Rakerda REI DIY Optimis Kebangkitan Properti di Tengah Ancaman Resesi 2023
YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggelar rapat kerja daerah (rakerda) dari tanggal 18-19 Desember 2022 untuk mengevaluasi dan menajamkan program-program unggulan yang telah dirumuskan. Rakerda mengangkat tema “Memperkuat Sinergi untuk Kebangkitan Properti DIY”.
Tak hanya rakerda, DPD REI juga akan mengadakan pameran properti dengan target Rp50 milyar di Atrium Ambarukmo Plaza. Selain itu, juga akan dilakukan welcome dinner dengan berbagai mitra seperti perbankan, pemerintah, dan lainnya di Pendopo Ambarrukmo Yogyakarta.
Baca Juga Gunungkidul Punya Potensi Besar Di Sektor Kerajinan
Ujang Muchsin, Ketua Panitia Rakerda REI DIY mengatakan, rakerda dilaksanakan minimal satu kali dalam kepengurusan. Ia mengatakan rakerda akan dihadiri 113 anggota REI aktif.
“Di rakerda, semua stakeholder pengembangan properti akan bersatu-padu agar properti bangkit seperti sebelum pandemi,” tuturnya, Sabtu (17/12).
Lanjut tambahnya, rakerda juga akan berbicara tentang strategi bagaimana membuat kebangkitan properti di DIY bisa segera terwujud, misalnya, perizinannya yang lebih gampang dan lebih jelas. “Keinginan bangkit ini juga didukung Pemda dan perbankan, bahkan bagaimana penyediaan listrik bisa dilakukan lebih cepat,” katanya.
Baca Juga Para Saksi Menjawab Sah, Kaesang Langsung Ucap Alhamdulillah
Soal ancaman resesi bahkan multiresesi di tahun 2023, anggota REI DIY akan terus berkoordinasi untuk terus berinovasi dan membuat produk. “Lalu, konsumen kita yakinkan bahwa investasi properti itu investasi yang aman. Fenomenanya saat ini, banyak pembeli properti menahan uang, lihat situasi dulu seperti apa. Kita akan berkampanye jangan takut membeli properti,” tuturnya.
“Properti tahun 2023 akan masih tumbuh sesuai proyeksi ekonomi Indonesia yang masih tumbuh di Indonesia sekitar 5 persen. Menurut perkembangan analis, perkembangan properti akan terus beriringan dengan pertumbuhan ekonomi,” tukasnya. (jat)