Berita Nasional Terpercaya

Jokowi Sebut Tahun 2023 Masih Menjadi Ujian Ekonomi

1

JAKARTA, BERNAS.ID – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). Rakornas mengusung tema “Penguatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi”.

Presiden RI, Joko Widodo yang hadir dalam rakornas mengingatkan seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah jika 2023 akan masih menjadi tahun ujian bagi ekonomi nasional. “Saya bersyukur stabilitas ekonomi bisa kita perkuat dan kita pertahankan sehingga tetap bisa berada pada kondisi yang baik. Ini tentu berkat kerja keras kita semuanya. Meskipun kita bisa melalui tahun turbulensi ekonomi di 2022, tapi hati-hati di 2023 karena masih menjadi tahun ujian bagi ekonomi kita maupun ekonomi global,” tutur Jokowi.

Baca Juga Bappebti Imbau Masyarakat Waspadai Perdagangan Aset Kripto

Ia pun mengingatkan seluruh pihak, khususnya pemerintah daerah agar jangan sampai salah membuat kebijakan sekecil apapun. Kebijakan yang dibuat harus selalu berbasis pada data dan fakta di lapangan.

Terkait kondisi ekonomi nasional ke depan, Jokowi masih mengatakan jika momok semua negara saat ini adalah inflasi. “Patut kita syukuri inflasi kita terakhir ada di angka 5,5%, ini juga berkat kerja keras kita semua. Ke depan, perlu kita jaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan barang, jangan sampai ada kebijakan yang justru bisa berdampak besar terhadap inflasi. Jadi tolong dipikirkan lagi jika akan menaikkan tarif apapun,” ujarnya.

Selain inflasi, Jokowi menyebut persoalan yang masih menjadi PR secara nasional adalah kemiskinan ekstrim. Berdasarkan data yang ada, hingga tahun 2022 angka kemiskinan ekstrim di Indonesia masih di angka 2% dan masih ada 14 provinsi yang angka kemiskinan ekstrimnya masih di atas angka nasional.

“Saya kira data (kemiskinan ekstrim) sudah ada, jadi tolong bagi kepala daerah untuk mengecek kembali di lapangan. Apalagi target di tahun 2024, kemiskinan ekstrim nasional harus berada pada angka 0%. Target ini tentu tidak mudah,” imbuh Jokowi.

Mengenai kualitas SDM nasional, Jokowi mengingatkan jika Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030-2035. Untuk itu, kondisi dan kualitas SDM Indonesia harus berkualitas, sehingga mampu memiliki produktivitas yang baik pula. Untuk itu, persoalan stunting harus bisa segera diselesaikan, atau setidaknya diturunkan.

“Persoalan stunting ini harus menjadi target penyelesaian bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Stunting kita di tahun 2021 masih di angka 24 persen, di tahun 2022 berhasil turun ke angka 21 persen, dan target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen,” paparnya.

Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, Jokowi menegaskan jika investasi masih menjadi kunci utama, termasuk di tahun 2023 ini. Selanjutnya, persoalan mengenai birokrasi, APBD dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih harus menjadi perhatian semua pihak. Ia pun berharap APBD yang dibelanjakan untuk produk-produk buatan dalam negeri bisa semakin ditingkatkan.

Baca Juga Kemendag Sebut Nilai Ekspor Etanol Tumbuh Signifikan

“Belanja produk dalam negeri, baik dari APBN maupun APBD baru sekitar 61 persen. Kita ingin tahun ini bisa meningkat lebih dari itu, syukur-syukur bisa sampai 100%. Sehingga saya mengajak seluruh pemerintah daerah, terutama yang PAD-nya besar, mari mulai mendesain dan merencanakan program sebelum tahun ini berjalan,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan tentang stabilitas politik dan keamanan jelang Pemilu 2024. Ia meminta semua pihak untuk bekerja sama menjaga kondisi dan suasana agar tetap kondusif. “Jangan sampai masyarakat kita tidak menjadi korban politik, utamanya politik identitas. Dan saya ingatkan, TNI/Polri tidak berpolitik praktis,” katanya.

Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian mengatakan sebagai upaya pengendalian inflasi daerah, pihaknya bersama dengan kementerian dan lembaga terkait telah melaksanakan langkah-langkah, seperti rapat koordinasi rutin mingguan pengendalian inflasi daerah.

“Pertumbuhan ekonomi secara nasional terus menunjukkan angka positif. Berdasarkan laporan BPS, di awal kuartal ketiga tahun 2022 pertumbuhan ekonomi kita mencapai angka 5,72 persen. Angka ini terus turun hingga mencapai 5,42 persen di bulan November 2022. Dan pada Desember 2022 terjadi kenaikan sedikit jadi 5,51 persen karena adanya pola demand yang bersifat musiman, yakni Hari Raya Natal dan Tahun Baru,” tukasnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.