tak hanya kerugian infrastruktur tapi juga bisa menurunkan citra organisasi.

“Dan ini bisa terjadi di sektor manapun,” katanya.

Karena itu, masalah keamanan siber harus menjadi perhatian bersama. Perencanaan yang matang dan SDM yang mumpuni dibutuhkan untuk mengantisipasinya.

“Sinergi dan kolaborasi dalam menanggulangi insiden siber sangat diperlukan,” jelas dia.

Baca juga: 2 Dari 3 Perusahaan Di Asia Tenggara Menjadi Korban Ransomware

Koordinator Subdit Deteksi dan Ancaman BSSN, Enggar Ndaru Prasojo selaku narasumber menjelaskan, Presiden Jokowi sudah mengakui bahwa data kini adalah harta yang lebih berharga dari minyak. Karena itu presiden sudah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2022 tentang “Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital”.

“Tujuannya adalah melindungi keberlangsungan, melindungi gangguan, dan kalau ada gangguan penanganannya bisa cepat,” kata dia.

Ia mencontohkan, beberapa tahun lalu, beberapa RS kena ransomware, jadi data-data pasien tidak dapat diakses. Sementara di sektor keuangan pernah terjadi masyarakat sempat tidak bisa mengakses layanan salah satu online banking.

“Infrastruktur viral adalah sistem elektronik yang menunjang sektor strategis, Kalau ada satu sektor kena insiden, sektor lain harus tetap jalan. Misalnya listrik mati di suatu bank, layanan harus bisa tetap jalan,” katanya membahas contoh praktis tujuan perpres tersebut.

Ia menambahkan, berdasarkan perpres tersebut, sektor media hingga kini belum ditetapkan dalam kategori infrastruktur vital. “Ini masih dikaji, apakah akan masuk ke situ atau tidak,” jelasnya.

Baca juga: Amankan Website Bisnis Dari Serangan Siber Dengan Perlindungan SSL

I Made Mustika Kerta Astawa selaku sandiman muda BSSN menjelaskan, dari Januari hingga Juli 2022, terdapat 793.092.906 serangan siber yang dideteksi BSSN. Yang terbanyak bentuknya adalah infeksi malware (56, 27%), eksploitasi kerentanan (11, 38%), dan kebocoran data (10, 32℅).

“Tren serangan siber saat ini adalah serangan ransomware dan denial of service,” paparnya sambil menjelaskan, setiap instansi/organisasi idealnya membentuk tim tanggap insiden siber.

Sementara itu Dedy Hariyadi, dosen IT Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta selalu narasumber lain menjelaskan, setiap kita beraktivitas di internet, terhubung ke jaringan, pasti berpotensi mendapat serangan siber. Untuk menghilangkan potensi itu memang cara terampuhnya adalah tidak terhubung Internet.

“Untuk mengantisipasi perlu membangun tim tanggap insiden siber, yang melibatkan operator internet, pelapor, aparatur penegak hukum, rekanan, pelanggan, dan tim terkait,” jelas dia. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.