Berita Nasional Terpercaya

Tongkat Canggih Ini Dipercaya Membantu Lansia dan Tunanetra

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Sejumlah mahasiswa UGM menciptakan tongkat pintar In-SWALST (IoT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring) untuk memberikan perlindungan kepada lansia dan tunanetra. Tongkat pintar ini juga mampu mendeteksi kesehatan seperti saturasi oksigen, detak jantung, dan suhu tubuh karena adanya sensor.

Tongkat jalan ini akan bergetar saat terdapat objek di depan pengguna yang berjarak sekitar 75 cm. Dengan fitur tersebut dapat menurunkan risiko jatuh karena menabrak objek bagi para lansia dan tuna netra.

Baca Juga Muhibah Budaya, Wujud Kerjasama DIY Dan Trenggalek

“Untuk menekan risiko jatuh pada lansia dan tuna netra kami mengintegrasikan sensor posisi sehingga saat tongkat maupun pengguna terjatuh maka alarm pada tongkat akan berbunyi sehingga orang sekitar bisa datang memberikan bantuan,” tutur Kristian Bima Aryayudha, salah satu pengembang tongkat pintar In-SWALST, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi, Jumat (16/9).

“Ke depannya, kami juga berharap tongkat In-SWALST bisa terintegrasi dengan pihak rumah sakit dalam hal monitoring kesehatan pasien lansia dan tuna netra. Kami juga berharap dengan terealisasikannya PKM-KC ini, In-SWALST dapat berguna dan memudahkan para lansia dan tuna netra dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” tutur Arya.

Baca Juga PM Finlandia Jengkel Video Pribadi Viral

Salah satu pengembang, Abdul Adzim, mahasiswa Teknik Mesin mengatakan untuk mengurangi risiko terpeleset penggunamya, tongkat pintar dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi genangan air. Sensor ini bekerja dengan menghasilkan getaran sehingga bisa langsung dirasakan oleh para lansia dan tunanetra.

Ia juga menyebut tongkat In-SWALST dilengkapi dengan fitur GPS. Fitur tersebut berguna untuk mencari lokasi terakhir dari tongkat dengan mengakses website milik In- SWALST. Selain itu, saat pengguna berada pada kondisi kurang cahaya atau gelap, lampu LED yang tersedia pada tongkat akan otomatis menyala.

Tim pengembang berharap tongkat In-SWALST nantinya bisa menjadi salah satu alat kesehatan yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para lansia dan tuna netra. Anggota tim lain yang terlibat, yaitu Kenniskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer),.Johana Gracia (Kedokteran), Yovanti Trifa Mivea (Elektronika dan Instrumentasi), Elmara Nugra Ristia (Kehutanan), dan Fatma Tiara Mahfudiani (Kehutanan). (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.