Dinas Kesehatan DIY Dukung Kampanye Resistensi Antimikroba

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Pengurus Daerah (PD) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menutup rangkaian Pekan Kesadaran Antrimikroba Dunia dengan bersilaturahmi ke Dinas Kesehatan, Kamis (24/11). Selain berdiskusi untuk kampanye antimikroba, juga diberikan penyematan pin apresiasi kepada pengurus cabang IAI atas kepeduliannya mengedukasi penggunaan antibiotik.
Hendy Ristiono, Ketua PD IAI DIY mengatakan, kegiatan kunjungan merupakan rangkaian terakhir Pekan Kesadaran Antrimikroba Dunia 2022. Ia mengatakan pihaknya telah melakukan banyak kegiatan dari level pengurus cabang dan daerah.
“Untuk pengurus cabang melakukan edukasi-edukasi ke sekolah di wilayahnya masing-masing, sedangkan untuk DPD, kita kampanye antimikroba di Tugu Putih Jogja,” tuturnya, Kamis (24/11).
Lanjut tambahnya, untuk penyematan pin, Hendy menyebut sebagai bentuk apresiasi kepada pengurus cabang IAI DIY yang telah mempunyai kepedulian untuk berperan aktif di dalam pencegahan resistensi antimikroba. “Silahturahmi ke Dinas Kesehatan DIY ini bertujuan agar nantinya bisa memberikan dukungan bahwa kegiatan IAI juga menjadi perwakilan dari Pemerintah,” ujarnya.
Baca Juga Pemda DIY Dukung Satu Data Nasional, Minimalisir Duplikasi Ganda
“Kita setelah ini akan merencanakan semacam diskusi bersama dengan organisasi profesi kesehatan di DIY untuk melakukan identifikasi terkait peran-peran dalam organisasi profesi kesehatan misal dari IDI, IAI, IBI, PPNI, dan organisasi lainnya tentang pencegahan resistensi antimikroba,” imbuhnya.
Hendy mengatakan setelah identifikasi itu, akan mengusulkan bersama agar kegiatan encegahan resistensi antimikroba bukan hanya menjadi tugas satu organisasi profesi kesehatan saja. “Tetapi gerakannya bisa secara masif untuk bersama-sama mencegah resistensi antimikroba,” katanya.
Baca Juga Dubes Norwegia Sebut Yogyakarta Akan Banyak Lahirkan Pemimpin
Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie menyambut baik inisatif dari PD IAI DIY untuk secara bersama-sama organisasi profesi kesehatan lain mencegah resistensi antimikroba.
“Saya pikir inisiatif yang luar biasa. Kita tahu bahwa pemakaian antibiotik ini kan harus terjaga dengan baik. Masyarakat harus dipahamkan memakai antibiotik secara baik dan benar,” tuturnya.
Ia pun tak memungkiri ke depan, Dinas Kesehatan DIY ingin ada kebersamaan dengan organisasi profesi kesehatan yang lainnya untuk menjaga warga DIY dari resistensi antimikroba.
“Harus ada dukungan. Kami punya komitmen yang kuat untuk menjaga warga DIY dari resistensi antimikroba. Sebab, Jogja ini tidak hanya menghadapi penyakit yang menular, tetapi juga penyakit infeksi yang harus kita jaga dengan baik,” tukasnya. (jat)