Pakar UGM Sebut Kenaikan BBM Turunkan Penumpang Angkutan Umum

SLEMAN, BERNAS.ID – Kenaikan harga BBM berpotensi menurunkan animo masyarakat untuk menggunakan transportasi angkutan umum. Sebab, di sejumlah angkutan umum telah menaikkan tarifnya karena menyesuaikan harga kenaikan BBM. Pada operasional layanan transportasi, komponen bahan bakar memiliki prosentase 11-40 persen.
Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Dr Dewanti mengatakan kenaikan tarif angkutan umum dan transportasi online akan memberikan dampak bagi penurunan jumlah penumpang yang tidak hanya berlangsung sesaat.
“Biasanya masyarakat akan mengurangi kegiatan perjalanan dengan kenaikan tarif. Tapi bagi yang membutuhkan perjalanan, hal itu tidak menjadi masalah karena menjadi kebutuhan mereka untuk kelancaran aktivitas pekerjaannya,” katanya, Rabu (14/9).
Baca Juga Penembakan Dan Ledakan Bom Mewarnai Pilpres Filipina
Seperti diketahui, beberapa daerah telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan kenaikan harga BBM. Namun ada juga beberapa daerah yang tidak melakukan kenaikan tarif seperti Trans Jogja DIY. “Di DIY tarif tidak dinaikkan namun layanan dikurangi seperti jarak waktu antar kedatangan bisa di halte agar kenaikan BBM tidak berdampak begitu besar,” ujarnya.
Dr Dewanti juga mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI yang memberikan subsidi yang cukup besar bagi Transjakarta agar tidak mengalami kenaikan tarif. Menurutnya apa yang dilakukan oleh DKI tidak semua daerah bisa melakukan hal yang sama karena terbatasnya anggaran.
“Tergantung kemampuan keuangan daerah untuk bisa memberikan subsidi angkutan umum agar tarif tidak naik,” katanya.
Kenaikan tarif BBM sekarang ini tidak hanya dirasakan oleh angkutan umum saja, tapi juga pengelola angkutan online juga melakukan penyesuaian kenaikan tarif untuk membantu terjaganya pendapatan mitra pengemudi. (jat)