UGM Inisiasi Program Pemberdayaan Masyarakat, KIBAR, di Sekitar Kampus
SLEMAN, BERNAS.ID – Rektor UGM,
Prof Ova Emilia meluncurkan program pemberdayaan masyarakat di sekitar kampus, bernama Komunitas Belajar dan Berdaya (KIBAR) di tepi Kali Code, Sleman, Yogyakarta, Selasa (20/9). KIBAR diinisiasi dalam rangka membangun sinergi komunitas dan meningkatkan kepedulian kepada wilayah sekitar kawasan kampus.
Ova mengatakan model pemberdayaan masyarakat KIBAR dilakukan dengan aktivitas Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) berbasis aset dan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah.
“Ini merupakan suatu upaya yang luar biasa untuk menjalin kebersamaan membangun wilayah sekitar UGM, sehingga universitas tidak lagi menjadi entitas terpisah tetapi menyatu untuk bersama-sama berjuang meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga Muhibah Budaya, Wujud Kerjasama DIY Dan Trenggalek
Lanjut tambahnya, program KIBAR didesain dengan skema berkelanjutan dan melibatkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, swasta, organisasi non-profit, dan komunitas. Fokus utama dari program ini adalah penguatan engagement antara komunitas akademik (kampus) dengan pemerintah desa dan kelurahan untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar.
Pada kesempatan ini, Ova memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah siap mendukung pelaksanaan program KIBAR. Prinsip saling belajar, inklusifitas, dan penghargaan terhadap kearifan lokal menjadi prinsip pelaksanaan program KIBAR sehingga memberi dampak bagi masyarakat dan sarana pembelajaran bagi mahasiswa UGM.
“Diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konteks yang ada di wilayah sekitar Kampus,” kata Rektor.
Baca Juga Sri Sultan Ikut Beri Masukan Jogja Planning Gallery
Wakil Rektor UGM bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Dr Arie Sujito mengatakan pelaksanaan program KIBAR akan dimulai pada akhir September di tiga kelurahan, yaitu Sinduadi, Caturtunggal, dan Condongcatur. Jangka waktu pelaksanaan program KIBAR di tahap pertama akan berlangsung selama sekitar 5 bulan.
Arie mengatakan, program KIBAR akan diawali dengan pengembangan pangkalan data spasial, sosial, maupun sektoral sebagai basis perencanaan program pemberdayaan yang berkelanjutan di waktu mendatang.
“Inisiatif untuk menjalin komunikasi, persahabatan, dan relasi bertetangga yang baik semata-mata adalah bagian dari membangun pilar bersama, dengan memegang prinsip-prinsip pemberdayaan. Tiga kelurahan yang dipilih ini sangat dekat dengan UGM secara geografis dan juga secara sosiologis,” urainya.
Ia menerangkan ada empat kegiatan yang menjadi pilar di dalam Program KIBAR ini yaitu Perencanaan Penyusunan Pangkalan Data Spasial, Sosial dan Sektoral; Pelaksanaan Penyusunan Pangkalan Data; Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Kawasan Bulaksumur dengan berbasis pada potensi dan permasalahan masyarakat; serta Kegiatan Sosial bagi Masyarakat Kawasan Bulaksumur.
Selain dengan program KKN-PPM, lanjut Arie, pelaksanaan program didukung dengan aktivitas kerelawanan mahasiswa dan berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian oleh dosen dan mahasiswa. Program ini diharapkan akan melahirkan model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi ke daerah lain, yaitu model pemberdayaan melalui sinergi berbagai pihak untuk mempercepat proses akselerasi pengembangan kemandirian masyarakat.
“Tantangan pemberdayaan bukan semata soal sumber daya, tetapi seperti apa kemampuan mengelola sumber daya tersebut sehingga tujuan yang kita inginkan bisa terwujud,” tukas Arie. (jat)