Akademisi Tingkatkan Kapasitas Pokdarwis Banyurejo Tempel Sleman Lebih Kompeten

SLEMAN, BERNAS.ID – Desa wisata memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata meski masih belum mempunyai sistem yang terintegrasi dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan dengan pembekalan sumber daya manusia di dalam desa wisata agar lebih berkompeten.
Tak dipungkiri, sektor pariwisata menjadi salah satu yang perlu dibenahi karena menjadi salah satu sektor untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Baca Juga Kemendag Sebut Nilai Ekspor Etanol Tumbuh Signifikan
Hal itu mengemuka dalam pelatihan dan peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman di salah satu hotel di kawasan Jalan Magelang, Rabu (9/11). Pelatihan ini akan memperkuat tata kelola kelembagaan pokdarwis sebagai salah satu program dari tim Matching Fund UMY untuk membentuk Creative Tourism Village yang terintegrasi.
Sakir Ridho Wijaya selaku Ketua Tim Matching Fund UMY mengatakan pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut setelah pembentukan Pokdarwis yang diberi nama Banyuaji. “Mimpi ke depannya adalah bagaimana nanti Kelurahan Banyurejo bisa memiliki wisata desa. Salah satu misi kami ialah wisata desa untuk kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Matching Fund, sebuah program dari Kemendikbudristek sebagai bentuk dukungan dalam membentuk kolaborasi antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri. UMY pada tahun 2022 menjadi salah satu perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan bantuan pendanaan melalui program pengintegrasian potensi wisata di Kelurahan/Desa.
Baca Juga Sleman Siap Menjadi Sentra Tanaman Kopi
Salah satu pemateri, Dr Rudy Suryanto, founder dari Bumdes.id mengatakan fokus utama yang harus diperhatikan desa wisata, yaitu cara untuk memasarkan suatu produk atau jasa.
“Ini bukan masalah produk, tapi bagaimana cara kita menjual produk. Contoh skemanya bisa dimulai dari proses produksi, misalkan produk yang dijual adalah hasil olahan pertanian maka tentukan siapa yang menanam, siapa yang mengemas dan siapa yang menjual produknya,” jelasnya.
Pelatihan dihadiri oleh perangkat Kelurahan Banyurejo dan anggota pokdarwis Banyuaji, serta mahasiswa prodi Ilmu Pemerintahan UMY dan prodi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta. (jat)