Komik Dagingtumbuh Vol. 20 Diluncurkan, Diikuti Serangkaian Acara Menarik

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Salah satu karya komik indie yang dianggap penting mewakili periode kebangkitan lagi komik Indonesia adalah “Dagingtumbuh Volume 1: Segar” (2000), yang digagas oleh Eko Nugroho pada tahun 2000 ketika masih ber-kuliah di Seni Lukis Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Awal tahun ini terbit edisi yang ke-20! The Dagingtumbuh masih terus berupaya konsisten dan kembali menerbitkan kompilasi komik Volume 20 dengan judul “Perlawanan Remah-Remah”, dengan persyaratan submisi yang hampir tidak ada yang diubah seperti pada volume-volume awal.
“Bagi komik indie, untuk mencapai 20 edisi merupakan sebuah apresiasi karena rata-rata komik indie tidak sampai 10 edisi. Untuk itu, di edisi ke 20 ini, The Dagingtumbuh akan mengadakan launching yang masif melalui pameran, diskusi dan workshop komik,” ujar kurator komik Terra Bajraghosa lewat keterangan tertulis, Jumat (27/1/2023).
Baca juga: Yogyakarta Comic Weeks, Bukti Komik Lokal Juga Berkualitas
Komik volume 20 ini mengusung judul ”Perlawanan Remah-remah”. Menurut Eko Nugroho sang komikus, judul ini sebagai penggambaran semangat untuk bangkit kembali dari kondisi COVID-19. “Semangat tidak menyerah pada keadaan, pulih, bangkit, baik sebagai manusia maupun manusia yang berkarya,” ujar dia.
Berikut ini adalah agenda acara terkait peluncuran vol. 20 komik tersebut:
1. Pameran Komik The Dagingtumbuh Volume 20: Melawan Rempah-rempah
Pameran ini akan menampilkan 30 komik terpilih dari kontributor volume 20, yang dikurasi oleh Terra Bajraghosa. Karya-karya inilah yang bisa dibilang mewakili Dagingtumbuh pada saat sekarang. “Estetika” Dagingtumbuh yang sering diperbincangkan seperti liar, melanggar tabu, meledek, atau segar, sejatinya hadir melalui karya-karya yang ada, yang dibiarkan oleh Dagingtumbuh apa adanya.
Dalam pameran ini, Eko Nugroho dan Terra Bajraghosa mengajak pengunjung pameran secara playfull seperti berada dalam wahana melalui instalasi korden komik, mural, bebatuan, dalam ruangan Tempuran Space yang unik.
Pelaksanaan pameran: 28 Januari – 12 Februari 2023, di Ruang Gendol, Tempuran Space, Jl. Plataran No. 9 Sembungan RT 01, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
2. Diskusi “Duapuluh Dua Tahun Dagingtumbuh: Perlawanan Remah-remah!”
Menyoroti perjalanan komik Dagingtumbuh yang bisa mencapai 20 edisi, Dagingtumbuh akan seperti apa ke depannya, apakah spiritnya masih akan sama? Bagaimana pengamat komik dan pelaku komik melihat hal ini?
Pembicara diskusi: Eko Nugroho (Presiden Dagingtumbuh, seniman), Terra Bajraghosa (Pengajar dan Kurator Komik), Imas Ajriana (Kontributor Dagingtumbuh Vol. 20), Lily Elserisa (Moderator).
Pelaksanaan acara: Jumat, 3 Februari 2023, jam 15.00-17.00 wib, di Ruang Krasak, Tempuran Space, Jl. Plataran No. 9 Sembungan RT 01, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
3. Workshop Komik ala Dagingtumbuh
Workshop Art Comic yang akan mengajak peserta workshop untuk berkarya secara bebas ala Dagingtumbuh, dimentori oleh oleh Erwan “Iwank” Hersisusanto yang telah malang melintang dalam dunia komik indie, lokal, nasional, dan internasional.
Hasil karya wokshop akan turut dipamerkan, dan dijilid bersama sebagai Kompilasi Dagingtumbuh Vol. 20,5, dengan judul yang disepakati bersama oleh para peserta. Ditujukan untuk publik umum.
Pelaksanaan acara: Sabtu, 4 Februari 2023, jam 14.00-16.00 wib, di Ruang Krasak, Tempuran Space, Jl. Plataran No. 9 Sembungan RT 01, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Baca juga: God You Must Be Joking, Komik Strip Kontroversial Yang Dianggap Mempermainkan Tuhan Telah Dibukukan
Dalam sejarah komik Dagingtumbuh, Eko Nugroho juga mengajak perupa atau pekomik di lingkaran pertemanannya untuk berkontribusi karya, bebas apa saja bentuknya asal tetap difotokopi. Eko awalnya menelurkan ide bahwa Dagingtumbuh adalah ruang pamer yang murah dan bisa dinikmati di mana saja, kapan saja, sebagai bentuk perlawanan terhadap institusi galeri seni rupa mapan.
Ide ini ia munculkan ketika ia merasa ruang pameran di Yogyakarta tidak cukup banyak untuk bisa meloloskan proposal pamerannya dan menampung perupa-perupa muda sepertinya pada saat itu. Berdasar format media; fotokopian yang berisi gambar-gambar dan dijilid dalam bentuk buku, ruang yang digagas Eko tersebut memang lebih mahsyur dikenal sebagai komik.
Pada volume-volume lanjutan, Dagingtumbuh menerima karya dari siapa saja, tanpa seleksi, hanya menunggu antrian tampil saja.
Ruang dan peluang yang disediakan tersebut, membuat Dagingtumbuh disebut memiliki peran penting pada perkembangan seni rupa Indonesia awal milenium baru, dengan menyediakan lahan berkreasi untuk perupa muda, dan juga menjadi sampel yang unik dalam lini masa komik Indonesia. (den)