Berita Nasional Terpercaya

Diplomasi Kopi Nusantara, Tawarkan Strategi Merawat Kebudayaan

0

JAKARTA, BERNAS.ID – Pameran bertajuk “Kopi Togetherness” menjadi ajang diplomasi kepada dunia tentang pengenalan kopi Nusantara. Pameran ini juga menjadi persiapan Indonesia untuk mengikuti ekshibisi internasional bertajuk “Qatar Year of Culture 2023”.

Direktur Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid mengatakan diplomasi melalui kopi menjadi tantangan tersendiri untuk berdiplomasi.

“Kita akan menggunakan diplomasi kopi saat pelaksanaan pameran dengan mengenalkan kopi nusantara di Qatar berlangsung selama kurang lebih enam bulan,” tegas Hilmar saat membuka pameran yang dilangsungkan di Museum Nasional Jakarta, Jumat (18/11).

Baca Juga Bappebti Imbau Masyarakat Waspadai Perdagangan Aset Kripto

“Awal mula masuknya kopi di Indonesia karena adanya sistem tanam paksa yang menyakitkan, namun lambat laun hal yang menyakitkan tersebut berubah menjadi suatu hal yang membanggakan. Sesuatu yang menyakitkan jadi membanggakan, itulah yang disebut kebudayaan. Kebudayaan tersebut jadi sandaran yang membangkitkan energi kita untuk berbicara kepada dunia,” beber Hilmar.

Senada dengan itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Museum Nasional, Sri Hartini menyampaikan bahwasanya Kemendikbudristek menyampaikan apresiasi untuk para kurator yakni Handoko Hendroyono, Nusi Lisabilla, Estudiantin, dan Daroe Handojo; Farah Wardani selaku Direktur Eksibisi; komunitas dan pegiat kopi yang telah melakukan kolaborasi dan memberikan kontribusi atas persiapan ‘Kopi Togetherness’.

“Sesuai dengan temanya yaitu kebersamaan, sehingga selama satu bulan, masyarakat akan diajak untuk bersama-sama menyusuri jejak kopi Nusantara lewat program publik yang disajikan lewat tema dan beragam penyajian setiap hari,” sambung Sri.

Baca Juga Dubes Norwegia Sebut Yogyakarta Akan Banyak Lahirkan Pemimpin

Pameran ‘Kopi Togetherness’ dibagi dalam lima subtema yaitu Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka. Kopi Bumi mengangkat relasi kopi sebagai sumber daya agrikultural yang memberi sumbangsih dan keberlanjutan pada lingkungan dan beragam upaya masyarakat dan komunitas untuk memberdayakannya. Kultur Kopi mengangkat berbagai aspek kebudayaan, sejarah dan kearifan lokal yang diciptakan di berbagai pelosok nusantara. Kopi Kita dan Kopi Kini menghadirkan berbagai narasi keseharian, kreativitas dan kehidupan sosial yang terhubung oleh skema kopi Indonesia.

Selanjutnya, salah satu kurator pameran, Handoko Hendroyono menyatakan bahwa setiap hal yang berkaitan dengan kopi selalu menyenangkan. “Secara umum terdapat dua bagian pameran. Pertama, bagian yang bersifat arsip, kedua adalah public history atau pelibatan masyarakat dalam merespons kopi,” tutur Handoko.

Adapun subtema Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini dan Kopi Kita ini dihadirkan dalam rangkaian karya instalasi oleh enam komunitas/kolektif seniman yang diundang khusus untuk merespons tema ‘Kopi Togetherness’, yaitu duo musisi elektronik Bottlesmoker, komunitas graffiti dan street art Mahavisual (featuring Stereoflow, Alphabad.xyz, Popo Mangu, Yessiow, dan Gardu House), kolektif arsitektur Ugahari, jejaring penggambar (sketchers) Nusantara Indonesia Sketchers, jejaring aktivis kopi Komunitas Jenama Kopi (featuring Smesta, Popsiklus, Gunagoni, Debbybyday, Koleksi Karta, Craft Denim, Seniman), dan kelompok perupa dan seni pertunjukan Paguyuban Gegerboyo.

Adapun subtema terakhir yaitu Kopi Merdeka menghadirkan serangkaian artefak dan arsip koleksi Museum Nasional Indonesia berkolaborasi dengan museum-museum serta pusat arsip dalam jejaring nasional maupun internasional Museum dan Cagar Budaya di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek). Diyakini subtema ini akan menawarkan sisi lain dan perspektif baru dari rekam jejak historis kopi sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Pameran “Kopi Togetherness” akan berlangsung tanggal 18 November hingga 19 Desember 2022 dimulai dari pukul 10.00-18.00 WIB di Area Sunken, Musem Nasional Jakarta. Masyarakat dapat melihat serta melakukan registrasi atas acara yang tersaji selama pameran melalui laman resmi Museum Nasional. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.