Sleman Siap Menjadi Sentra Tanaman Kopi
SLEMAN, BERNAS.ID – Sleman siap menjadi sentra tanaman kopi jenis robusta dengan lahan seluas 50 hektar di kawasan Lereng Merapi. Hal itu didukung dengan Gerakan Tanam Kopi (Gertak) yang dimulai sejak bulan Januari 2022 dengan penyerahan 4000 bibit tanaman kopi dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Di tahun 2022, Kementan memberikan hibah lahan seluas 50 hektar yang tersebar di wilayah Cangkringan, Pakem dan Turi Kabupaten Sleman untuk pelaksanaan pengembangan kawasan kopi robusta. Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman telah menetapkan 20 kelompok tani untuk menerima bantuan benih kopi robusta.
Baca Juga Muhibah Budaya, Wujud Kerjasama DIY Dan Trenggalek
Kali ini, Gerakan Tanam Kopi (Gertak) digelar di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (24/9). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Hendratmojo Bagus, serta Bupati dan Wakil Bupati Sleman.
Hendratmojo mengatakan dalam kegiatan Program Gerakan Tanam Kopi Indonesia (Gertak) akan kembali diserahkan sebanyak 50 ribu benih tanaman kopi, setara dengan 50 hektar dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian kepada Pemerintah DIY. Puluhan ribu bibit kopi tersebut akan ditanam di area lereng gunung Merapi.
“Seperti kita ketahui, tanah yang mengandung debu vulkanik itu membawa material organik yang dapat mendukung dan merangsang pertumbuhan tanaman, termasuk tanaman kopi,” tuturnya.
Baca Juga Mendagri Ajak Seluruh Daerah Kelola Sampah Dengan Baik
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menyebut Program Gertak sesuai dengan target Pemerintah DIY untuk menjadikan wilayah Sleman sisi utara sebagai sentra tanaman kopi. Menurutnya, produk kopi DIY saat ini baru bisa memenuhi 10 persen dari kebutuhan dan konsumsi kopi di DIY.
Untuk itu, Sugeng mengatakan perlunya dilakukan perluasan lahan tanaman kopi di DIY guna memenuhi permintaan kebutuhan kopi tersebut. “Di tahun 2023 akan ada lagi bantuan 500 ribu benih kopi dari Kementerian Pertanian yang akan di tanam di lereng Merapi,” jelasnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan kopi jenis robusta lebih banyak berkembang di Kabupaten Sleman daripada jenis Arabica. Pada tahun 2021, luas area tanaman kopi arabica mencapai 36,6 Ha, dengan produksi sebesar 17,8 ton biji kering yang tersebar di wilayah Cangkringan, Turi dan Pakem.
Sedangkan untuk kopi robusta memiliki luas area tanaman mencapai 217,95 Ha dengan jumlah produksi lebih dari 67,24 ton biji kering yang tersebar di 12 Kapanewon dengan populasi terbanyak berada di Kapanewon Cangkringan.
“Kami berharap dengan adanya perluasan lahan tanaman kopi, maka produksi kopi Sleman dapat semakin meningkat sehingga juga berkorelasi terhadap peningkatan pendapatan para petani kopi di Sleman,” kata Kustini.
Ia melaporkan pada tahun 2022, Pemkab Sleman memperoleh bantuan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian untuk pengembangan kopi robusta di Kabupaten Sleman seluas 50 Ha berupa bibit kopi robusta dan pupuk organik.
Bantuan ini nantinya akan didistribusikan kepada 20 kelompok calon penerima yang tersebar di wilayah Cangkringan, Pakem dan Turi. (jat)