Berita Nasional Terpercaya

Hasil Panen Raya Bawang Merah Srikayangan di Kulon Progo Meningkat 65 Persen

1

KULONPROGO, BERNAS.ID – Petani bawang merah Srikayangan, Kulon Progo mampu menghasilkan 16 ton per hektar untuk sekali panen. Jumlah itu jauh di atas rata-rata panen bawang merah yang biasanya berkisar 9,7 ton per hektar.

Baca Juga Pemda DIY Dukung Satu Data Nasional, Minimalisir Duplikasi Ganda

Data tersebut disampaikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Buwono X saat mengawali panen raya bawang merah, Senin (03/10) di Bulak Srikayangan, Sentolo, Kulon Progo bersama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Panen raya ini juga dilakukan dalam rangka memperingati Puncak Hari Tani 2022.

Sri Sultan mengatakan prestasi petani bawang merah di Srikayangan ini meningkat dengan sangat baik dari tahun ke tahun. Sementara, komoditas ini dihargai sebesar Rp.17.000,00/kg. Luasan lahan agroindustri bawang merah ramah lingkungan di Srikayangan ini mencapai 300 hektar dengan varietas Tajuk dan Srikayang.

“Saya harap petani bisa meneruskan tanaman ini dengan segenap hati sebagai suatu pilihan. Petani bisa menanam brambang ini dengan telaten sehingga hasil baik dan selalu sesuai harapan,” tutur Sri Sultan.

Dukungan pertanian telah banyak dilakukan oleh Pemda DIY dengan serius. Petani banyak difasilitasi melalui BUMD, Bank Himbara, Koperasi dan badan lain milik pemerintah.

Oleh karena itu, Sri Sultan berharap masyarakat bisa serius di sektor pertanian dan saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Kebutuhan pangan nasional yang tercukupi otomatis akan membawa kesejahteraan dari level paling bawah yaitu kesejahteraan keluarga.

Baca Juga Gubernur DIY Ajak Tertib Pendataan Karya Budaya

Sri Sultan juga mendorong petani untuk mampu mengelola stok hasil panen untuk bisa mengantisipasi apabila terjadi gagal panen akibat perubahan cuaca. Menurut Sri Sultan hal ini bisa menjadi antisipasi untuk kestabilan harga pasar. “Kami akan selalu berupaya untuk berbuat lebih besar untuk petani agar tidak terjadi penjualan yang dibawa harga yang kurang menguntungkan bagi petani. Semoga acara ini bisa memberi ruang lebih berkembang lagi,” tutup Sri Sultan.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo pada kesempatan tersebut mengungkapkan petani adalah ujung tombak bagi ketahanan pangan Indonesia. Sesuai tema Hari Tani 2022 yaitu Petani Pahlawan Bangsa, pertanian bukan hanya persoalan penyediaan pangan, tapi sekaligus penyelenggaraan kesehatan. Selain itu, lapangan kerja pun turut terselenggara sebagai penyerapan tenaga kerja terbesar pada masyarakat.

Menteri Yasin Limpo sangat terkesan dengan hasil pertanian bawang merah di Kulon Progo. Dari hamparan 300 hektar ini, ia menilai lahan sangat produktif sehingga mampu menghasilkan panen yang sangat signifikan yang berkaitan dengan komoditi bawang merah.

“Bawang merah adalah bagian-bagian dari komoditi yang berpengaruh pada inflasi di negara ini termasuk cabe. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Pak Sultan bersama Pak Bupati di sini adalah bagian yang pasti saya akan ikuti yaitu menjaga agar inflasi kita di sektor pangan itu bisa kita jaga untuk tidak drop, artinya tidak membangun minus yang lebih tinggi lagi,” jelasnya.

Menteri Yasin Limpo menyebut adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait dengan Bupati dan Gubernur DIY dalam rangka menjaga keberlangsungan harga komoditas. Hal ini dilakukan untuk menginterpretasi apabila harga turun sehingga hasil panen tetap bisa dijual dengan harga layak.

Ia berharap konsep ini bisa berjalan, minimal untuk ikut menjaga agar normalisasi harga dari ketersediaan komoditas bisa dilakukan sehingga tidak terjadi lonjakan-lonjakan yang merugikan.

Selain itu, lanjut Limpo, mengembangkan teknologi pertanian menjadi hal mutlak yang mampu memberikan kemudahan kinerja petani. “Saya berharap pertanian akan lebih maju, lebih memandirikan dirinya dan mau memandirikan bangsa. Petani kita harus makin modern. Petani modern kadang-kadang ya kaki dan tangannya tidak nyentuh tanah lagi konsepsinya yang bermain,” terang mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini.

Ia menyebut pertanian mampu memutar ekonomi bagi kehidupan manusia. Menurutnya, perkembangan pertanian di DIY, terutama Kulon Progo ini sangat baik. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki pertanian yang hebat. Proses panjang pertanian ini adalah bentuk pengabdian tulus bagi semua orang.

“Pak Sultan selalu kritis dan mengajarkan saya berpihak pada kepentingan rakyat agar tidak bermain-main di atas kepentingan mereka. Saya dengar dari Sultan begitu banyak gagasan untuk menjaga pertanian. Saya siap mendukung itu,” tegasnya.

Menteri Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian RI menghabiskan dana hingga Rp85 triliun untuk mendukung pertanian Indonesia. Dari dana Rp.85 trilliun tersebut, dana macet tercatat hanya 0,6% saja. Melihat fakta lapangan, sektor pertanian mendapat dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo untuk bisa memanfaatkan dana yang lebih besar, yaitu Rp90 trilliun.

“Dana itu sampai ke petani untuk pengembangan. Para petani yang jujur ini tulus dan amanah menggunakan dana dengan bijak dari pemerintah,” ujarnya pada acara yang dihadiri oleh, Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian RI, Plt. Bupati Kulon Progo, dan segenap jajaran Forkopimda dan Kepala OPD DIY. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.